Entah kenapa, gadis itu merasakan tubuhnya menegang hanya karena tatapan elang seorang Krisna Dewangga. Pria yang selama ini, ia anggap sebagai seorang kakak ipar yang sangat kaku bagaikan lemari pendingin tiga pintu.
Semua yang dilakukan oleh pria itu kini malah membuat hatinya gusar dan khawatir. Dadanya berdebar tak karuan hingga merasakan sesuatu yang sangat aneh pada kinerja jantungnya.
"Mas, aku bisa balik ke kamar gak?" tanyanya setelah lama terdiam.
"Gak!" Krisna menjawab cepat.
"Aku ambilkan struk pembayaran dari salon itu aja ya mas?"' tawar Mentari karena benar-benar tak tahan dengan tatapan pria itu yang seolah-olah ingin menelannya bulat-bulat.
"Gak! Aku gak butuh itu." Kembali pria itu menjawab dengan tegas.
"Tapi mas, aku..."
"Aku kenapa?"
"Aku takut Adiba bangun dan nyari aku." Mentari masih mencoba mencari alasan lain agar suaminya melepaskannya.
"Mau cari alasan apa lagi kamu? Adiba itu kalo udah tidur gak biasa nyari kamu lagi." Krisna tetap bertahan tak menerima alasan sama sekali. Ia sungguh berhasrat pada sang istri dan ingin melakukan sesuatu yang sangat menyenangkan seperti tadi.
Mentari menghela nafasnya kemudian berpikir untuk mencari alasan lain.
"Tapi 'kan aku gak nyaman di sini. Aku juga udah kedinginan mas," ucap gadis itu seraya mengelus kedua lengannya dengan telapak tangannya.
Entah suhu yang ada di dalam ruangan itu yang memang mulai terasa dingin atau tubuhnya yang terasa membeku dengan tatapan asing dari mata elang suaminya. Ia tidak tahu.
"Kalau begitu kemarilah. Aku tahu caranya menghangatkan tubuhmu." Krisna menepuk sisi kosong di atas tempat tidurnya agar sang istri datang padanya.
"Sekalian aku ingin melanjutkan mengecek bukti Scrubbing yang kamu bilang tadi," lanjutnya seraya berdiri dari duduknya. Ia tahu kalau gadis itu mulai ragu.
Mentari mengerucutkan bibirnya.
"Aku 'kan udah bilang kalau kulit aku udah lembut banget mas. Jadi gak usah diperiksa lagi." Gadis udah mulai kesal dengan pengaturan suaminya.
"Bentar aja, gak akan lama. Aku cuma ingin menilai kualitas dari salon yang kamu datangi."
"Ya udah, tapi gak lama ya mas." Mentari akhirnya mengalah. Ia pun melangkahkan kakinya mendekat sementara Krisna juga melangkah maju. Tatapan pria itu kini tertuju pada bagian depan istrinya dibalik bee haa berenda itu. Keduanya mengintip malu dari dalam penutup transparan itu.
Sial!
Keduanya sangat ranum, segar, dan juga putih mulus.
Mentari semakin tak nyaman. Ia pun menutup kedua gunung kembarnya dengan telapak tangannya. Ia tiba-tiba merasa tegang dan juga takut dengan tatapan mata elang suaminya yang nampak sangat berhasrat pada dirinya.
Gadis itu langsung mundur dengan langkah pelan. Ia pun bersiap kabur dengan bergegas mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai untuk ia pakai kembali. Akan tetapi Krisna langsung melompat dan menangkap tubuhnya.
"Mau kemana kamu hum?" bisik Krisna seraya mengangkat tubuh istri kecilnya itu ke atas ranjang.
"Anu mas. Aku gak usah dikasih jajan juga gak apa-apa, tapi gak usah natap aku seperti itu, aku takut." Suara Mentari jadi kedengaran gemetar.
"Tari, aku gak akan ngapa-ngapain kamu. Jajan akan aku berikan lebih dari tadi pagi sayang. Tapi biarkan aku memeriksa kulitmu. Aku takut perawatan salon itu tidak profesional padamu."
Mentari terdiam. Ia memang pernah mendengar seorang temannya yang tiba-tiba menderita penyakit kulit karena salah perawatan dari seorang karyawan salon.
"Benarkah mas?" Gadis itu mulai meragu.
"Iya, sayang. Kalau salon itu memang bagus, maka aku akan rekomendasikan pada semua karyawan aku di Perusahaan. Kamu bisa jadi brand ambassadornya."
Mentari langsung tersenyum lebar. Jiwa matrenya kembali bermunculan dengan sangat cepat. Bayangan dirinya akan menjadi brand ambassador sebuah salon terkenal sudah melambai-lambai di dalam kepalanya.
Aku bisa jadi gadis kaya dan juga bisa jadi owner sebuah produk kecantikan, batinnya dengan khayalan tingkat tinggi.
Ia juga sudah membayangkan akan melakukan perjalanan keliling dunia sebagai seorang yang sangat terkenal melebihi para konten creator yang selalu wara-wiri di dalam berandanya.
Aaaaaa...Begitu nikmat terasa.
Ia tidak sadar kalau tangan besar Krisna telah berhasil membuka pengait bee haa nya dan melepaskannya dengan sangat mudah. Pria itu menatap kedua benda putih mulus itu dengan tatapan penuh hasrat.
Ia menelan salivanya kasar. Ia bagaikan berada di surga. Sebuah maha karya yang sangat luar biasa terpampang dengan sangat indah di depan matanya.
Ia lupa diri. Kewarasannya terkalahkan oleh gairahnya yang semakin memuncak. Bibirnya pun langsung menyentuh permukaan kulit gadis itu dan memberinya kecupan basah.
"Aaakh..."
Mentari tak sadar berteriak karena kaget.
🌺
*Bersambung.
Tenang..
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Maaf, singkat. Nanti disambung lagi hehehe. Author lagi demam karena habis hujan-hujanan dengan mas Kris 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
sur yati
mas duda gembul g modus nya minta ampun dahhh
2024-04-12
0
Rni Larasati
hajar ajaas biar mentari gak pacaran lagi
2024-03-08
2
Hadiyah 0575
Tari..tari..😀😀
2024-02-16
1