pindah-4 (Ayam cemani)

qAyu berjalan mondar-mandir seperti orang sedang kebingungan.

"Kang, cari pinjaman motor. Aku mau ke pasar hari ini juga," titah Ayu tak sabar.

"Masih pagi, Dik. Pastinya motor dipakai semua orang untuk berangkat kerja dan antarkan anak sekolah," jawab Sugi berusaha selembutnya.

"Hiiih! Aku lama-lama kesel tau-gak, sih sama kamu, Kang!" ucap Ayu dengan wajah bersungut.

Sugi kelimpungan setelah mendapat omelan dari sang istri yang sekarang sudah tak tau batasannya.

Pria itu terpaksa pergi untuk mencari pinjaman motor dan mengantarkan sang istri kepasar.

Ia berjalan sejauh 400 meter dan tujuannya adalah Yudi. Ia tau jika pemuda itu pasti masih meringkuk diatas tempat tidur sepagi ini.

Setelah tiba didepan rumah pemanen, ia dengan perasaan sungkan mengetuk rumah kediaman orangtua pemuda itu.

Tok... Tok... Tok...

"Assallammualaikum," Sugi berusaha membangunkan pemilik rumah.

Tok...,

Pintu terbuka sebelum ia mengetuknya untuk yang ke dua kalinya.

"Hoaaaaam," Yudi menguap, "Ada apa,Kang?" tanya pemuda itu dengan wajah kusut seperti belum disetrika, rambutnya juga terlihat semrawut.

"Yud, akang pinjam motornya ada perlu banget," ucap Sugi merasa tak enak hati.

"Heeem, bentar, Kang," ucapnya dengan malas, lalu menuju dapur dan mengeluarkan motor untuk dipinjamkan kepada tetangganya itu.

Sugi menerima motor dan kuncinya dengan cepat, lalu berpamitan untuk pulang.

Setibanya dirumah, ia melihat Ayu sudah sangat kesal sekali karena terlalu lama menunggunya.

Tanpa menyahuti omelan sang istri, Sugi membawa Ayu ke pasar. Ia mengendarai motor dengan menjaga kecepatannya agar tak membuat bahaya kandungan sang istri.

Setibanya dipasar. Sugi ikut membawa keranjang dan mengikuti kemana istrinya yang ayu jelita itu berbelanja.

Hingga tiba saatnya Ayu berhenti dipedagang ayam yang spesial menjual berbagai macam ayam.

Lalu Ayu membeli beberapa ekor ayam cemani, dan salah satunya berukuran besar. "Untuk apa beli ayam hitam itu, Dik?" tanya Sugi penasaran.

"Emmm, ya dimasaklah," jawab Ayu sedikit gugup.

"Tapi---,"

"Ihhhhh, jangan banyak tanyalah, Kang. Cerewet!" potong Ayu dengan cepat, bahkan ia tak sungkan memarahi suaminya didepan umum.

Sugi hanya dapt menurut saja, sebab ia mengira emosi Ayu meninggi karena pengaruh kandungannya. Kemudian ia menenteng ke lima ayam cemani yang masih hidup itu, lalu mengikuti kembali sang istri yang tampak memborong belanjaan.

*****

"Kang, sembelih ayam-ayam itu, tampung darahnya, dan jangan lupa saat menyembelihnya jangan ucapkan basmallah apalagi shalawat, awas kalau sampai itu akang lakukan, aku pecat kamu jadi suami!" ancam Ayu dengan tatapan tajam.

"Dik, kalau sampai sembelih ayam tak pakai basmallah, berarti itu sesembahan untuk syetan," protes Sugi cepat.

"Ini permintaan anak dalam kandunganku, emangnya Akang mau aku susah melahirkan karena pengen makan ayam disembelih tanpa Basmallah?!" kilah Ayu cepat.

Sugi menjadi serba salah. Ucapan Ayu berupa ambigu baginya.

Tanpa menjawab omelan sang istri, ia menuruti apa yang diinginkan oleh Ayu. Bahkan ia tak berani bertanya darah ayam cemani itu ditampung untuk apa. "Apakah Ayu akan membuat Saren/marus?" Bukankah itu makanan haram karena terbuat dari darah yang dikukus jika muslim yang memakannya? (maaf ya reader, ini hanya berlaku haram untuk muslim saja, dan yang non muslim bebas saja, ya. Jangan dibuat perdebatan,)

Namun lagi-lagi Sugi harus menuruti apapun yang diucapkan oleh sang istri.

"Sudah selesai semuanya, Dik," ucap Sugi sembari membawa kelima ekor ayam tersebut. "Beesihkan bulu-bulunya, dan cuci dengan baik, setelah bawa ke Ayu," sahut wanita itu dari dalam dapur.

"Ya,"Sugi mengiyakan, dan mengerjakan semuanya.

Hari menjelang hampir siang. Ayu sudah selesai memasak empat ekor ayam cemani dan menyisakan satu ekor yang masih mebtah beserta darah uang nuga berwarna hitam didalam wadah tertutup.

"Ayo makan," panggil Ayu dengan wajah sumringah. Ia sudah tak tahan lagi ingin membeli semua barang yang diinginkannya.

Kebetulan sat ini swdang tanggal merah, anak-anaknya libur sekolah, dan ia dapat makan bersama pagi menjelang siang ini.

Sekuanya berkumpul, kecuali Juni yang harus tergeletak dikamar karena penyakit aneh yang dideritanya.

"Kenapa daging ayamnya hitam, Bu?" tanya Bagas yang merasa geli melihat warna daging ayam yang tak biasa tersebut.

Seketika Ayu membolakan matanya. Pertanyaan Bagas dapat memprovokasi anak-anaknya lain. "Kamu ini, Ya, Bagas! Protes mulu. Sudah pinter melawan ibu kamu, ya!" ucap Ayu dengan geram, ia hampir saja kehilangan selera makannya karena ucapan puteranya yang selalu saja kritis akan segala hal.

Bocah itu tersentak kaget, tetapi jujur ia tak bersemangat menyentuh daging yang berwarna aneh baginya. Bagas hanya mebgambil sayuran dan nasi yang hanya sedikit saja.

"Kenapa kamu tidak makan daging ayamnya, hah!" hardik Ayu kasar.

"Emm... Bagas sudah kenyang, Bu,"

"Ibu bilang makan!" Ayu mulai kehilangan kesabarannya menghadapi Bagas.

Sugi segera bangkit dan menghampiri sang istri. "Sabar, Dik. Ingat kandunganmu, jangan terlalu diturutkan amarahmu. Kalau Bagas gak suka jangan dipaksa!" Sugi membelai lembut punggung sang istri.

"Tidak, semua anak-anak dan juga Akang harus makan daging ayam ini," ucap Ayu dengan kesal.

"Baiklah, Baik, akang yang akan menghabiskannya, puas kamu," jawab Sugi mulai kesal.

Ayu mereda, dan ia memakannya dengan sangat lahab, termasuk Nisa dan juga Meli. Namun Laila dan Bagas merasakan tekak lehernya tak dapat menelan masakan tersebut.

*****

Jam didinding memperlihat pukul 12 malam. Ayu mengendap-endap keluar dari kamar dan memasuki kamar rahasianya. Ia harus melakukan ritual dan persembahan tumbal nyawa. Ia sudah tak sabar ingin membeli motor, mobil, sofa dan apa saja yang ia inginkan.

Ia sudah menyiapkan segala sesuatunya. Darah ayam cemani yang berwarna hitam itu hanya tinggal sebagian, sebab setengahnya sudah ia campurkan dalam masakannya tadi.

Ia duduk bersila dengan perutnya yang membuncit. Perhitungan bidan Andana ia akan melahirkan beberapa hari lagi.

Wanita itu membakar arang yang sudah disiapkannya didalam anglo. Kemudian ia membakar kemenyan dan juga dupa.

Ia sudah menyiapkan semua sesaji yang dibutuhkan. Kemudian menangkupkan kedua telapak tangannya didepan dada dan merafalkan mantra.

Sesaat asap mengepul dengan aroma kemenyan yang sangat kuat dan menyeruak diruangan kamar rahasia tersebut.

Lalu terdengar suara tawa yang sangat mengerikan. Sosok itu perlahan memperlihatkan diri dengan wujud yang penuh darah. Punggungnya berlubang dengan luka membusuk dan belatung yang menggerogoti dagingnya.

Aroma amis bercampur busuk sangat menusuk hidungnya, tetapi itu tak membuat hati wanita berhati iblis itu menyurutkan niatnya.

Sosok itu tersenyum menyeringai. Lalu menyesap sari dari sesembahan yang telah di sediakan oleh Ayu.

Setelah itu, Ayu meminum darah tersebut, dan memakan daging ayam cemani mentah dengan begitu lahapnya.

"Bagus, sesatlah bersamaku," ucap sosok mengerikan itu dengan tawanya yang membuat bu-lu kuduk meremang.

Terpopuler

Comments

Andini Andana

Andini Andana

iyyuuuh... tuh anak yang dalem perutnya kejang2 kali, dikasi makan begitu 🤮🤮🤮

2024-01-26

6

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa🦈𝔄ʀ 💗

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa🦈𝔄ʀ 💗

beneran sesat si ayu ya.. minum darah dan makan daging ayam mentahpun dia lakukan.

2024-04-28

0

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa🦈𝔄ʀ 💗

❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa🦈𝔄ʀ 💗

sugi jangan mau di injak2 harga dirinya sebagai suami. sebelum di pecat jd suami mending pecat duluan jd istri. ngga perlu di pertahanin mah istri ky gitu

2024-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!