"Kamu bukannya sudah harus pulang hem?" bisik Krisna yang tiba-tiba saja sudah merengkuh pinggang ramping Mentari. Gadis itu tersentak kaget dibuatnya. Ia pun menatap suaminya dengan tubuh yang terasa membeku.
"Eh maaf mas. Aku..." Mentari jadi tidak bisa berkata-kata. Perasaannya langsung gusar. Jarak suaminya itu terlalu dekat dengan dirinya sampai ia bisa merasakan deru nafas pria itu.
"Aku kenapa?" balas Krisna santai seraya membawa gadis itu kembali ke mejanya lagi tanpa melepaskan rengkuhannya.
"Lepaskan aku mas, semua orang melihat kita," lirih Mentari dengan perasaan yang sangat tak nyaman. Dan benar saja, semua tatapan para tamu tertuju pada mereka berdua tak terkecuali dengan Dirga.
"Tak apa, kamu 'kan istriku," balas Krisna santai. Mentari semakin tak nyaman dibuatnya. Ia takut kalau Gisel atau orang lain mendengar percakapan mereka. Pernikahan itu masih rahasia sampai usia gadis itu 19 tahun dan sudah bisa didaftarkan di KUA.
"Makanlah dan setelah ini kamu harus segera pulang!" tegas Krisna, seraya mendudukkan gadis itu di depan Gisel. Kebetulan semua pesanan gadis itu juga sudah tertata di atas meja.
"Anak sekolah seperti kalian harusnya tidak kelayapan seperti ini," lanjut pria itu kemudian melangkah pergi ke mejanya sendiri dengan santai.
"Oh my God!"
Gisel langsung megap-megap. Ia tak menyangka akan bertemu secara live dengan seorang pria yang sangat tampan seperti Krisna Dewangga. Ia adalah salah satu penggemar dari pria keren itu.
"Duh, aku gak nyangka akan bertemu dengan kakak ipar kamu Tar," ucap Gisel dengan tatapan tak lepas dari punggung lebar Krisna yang semakin menjauh.
"Biasa aja kali." Mentari langsung mencibir meskipun hatinya sedang kebat-kebit dengan apa yang baru dilakukan oleh pria itu padanya.
"Biasa aja kok sampai merengkuh kamu kayak gitu sih?!" sarkas Dirga yang tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah mereka. Wajahnya tampak sangat marah dan juga kesal.
Kejutan yang ia buat untuk Mentari jadi tidak asyik lagi. Pernyataan cintanya di depan semua orang jadi sangat memalukan bagi dirinya. Ia seperti seseorang yang sedang mencari sensasi.
"Eh, dia itu siapa Tar?!" tanya Dirga dengan tatapan ia arahkan ke arah meja Krisna Dewangga.
"Mas Krisna itu kakak iparnya Tari. Masak kamu gak tahu sih Kak Dir?" sahut Gisel menjawab pertanyaan pria itu.
"Krisna Dewangga, pengusaha terkenal yang sangat kaya raya," lanjut Gisel dengan wajah yang sangat cerah. Ia sangat bangga mengucapkan kalimat itu.
"Hah kakak ipar?"
Dirga tampak melongo tak percaya. Ia pun mengarahkan kembali tatapannya pada Krisna yang tak jauh dari mejanya saat ini. Tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu. Krisna tersenyum santai dan langsung membuat Dirga melipat tangannya hormat.
Pantas saja Mentari selalu menginap di tempat pria itu. Rupanya mereka ada hubungan keluarga. Dalam hati ia semakin bersemangat untuk mendapatkan Mentari, kedudukan pria itu di masyarakat sangatlah bagus dan ia bisa memanfaatkannya.
"Meskipun kakak ipar, aku tetap tak suka kalau ia menyentuhmu seperti itu Tar," ucap Dirga seraya mendudukkan tubuhnya di samping Mentari.
Mentari tidak menjawab. Ia hanya melanjutkan makannya karena ia sangat lapar. Sedangkan di meja Krisna. Entah kenapa pria itu juga sangat tak suka melihat kedekatan istrinya dengan pria itu. Ia merasa cemburu padahal pria ingusan itu tidak selevel dengannya.
Ia pun meraih smartphonenya dan mulai mengetik pesan kepada Mentari.
[Pulang nanti, langsung ke kantor aku!]
"Mas Kris, aku kok gak suka ya, kalau kamu sok deket sama anak SMA kayak gitu," ucap Lana Marisa dengan suara manjanya.
Krisna pura-pura tidak mendengar. Ia masih saja menatap handphonenya menunggu jawaban dari Mentari. Pesan itu sudah berstatus telah dibaca tapi gadis itu belum juga membalasnya. Ia jadi kesal sendiri.
Pertemuan dengan relasinya di tempat itu jadi tidak menarik lagi buatnya. Mentari hari ini benar-benar telah mencuri perhatiannya dan itu sangat tak baik bagi kinerja jantungnya.
"Mas Kris. Kamu tadi jadi pusat perhatian semua orang lho di tempat ini," ucap Lana berusaha menarik perhatian pria tampan itu.
"Sudah biasa," jawab Krisna santai. Ia tidak perduli karena Mentari adalah istrinya sendiri.
"Eh, tapi yang ini citra buruk lho mas, masak kamu mau berhubungan dengan Anak SMA yang pastinya adalah sugar baby sih. Emangnya kamu mau dibilang sugar Daddy?"
"Gak apa-apa."
Krisna benar-benar tak perduli akan semua provokasi Lana. Mata elangnya hanya sibuk menunggu jawaban dari pesannya pada Mentari.
Lana jadi sangat kesal. Ia jadi seperti orang yang tidak dianggap di tempat itu. Ia pun berdiri dari duduknya dan meninggalkan Krisna.
Ia dengan percaya diri mendatangi meja Mentari dan bersiap melabrak gadis itu.
"Hey. Kamu masih anak ingusan ya. Kalau mau jadi sugar baby carilah pria yang single dan tidak punya hubungan dengan orang lain!"
Mentari melongo. Ia menatap wanita itu dengan tatapan tajam. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Wanita itu sudah lama ingin ia temui karena telah berani menggoda Krisna, suaminya. Dan sekarang ia datang sendiri padanya.
"Ambil ini kalau kamu hanya ingin uang!" lanjut Lana seraya menyerahkan puluhan lembar uang merah kepada Mentari.
"Apa?! Kamu pikir aku apa?!" balas Mentari dengan wajah tak kalah kesalnya. Sejak tadi ia sudah sangat ingin melabrak wanita ini, dan sekarang ia sudah mendapatkan kesempatan.
🌺
*Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
hajarrrr, tariiii
2024-03-08
0
Liana Yuberta
dasar nggak sadar diri
2024-03-08
0
Mamah Kekey
hempaskan ulet keket, pelakor gatel mentari
2024-02-25
0