panik

Bagas terlonjak dari atas ranjang reot yang terbuat dari kayu papan yang mana semua itu hasil karya sang bapak.

Nafasnya memburu dan degub jantungnya berdetak 10 kali lebih cepat. Bagaimana mereka harus menghadapi kenyataan yang mengerikan ini, mereka hanya anak kecil yang belum mengerti tentang apa yang saat ini tengah mereka hadapi, sedangkan kedua orangtuanya tak ada dirumah.

Bagas berusaha untuk berfikir dewasa sebelum waktunya. Ia berlari keluar rumah. Ia menuju rumah Ustaz Guntur, hanya itu yang ada dalam fikirannya saat ini.

Ia berlari sekencangnya, hingga tanpa sadar hampir tertabrak motor yang dikendarai oleh Yudi yang saat itu sedang melintas dan Bagas menyeberangi jalan tanpa melihat kanan kiri terlebih dahulu.

Ciiiiiiiit....

Suara ban berdecit bersama dengan rem yang dipaksa habis demi menghindari tabrakan dengan tubuh sang bocah.

Yudi tak dapat mempertahankan keseimbangannya, sehingga membuat motornya terpeleset dan ia terpental dari motor.

"Dasar bocil, wooii! Kalau nyeberang liat-liat, dong.kalau ketabrak apa gak metong, Lu!" omel Yudi dengan kesal.

Bagas menghampirinya dengan mata sembab. Ia tak dapat menyembunyikan kesedihannya akan kehilangan sang adik.

"Maaf,Bang. Maafin Bagas, aku gak sengaja, Bang," ucapnya sembari terisak.

Yudi bengong melihat sang bocah yang menangis dihadapannya. "Bah, apanya Kau ini! Aku yang jatuh, kok Kau pula yang nangis, kan aneh kali, Kau ini," ucap Yudi dengan logat Sumut nya.

"Anu, Bang, anu," ucap Bagas terbata.

"Anu apanya? Kalau ngomong yang jelas saja,.Kau. Tarik nafasmu dari hidung dan buang dari mulut," titah Yudi, dan ia beranjak bangkit dari tempatnya, kemudian menegakkan motornya yang terlempar beberapa meter dari tempatnya terpental.

Yudi berjalan tertatih dan menaiki motornya. "Anu, Bang, adikku meninggal, Bang. Tolong abang ke rumah, aku mau kerumah ustaz Guntur," ucap Bagas dengan cepat dan berlari meninggalkan Yudi yang masih bengong.

Tersadar akan ucapan sang bocil."Innalillahi wa inna Illahi raji'un," gumannya lirih. Ia berusaha untuk ke rumah Sugi dan mengecek kebenarannya.

Setibanya dirumah reot tersebut, ia menatap bingung. Sebab kondisi sepi dan tak terlihat ada tanda-tanda kemalangan, dan Yudi merasa jika Bagas hanya mempermainkannya, agar ia tak memarahi sang bocah, karena membuatnya terjatuh dari motor.

"Asem banget tuh, Bocah. Bercandanya keterlaluan," Yudi kembali menghidupkan mesin motornya, dan bersiap akan pergi.

Tetapi niatnya terhenti saat menyadari sebuah tangisan dari dalam rumah. Ia melihat tetangga sekitarnya tampak begitu tak acuh, mungkin menganggap tangisan sang bocah adalah hal.yang biasa.

Yudi mematikan mesin motornya. Ia mencoba mengecek kebenarannya. Kemudian ia menghampiri rumah tersebut.

"Assalammualaikum," ucapnya dengan hati-hati.

"Waalaikum salam," jawab Nisa dari dalam rumah.

Terdengar langkah kecil menghampirinya diambang pintu. "Bang Yudi," ucapnya dengan linangan air mata. Bocah itu menarik tangan Yudi untuk masuk ke dalam rumah. Pemuda itu masih terlihat bengong dengan ulah Nisa.

Setelah masuk ke dalam rumah, terlihat Laila sedang menggendong tubuh Saleh yang telah mengeras.

Pemuda itu membolakan matanya. Ia menghampiri Laila yang semakin menangis saat melihat kehadiran Yudi. "Bang, adik Shaleh meninggal, Bang," tangis Laila dengan derai air matanya.

Yudi melongo dan menghampiri sang bocah yang saat ini sedang memenggendong tubuh sang adik. Wajah sedih dan juga panik tergambar jelas diraut wajah sang bocah.

Pemuda itu menyentuh tubuh Saleh yang sudah kaku tersebut. Bibirnya bergetar menahan rasa ibanya. "Dimana Bapak kalian?" tanya Yudi lirih.

"Bapak melaut, pakai sampan Bang Darmadi," jawab Nisa dengan tersedu.

"Hah?" Yudi seakan tak percaya mendengarnya. "Lalu ibu kalian?" cecar Yudi.

"Ibu pulang kampung," Nisa kembali menjawab.

Yudi berjalan mundur selangkah. Ia tak membayangkan bagaimana mungkin para bocah itu harus menghadapi masalah semengerikan ini.

Yudi merogoh saku celananya, lalu meraih ponsel pintarnya dan menghubungi nomor Darmadi.

"Hallo, Dar, kamu ada nyimpan nomor Kang Sugi, Gak?" tanya Yudi tanpa basa basi.

"Gak ada, Yud, emangnya ada apa?" sabut Darmadi dari seberang telefon.

Yudi mengacak rambutnya. "Anaknya yang kecil meninggal, mereka dirumah tanpa ibunya, coba kamu cari cara untuk menghubungi bapak mereka," pinta Yudi.

"Hah, Apa? Innalillahi wa inna illahi raji'un," ucap Darmadi terdengar lemah. "Ya sudah, aku akan coba menghubungi Kang Sugi, tolong bantu mereka uruskan jasad adiknya," ucap Darmadi, lalu mengakhiri panggilannya.

Darmadi menghentikan pekerjaannya dan berusaha mencari sampan lain untuk menjemput Sugi yang masih berada dilaut.

Sementara itu, Yudi mencoba menenagkan dirinya. "Nisa, cari tikar dan gelar diruang depan," titah Yudi pada bocah perempuan itu.

Tubuh mungil itu bergegas mengambil tikar yang terlihat sudah banyak robekkan disana sininya. Yudi menurunkan kasur lusuh diranjang, dan menggelarnya diatas tikar. "cari sprei yang bersih," kali ini Nisa mulai faham apa yang diperintahkan oleh Yudi.

Ia mencoba membongkar lemari kabinet yang terbuat dari plastik. Sebuah sprei yang sudah usang didapatnya, dan Yudi segera memasangnya.

"Cari gunting," titahnya lagi. "Laila, coba baringkan tubuh adikmu dikasur ini,"

Nisa kembali mencari gunting yang diperintahkan pemuda itu, dan Laila membaringkan tubuh Saleh diatas kasur. Tak berselang lama, Nisa menemukan gunting yang dipinta oleh pemuda itu.

Kemudian Yudi menggunting pakaian yang dikenakan oleh Saleh.

Dari arah luar, terdengar langkah yang tergesa-gesa menuju ke arah rumah. Terlihat ustaz Guntur dan juga Bagas yang datang bersamaan.

"Assalammualaikum," suara Ustaz Guntur memecah kesunyian yang ada.

"Waalaikum salam," jawab mereka bersamaan. Pria berwajah teduh itu memasuki rumah. Ia sudah mendengar semuanya dari Bagas.

"Yudi, kabarkan kepada para tetangga untuk berita duka ini, agar mereka membantu proses fardhu kifayah dan penggalian kubur," ucap Ustaz Guntur kepada Yudi.

"Baik, Ustaz," Yudi bergegas pergi memberikan kabar kepada para tetangga. para warga tercengang. Mereka mengira tangisan yang terjadi adalah hal biasa yang sering dilakukan bocah pada umumnya. Mereka tidak ada yang tau jika Sugi melaut dan Ayu juga pulang kampung, sehingga membuat mereka tak ada yang curiga sedikitpun.

Wuuuuuusssh...

Sekelebat bayangan melintas dari arah dapur. Ustaz Guntur tersentak kaget.

Sesosok mengerikan sedang menatapnya dengan tak suka. "Astaghfirullah hall adzim, pria itu beristighfar.

"Ada apa, Ustaz," tanya Bagas penasaran.

Ustaz Guntur memalingkan wajahnya sembari membaca doa untuk mengusir makhluk tersebut. Satu sosok wanita dengan wajah hancur dan taring yang panjang berdiri menatap tajam dari ambang pintu dapur.

"Tidak ada apa-apa, Gas," jawab Ustaz Guntur. Ia gak.ingin membuat bocah itu merasa takut.

sementara itu, Darmadi sudah menemukan sampan dan bersiap untuk menjemput Sugi. Akan tetapi, tampak dikejauhan, sampan miliknya melaju menuju daratan. Nafasnya terasa sedikit lega. Ia melihat Sugi yang sudah mulai mendekat. Ia tampak tersenyum dengan senyuman yang merekah, sebab tangkapan ikannya sangat banyak malam ini.

Darmadi merasa bingung harus bagaimana caranya menyampaikan berita yang memilukan ini. Ia membantu pria itu terlebih dahulu naik kedaratan.

"Kang, ayo segera pulang," ucap Darmadi, sembari membantu membawa ikan-ikan hasil tangkapan pria itu.

"Ada apa rupanya, Di?" tanya Sugi penasaran.

"Nanti saya jelaskan jika sudah sampai dirumah," jawab Darmadi.

~Ini bukan Yudi anak pak Kades yang metong dipenggal Naeswari, ya, ini Yudi dari desa tetangga~

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

yeee thor gak kreatip cari nama.
alex kek,jono kek,herman kek,robby kek....

2024-04-30

0

A B U

A B U

next.

2024-03-29

2

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

astaghfirullah.....

2024-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!