Yang terjadi

Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu masa lalu yang indah ataupun masa lalu yang kelam. Seorang yang memiliki masa lalu yang kelam berbeda dengan seseorang yang memiliki masa lalu yang indah. Masa lalu yang indah akan terus dikenang dan diingat, sedangkan masa lalu yang kelam akan menghancurkan masa yang akan datang, Karena masa lalu yang kelam kerap meninggalkan bekas dan berakhir dengan trauma.

Sama halnya yang dialami oleh Rumi.

Jaya mendekap Rumi dalam dadanya. Berusaha membuka hati mungkin sedikit berat. Tapi, mau sampai kapan dia larut akan rasa duka? Di hadapannya sudah ada wanita yang sudah sah dan berhak mendapatkan cintanya.

"Tidak perlu khawatirkan apapun, kuasa Allah diatas segalanya. Allah selalu tahu yang terbaik untuk hambanya. Seseorang berkata padaku. Allah lebih dekat dari urat nadi. Kamu percaya juga, kan?"

Rumi mengangguk di dalam dekapan Jaya.

Jaya tidak tahu perihal perasaan yang sejauh ini menguasai hatinya. Perasaan cintanya pada Dinar melekat dalam jiwa, hingga ketika sesuatu yang berharga di hidupnya Tuhan ambil kembali, Jaya melupakan bahwasanya tiada tempat berpulang kecuali kepada-Nya. Kepergian orang yang teramat dicintainya menyebabkan luka yang teramat dalam, sampai menutup mata hatinya. Dinar yang terlalu indah, terlalu sempurna, bahkan karena kesempurnaan itu membuat Jaya susah sekedar menerima orang lain. Itulah sebabnya Jaya memohon pada-Nya. Untuk menghadirkan seseorang, agar dapat membuka hatinya yang terlanjur terjebak dalam cinta yang telah usai.

"Mas tanya sekali lagi padamu, Rumi. Bisakah beri lelaki tua ini kesempatan untuk mendapatkan hati perempuan muda sepertimu?"

Percayalah meski sama-sama memiliki masa lalu kelam. Seorang lelaki tidak sekuat perempuan mengenai perasaan.

Rumi benar-benar tidak mampu berkata apapun lagi.

"Jika harus menyerah hanya sampai disini, lebih baik dulu Mas tak usah mulai, bukan karena masa yang telah ku habiskan bersamamu, Percayalah. Karena di hati ini mulai hadir namamu."

Tak ada kata yang bisa Rumi keluarkan dari bibirnya. Ia hanya bungkam. Wajah Jaya meski sendu, memancarkan sesuatu sinyal yang membuatnya bergidik.

Ini seperti saat itu, saat Rumi memberikan Kehormatannya pada suami pertama-nya. Kini akankah saat seperti itu telah tiba? Sesuatu hasrat alami seorang pria normal dari segi fisik, sekalipun dalam hatinya sudah begitu beku dan hancur. Rumi bisa merasakan sentuhan lembut selayaknya pasangan halal, dan ia dengan sukarela memberikannya pada Jaya jika lelaki itu menginginkannya.

Apapun alasan Jaya melakukannya saat ini, yang pasti ia akan siap melayani.

Ya, karena Rumi ingin menjadi istri yang baik, istri yang akan meluluhkan hati beku suaminya, menyembuhkan trauma nya, dan mendapatkan cinta itu sepenuhnya bukan hanya dari hasrat nafsu semata.

"Peluk aku," kata Jaya tiba-tiba, Rumi agak terkejut mendengar nada merengek itu. ini mengingatkannya dengan Jaya yang pertama dikenalnya.

"Peluk ... "

Seperti anak kecil.

Rumi tersenyum, pun tak keberatan memeluk tubuh tinggi suaminya. Jaya terdengar menghela napas lega seakan menikmati pelukan hangat istrinya, ia balik memeluk Rumi dan bahkan mengecup puncak kepala sang istri.

Pelakuan yang sangat manis.

Jaya tahu ia harusnya bersyukur memiliki wanita seperti Rumi, karena di luar sana banyak sekali pria yang mengharapkan wanita yang selalu siap apa pun keadaan suaminya. Bisa dikatakan, itu harapan semua orang, mendapatkan pasangan sebaik-baiknya yang diharapkan.

Hangat.

Rumi wanita yang hangat. Meskipun usianya masih terbilang cukup muda. Jarak yang lebih sepuluh tahun, tak membuat wanita itu terlihat kekanak-kanakan, justru malah sebaliknya Jaya-lah yang kekanakan.

Dada Rumi tak karuan merasakan tangan besar milik Jaya menyisip di antara baju tidur yang dikenakan.

Rumi semakin dibuat baper oleh tingkah sang suami saat ini.

"Mas.... " wajah Jaya lebih mendekati Rumi, dan kini hidung mereka bersentuhan karena jarak yang disapu antar keduanya. Rumi bisa merasakan kehangatan di sana.

Kebekuan suaminya perlahan mencair.

Tubuh wanita dua puluh tahun itu seketika melayang. Jaya mengangkat tubuh sang istri sembari memperdalam ciumannya.

Rumi yang tak biasa diperlakukan semanis ini terlena. Perasaan takut sebab sentuhan asing perlahan memudar digantikan suara deru napas yang meningkat.

"Rumi... "panggil Jaya, kala tengah mengusap perut Rumi sambil mendekatkan kepala di sana, pria itu lalu menatap sang istri dengan wajah mendamba.

Ini pertama kali Rumi disentuh dengan selembut ini, dan ini juga pertama kali untuk Jaya disentuh di mana-mana dan dimanjakan tanpa jeda oleh perempuan yang menyandang gelar istri.

"Tatap aku, Dek." Jaya masih menggenggam tangan Rumi. "Jangan berhenti lakukan lagi lebih keras."

"Mas... " keduanya saling memuji dengan saling memanggil satu sama lain.

Nyatanya bagaimana pun sebuah hubungan, antara satu orang dan orang lain tetap ada perbedaan. Bodoh! Jika saja orang dalam keadaan sadar salah mengenali pasangan yang tengah saling melengkapi seperti ini.

Jaya membuat Rumi terus tersengal-sengal. Jaya juga ingin memberi Rumi kepuasan bukan hanya s*x untuk dirinya sendiri. Jaya ingin Rumi lebih rileks dan sehat, lebih bahagia dan nyaman. Mereka sudah sama-sama dewasa tahu porsi kebutuhan fisik antara pria dan wanita.

"Mas ... " Rumi merintih ngilu.

Jaya ikut merasa puas melihat Rumi yang ikut menikmati apa yang tengah mereka lakukan saat ini.

"Aku mau melakukannya lebih sering jika kamu tidak keberatan?" Jaya menyapu dari Rumi yang basah, menyingkirkan helaian rambutnya yang sedikit lengket di keningnya.

*******

Jaya memperhatikan Rumi yang sedang mengambilkan makanan untuknya kemudian ikut mencicipi dari sisa makanan di ujung jarinya.

"Mas, makan dulu. Ini sudah hampir dingin."

Diam-diam Jaya mencari kesamaan antara Rumi dan Dinar.

Ternyata mereka memang banyak kesamaan, tidak hanya porsi tubuh, tapi keduanya juga sama-sama memiliki hati yang lembut.

Jaya memang tidak akan pernah bisa melupakan mendiang istrinya bahkan ketika dia hanya sedang memejamkan mata sejenak saja tiap kali hanya senyumnya yang nampak. Namun bukan berarti Jaya tidak ingin berusaha menjadi suami yang baik untuk Rumi yang begitu sabar menerima kekurangannya. Jaya akan berusaha karena dia juga bukan orang yang jahat hingga tanpa hati untuk mengabaikan kebaikan istrinya. Jaya butuh waktu bukan untuk melupakan tapi untuk menyiapkan dirinya menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Sadar akan kesalahannya yang sudah berpikir yang tidak seharusnya. Jaya menggelengkan kepalanya cepat.

Rumi menarik kursi di sebelah suaminya dan ikut duduk di sampingnya.

Jaya sadar tengah diperhatikan oleh Rumi. Tapi dia hanya pura-pura tidak tahu.

Jujur saja Jaya merasakan sangat tidak percaya dengan kepiawaian Rumi dalam hal hubungan di atas tempat tidur, usia dan kepolosan yang nampak selama ini seperti hanya topeng untuk menutupi kelebihannya itu.

Bukan! Bukan Jaya tidak suka, dia hanya terlalu terkejut.

Jaya memang tidak pernah tahu jika wanita dua puluh tahun itu pernah menjadi budak S*x suaminya sendiri. Harsa sudah meracuni otak polos Rumi dengan hal-hal yang bisa memuaskan lelaki itu.

Itu salah satu penyesalan terbesar Harsa melepaskan Rumi. Dia kehilangan boneka s*x dan multitalenta miliknya karena terlalu egois.

#######

Author boleh minta dukungannya nggak?

Buat penyemangat update.

Happy reading

Terpopuler

Comments

M. salih

M. salih

cintai Runi dengan tulus jaya. kalian pasangan yang serasi

2024-02-07

0

faridah ida

faridah ida

kurang ajar juga nih Hasra , .. untung sekarang Rumi sama Jaya ... semoga mereka langeng ...

2024-02-06

0

sunflower01

sunflower01

semangat Thor 💪
sehat selalu ya 😊

2024-02-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!