Krisna menatap layar handphonenya dengan dahi mengernyit. Ia cukup heran tapi juga sangat kesal karena Mentari sangat berani padanya. Menutup panggilan telepon yang ia lakukan secara sepihak adalah sebuah kesalahan besar.
Ia tak pernah ditolak dan sekarang istrinya sendiri berani melakukan itu padanya. Sungguh, ia sangat kesal dibuatnya. Jarinya kembali menekan nomor gadis itu tapi selalu ditolak. Ia pun mencoba lagi berkali-kali tapi tetap saja di tolak oleh Mentari.
"Sial!" umpatnya kesal.
"Apa sih maunya?!" ucapnya lagi seraya menatap foto gadis itu yang sudah ia jadikan sebagai wallpaper pada Smartphonenya sejak tadi pagi. Ya, sejak ia mendapatkan jajan yang banyak dari istri kecilnya itu.
Dengan cepat jarinya mengetik pesan, agar gadis itu menjawab panggilannya.
[Angkat teleponnya! Atau aku blokir rekening kamu!]
Tuuuut
Tuuuut
"Sial!"
Ia sudah mengirim pesan kemudian menelpon gadis itu lagi tapi tetap saja ditolak.
"Mas Kris, nelpon sama siapa sih?" ucap Lana kesal. Sejak tadi ia berdiri di tempat itu tapi tak juga dianggap. Krisna mengangkat wajahnya sekilas.
"Oh Lana? Sejak kapan kamu ada di sini?" tanyanya kemudian mengetik pesan lagi pada Mentari.
"Ya Allah mas, aku tuh udah nunggu di sini sampai jamuran. Kamu sibuk terus, heran deh."
Krisna tak menjawab, ia tetap saja sibuk menghubungi nomor Mentari sampai belasan kali tapi tetap saja mendapatkan penolakan.
"Awas kamu. Sampai di rumah, kamu akan aku berikan hukuman!" geramnya dengan perasaan kesal berlipat-lipat.
"Lama banget sih? Aku udah lapar nih mas." Terdengar suara Lana yang masih berusaha untuk protes.
Krisna pun menyimpan alat komunikasinya itu ke dalam tas kecilnya kemudian memandang Lana.
"Ada apa?" tanyanya santai.
"Apa? Jadi kamu gak anggap aku ini ada mas Kris?" Lana melotot kesal seraya menghentakkan kakinya manja.
"Aku udah nahan laper demi menunggu kamu mas," lanjutnya kemudian naik ke atas meja pria itu untuk duduk. Sengaja untuk memperlihatkan pahanya yang hanya ditutup oleh selembar rok mini.
"Emangnya kamu tak ada pekerjaan lain selain berada di sini?" balas Krisna santai tak peduli dengan pemandangan indah dihadapannya. Baginya itu tak berarti dibandingkan dengan apa yang dimiliki Mentari.
"Aduh mas Kris, tega kamu ya, aku ini udah lama nungguin kamu di sini. Bisa gak sih ucapkan kata-kata manis gitu. Terimakasih kek atau apa kek."
Krisna membuang nafasnya kemudian berdiri dari duduknya.
"Aku tidak pernah memintamu untuk datang, tapi baiklah, aku akan makan bersama kamu tapi hari ini saja."
"Makasih mas," jerit Lana kemudian melompat turun dan memeluk lengan pria itu dengan sangat posesif.
Krisna langsung menatap tajam tangan wanita itu hingga tak sadar lepas sendiri.
"Kita ini hanya sahabat ya, bukan kekasih ataupun lebih dari itu. Jadi jangan berlebihan!"
"Iya mas, iya. sensi banget sih jadi laki!"
Krisna mendengus kemudian melangkahkan kakinya duluan keluar dari ruangan itu. Lana hanya tersenyum dengan sangat senang sampai merasakan dadanya berdebar kencang. Ia tak perduli kalau Krisna selalu menolak karena pada kenyataannya, pria itu akan selalu bisa menerima permintaannya.
"Makannya deket kebun buah yang baru buka itu ya mas," ucap Lana dan berhasil membuat langkah Krisna berhenti.
"Heh! Itu kan jauh dari sini. Katanya kamu sudah sangat lapar."
"Iya mas. Gak apa-apa sekali-kali makan di tempat yang agak terbuka itu, gak terlalu jauh kok mas. Cuma 15 menit dari sini. Aku juga udah booking tempatnya. Makanan juga udah langsung siap, jadi kita tak akan lama."
Krisna tampak berpikir kemudian ia mengiyakannya juga, karena tempat itu ternyata sangat dekat dengan kebun binatang tempat Mentari dan Adiba sedang mengadakan study tour. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, begitulah kata hatinya. Ia bisa melihat apa yang dilakukan dua orang wanita kesayangannya itu.
"Baiklah, ayok." ucapnya setuju. Lana tersenyum lebar. Sepertinya rencananya akan berjalan dengan mulus hari ini.
🌺
Sementara itu, di sebuah tempat yang tak begitu jauh dari tempat mereka berada.
Mentari bersungut-sungut kesal. Kerjaannya hanya menekan tombol merah setiap Krisna menelpon. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada hatinya, yang jelasnya ia sangat marah karena suara manja Lana ada disekitar pria itu.
"Bodo!" umpatnya saat Krisna mengancam akan memblokir rekeningnya. Ia malah semakin kesal dan berakhir memblokir nomor pria itu.
Adiba yang melihatnya dari tadi hanya bisa memanyunkan bibirnya. Pasalnya ia jadi tak punya teman untuk mengobrol di tempat itu. Makanan dan minuman yang mereka bawa pun tak ada yang dimakan karena kakaknya itu hanya sibuk dengan handphonenya.
"Ada apa sih kakak Men, kok dari tadi kesal mulu?"
"Au ah, pokoknya kesal aja." Mentari menjawab seraya melempar handphonenya ke dalam Sling bag nya kemudian menyeruput minumannya.
"Kesel sama papa ya kak?"
"Eh? Kok kamu tahu?" Mata Mentari langsung mendelik.
"Terang aja aku tahu. Papa memang kek gitu. Suka ngeselin tapi ngangenin hehehe." kekeh Adiba lucu.
"Ih kecil-kecil kamu udah pinter ngomong kayak gitu ya?" ucap Mentari seraya menggelitik pinggang Adiba.
"Ahahaha, ampun kak. Emang papa kek gitu kok hahaha." Adiba terus saja tertawa cekikikan karena tak berhenti digelitik oleh Mentari.
"Kangen sama papa ya kak?"
"Ih ngapain kangen. Orang selalu bikin kesel juga!" cemberut Mentari.
"Heh, gak boleh kesal. Nih aku kasih oleh-oleh," ucap Galang yang tiba-tiba saja muncul diantara mereka. Mentari pun melepaskan pinggang Adiba dan kembali berwajah serius.
"Oleh-oleh apa tuh?" tanyanya. Galang pun membuka sebuah kotak yang berisi pernak-pernik binatang yang ia buat sendiri. Biasanya ia menjualnya tapi kali ini akan ia hadiahkan pada Mentari secara cuma-cuma.
"Wah, makasih banyak Lang, aku suka banget. Kamu bikin sendiri ya?" ucap Mentari dengan wajah yang sangat antusias. Adiba pun sama. Ia langsung tertarik dengan binatang jerapah dan juga gajah favoritnya.
"Iya, aku bikin sendiri, cantik gak?"
"Cantik banget kak," jawab Adiba dengan mata berbinar.
"Iya Lang, ini sangat bagus. Pasti bisa jadi barang mahal kalo udah masuk ke toko. Ukirannya sangat halus dan mirip banget sama aslinya."
"Ah iya. Aku juga rencananya sih produksi banyak tapi lagi kurang modal Tar, maklumlah, masih kecil-kecilan aja usahanya."
Mentari pun tersenyum, ia punya banyak uang jajan dari suaminya dan ia akan memberikannya pada sahabatnya ini. Itung-itung bersedekah.
"Berikan nomor rekening kamu, aku akan bantu," ucap gadis itu bersemangat.
"Ah yang bener kamu Tar?"
"Iya beneran, aku lagi ada banyak uang jajan nih dari papanya Adiba. Jadi aku bisa bagi ke kamu sebagian."
Galang tampak berpikir.
"Gak usah dipikirin kapan dikembalikan. Bayarnya suka-suka aja," ucap Mentari sangat mengerti perasaan sahabatnya itu.
"Iya deh, aku setuju."
Keduanya pun bersalaman sebagai tanda kerjasama. Setelah itu mereka akan lanjut ke study tour ke kebun buah yang hanya berjarak 100 meter dari tempat mereka sekarang.
Rombongan paud itu pun segera naik ke mobil mereka masing-masing, tapi tidak dengan Mentari. Ia bingung karena Adiba tiba-tiba saja menghilang.
🌺
*Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hadiyah 0575
adiba lagi ngejar gajah tuh..😎
2024-02-17
1
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
hadeh adiba kemana tuh nti ngamuk mas kris
2024-01-26
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
adiba di culik... kucing garong...makanya hilang
2024-01-25
0