persembahan-3

Bagas dan Laila setengah berlari menuju mushola. Keduanya hampir saja masbuk jika tidak cepat.

Nafasnya masih tersengal dan bergegas mengangkat takbir agar tak tertinggal.

Setelah shalat usai. Bagas masih menunggu Guntur yang tampak berdzikir dan itu menjadi kebiasaannya.

Pria itu baru menyadari jika bocah tersebut menyusulnya dan kini menunggunya setelah mendengar bocah laki-laki itu terbatuk.

Guntur menyelesaikan ibadahnya dan menghampiri bocah tersebut, lalu duduk dihadapannya. Tampak Laila ikut bergabung dengan tubuh yang semakin kurus.

"Ada apa Bagas? Mengapa kamu terlihat pucat dan gelisah. Sepertinya ada yang ingin kamu tanyakan," ucap Guntur seramah mungkin.

Bocah itu terlihat ragu, tetapi rasa penasarannya lebih tinggi dan itu sangat mengganggunya.

"Em, Ustaz. Apa itu tumbal?" tanyanya ragu.

Laila yang tak mengerti dengan istilah kata tersebut mengerutkan keningnya dan menatap adik laki-lakinya itu penuh selidik.

Guntur terdiam sesaat. Apakah Bagas melihat sesuatu yang mencurigakan dirumahnya, atau ia pernah me dengar istilah tersebut.

"Darimana kamu mendengarnya?" tanya pria itu hati-hati.

"Saat pulang dari mushola, tanpa sengaja saya mendengar bisik-bisik tetangga yang mengatakan jika ibu menggunakan tumbal anak-anaknya untuk mencapai kekayaanya," Bagas memaparkan apa yang mengganjal dihatinya saat ini.

Guntur menarik nafasnya dengan berat. Haruskah ia mengatakan apa menjadi kecurigaannya selama ini, tetapi ia belum memiliki bukti yang akurat dan tentunya tidak dijelaskan pad kedua bocah kecil iru, yqng mana justru akan membuat kekacauan saja nantinya.

"Bagas, Laila. Sebaiknya kalian banyak berdoa dan juga rajin ibadah. Sebab hanya Allah tempat berlindung dari segala kejahatan apapun,"Guntur mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. Sebenarnya ia juga tak tega dengan keduanya, tetapi ia harus menemukan dahulu buktinya, baru bertindak.

Ia mengambil sebuah tasbih yqng selalu digunakannya untuk berdzikir. Kemudian membacakan sesuatu dengan khusyu', lalu menempelkannya dikening kedua bocah itu secara bergantian," pulanglah, kalian akan bersekolah hari ini-bukan?" Guntur memberikan perintah, dan dijawab anggukan oleh keduanya, lalu berpamitan pulang.

****

Ketiganya akan berangkat ke sekolah. Tetapi Ayu menahan Laila dan membuat gadis mungil itu tak berdaya.

"Laila sudah banyak tertinggal pelajaran, Bu," gadis kecil itu mencoba untuk protes.

"Kalau kamu sekolah, yang jaga adikmu Meli dan Juni siapa? Apa matamu tidak lihat kalau saat ini ibu sedang sakit?" Ayu terlihat sangat berang dan penuh amarah.

Sugi yang tak tega melihat Laila terus saja disudutkan, mencoba menengahinya.

"Biar abang saja yang menjaga hari ini, dan menunggu kamu sehat,"

Seketika Wanita berhati iblis tampak gelagapan. "Emmm.. Abang kerja saja melaut, buat tambahan mencari nafkah," ucap Ayu dengan sebuah taktik tipu daya muslihatnya.

Sugi terdiam sejenak. "Kamu baru saja selesai melahirkan. Bagaimana mungkin tega abang tega meninggalkan kamu," sahut Sugi yang memperlihatkan jika ia sangat mengkhawtirkan istrinya yang cantik jelita.

Ayu memutar otaknya untuk dapat membuat Sugi pergi hari ini, sebab ada sesuatu yang telah direncanakannya. "Bang..., Ayu pengen makan ikan segar tangkapan langsung dari laut," ucapnya dengan memojokkan sang suami agar bergerak pergi.

Mendengar hal tersebut, akhirnya Sugi mengalah dan memilih melaut.

Akhirnya Laila harus berkorban tidak ke sekolah, dan Bagas serta Nisa sudah pergi sedari tadi. Kemudian kini menyusul Sugi yang akan berangkat melaut dan mempersiapkan segala perbekalannya.

"Abang berangkat, Dik. Jaga kesehatannya, jangan terlalu banyak bergerak," pesan Sugi pada istrinya yang sangat cantik dan tentunya dicintai sepenuh hati.

Ayu menganggukkan kepalanya, berharap Sugi-suaminya segera pergi.

Setelah Sugi pergi, ia meminta Laila untuk mengurus Juni dan juga Meli. "Laila, sini kamu!" panggil wanita tersebut.

"Iya, Bu," sahutnya dengan lirih. Ia sangat serba salah. Gadis itu menyukai sekolah, sebab disana ia akan bermain bebas dengan teman-temannya tanpa beban rumah tangga yang dipikulkan dipundaknya.

Ayu menatap gadis kecil dengan tubuh yang sangat kurus dan wajahnya terlihat murung.

"Tolong belikan ibu pembalut untuk melahirkan 5 bungkus, dan belikan Meli jajanan, jangan buat ia rewel, beli di warung yang ujung jalan sana," titahnya. Ia sengaja membuat gadis itu berjalan sedikit jauh, agar memiliki waktu untuk melaksanakan aksinya.

Wanita itu memberikan dua lembaran uang seratusan ribu kepada Laila yang tampak tak bersemangat.

Ia hanya menganggukkan kepalanya dan menggendong Meli untuk menuju warung yang letaknya lumayan jauh.

Melihat Laila sudah pergi. Ia beranjak dari ranjangnya. Sakit bekas jahitan di anunya tak lagi ia perdulikan, sebab sudah tak sabar untuk melihat sesuatu yang sedari tadi membayang dibenaknya.

Ia berjalan tertatih menuju lantai dua kamar rahasianya. Ia terlihat sangat ingin dengan segera tiba disana. Darah nifas yang keluar deras tak jua ia hiraukan, bahkan stosel yang menggumpal seperti hati meluncur keluar dari liang rahimnya juga tak ia perdulikan. Benda itu tercecer dilantai, dan disambut sosok wanita memiliki wujud mengerikan. Ia memakan gumpalan darah itu dan menatap Ayu yang sedang berusaha menaiki anak tangga.

Setibanya diatas. Ia bergegas membuka pintu kamar, lalu segera menutupnya. Ia menghidupkan saklar lampu yang temaram. Seketika matanya silau oleh tumpukan uang dan juga perhiasan yang berkilau dan memanjakan matanya.

Ia tak sabar dan bergegas menghampiri harta kekayaan yang saat ini sedang didepan matanya. "Aku kaya, aku menjadi orang kaya, hahaha," Ayu memeluk uang dan juga perhiasan itu dengan hati yang sangat gembira. Ia sungguh inginkan semua ini sedari dulu.

"Ponsel, dimana ponselku, Aku harus memesan semuanya. Mobil, motor, sofa, dan juga apapun itu yang ku inginkan," gumannya dengan hati yang berbunga-bunga.

"Sedangkan bayi yang ku korbankan saja aku mendapatkan sangat banyak, apalagi tumbal yang sudah besar, maka kekayaanku akan semakin bertambah banyak. Aku orang orang kaya," teriak Ayu kegirangan.

Ia meraih kantong plastik yang teronggok dilantai. Ia memasukkan uang tersebut ke dalamnya dan ia sangat senang sekali.

Dengan perasaan yang tak dapat ia lukiskan, ia kembali keluar dan berharap Laila belum pulang dari warung agar tak memergoki aksinya.

Ia berjalan dengan tertatih, mencapai anak tangga terakhir lalu bergegas masuk ke dalam kamar untuk mencari ponselnya.

Setelah mendapatkan benda pipih tersebut. Ia menghubungi sahabat sesatnya-Ujang.

"Hallo, Kang..., tolong pesankan mobil mewah san juga motor sebanyak tiga buah," titah Ayu dengan bersemangat.

"Baik, Yu. Tapi jangan lupa bagianku," sahut Ujang dari seberang telefon.

"Kamu tenang saja. Nanti setelah mobil dan motor tiba, aku sekalian berikan bagianmu," jawab Ayu. Ia sudah tersenyum-senyum sendiri membayangkan mobil baru dan juga motor yang akan terparkir digarasi rumahnya.

"Baiklah, aku akan pesankan," ucap Ujang dan mengakhiri panggilan telefonnya.

Ayu berlonjak girang, tak perduli rasa sakit pada jahitan anunya. Ia kembali membuka layar ponselnya. Ia akan memesan sofa. Mesin cuci, televisi LED 32 inci, lemari es empat pintu, dan masih banyak lagi yang ia inginkan. Bahkan ia akan membelikan ponsel untuk ke lima anaknya yang tersisa.

Terpopuler

Comments

✪⃟𝔄ʀ𝐫ᷛ𝐞ͧ𝐲ᷡ𝐲ⷮ𝐞ͧ𝐬ᷢ EFREN

✪⃟𝔄ʀ𝐫ᷛ𝐞ͧ𝐲ᷡ𝐲ⷮ𝐞ͧ𝐬ᷢ EFREN

melihat peran nama layla yg selalu sedih, aku kok jd penasaran, apakah nama layla ini akan mengalami kesedihan yg tak berkesudahan, sama seperti lkisah cinta ayla dan majnun , yg sampai mati menitikksn air mata 😭😭😭😭.
sedangkan ida layla juga demikian, mnjd penyanyipun dgn lagu sedih dan menangis. 🤣

2024-01-30

7

Andini Andana

Andini Andana

iya si ayu jadi kaya, tapi gag bisa nikmatin, soalnya abis itu mati bukan karena demit tapi mati karena perdarahan dan infeksi jalan anu 😒😏

2024-01-30

4

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa🦈𝔄ʀ 💗

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa🦈𝔄ʀ 💗

waah seperti orang kesetanan mah si ayu segala macam di pesan. bagus lah karna itu akan membuat semua orang semakin curiga dan aksinya pasti akan ketahuan

2024-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!