Adiba langsung melompat turun dari mobil saat mereka sudah sampai di depan gerbang kebun binatang, padahal Mentari sudah memintanya untuk menunggu.
Anak berusia lima tahun itu memang sedang aktif-aktifnya jadi Mentari hanya bisa menuruti saja kemauannya.
Gadis itu pun segera turun setelah memastikan mobilnya terparkir dengan baik. Ia mengikuti langkah Adiba yang langsung bergabung dengan teman-teman dan juga gurunya.
Anak-anak itu diminta berbaris dengan rapi sebelum diberikan tanda pengenal berupa topi dan juga kartu pengenal yang dikalungkan pada leher mereka. Adiba yang bertindak sebagai pemimpin regu nampak sangat aktif dan juga lincah.
Anak itu sudah seperti calon pemimpin masa depan dengan gayanya yang sok ngatur dan juga tegas. Mentari sampai berdecak kagum, ia pikir anak hanya aktif untuk hal-hal yang biasa saja ternyata ia punya jiwa kepemimpinan yang sangat bagus seperti papanya.
Aaaa, tiba-tiba Mentari jadi teringat Krisna lagi dan langsung membuat dadanya berdesir aneh, ia sangat suka apa yang dilakukan pria itu padanya sejak semalam.
Plak!
Gadis itu memukul kepalanya sendiri karena tiba-tiba jadi sangat rindu pada suaminya yang ternyata sangat mesum padahal tampak sangat dingin dan tak tersentuh.
"Siap grak!"
Lamunannya tersentak karena suara Adiba yang memberikan aba-aba lagi pada teman-temannya. Mentari tersenyum dengan perasaan bangga di dalam hatinya.
Kupingnya pun tak sengaja mendengar para ibu-ibu muda yang juga mengantar anak-anak mereka mulai berbisik-bisi tentang anak itu. Mereka tidak tahu kalau Mentari ada di sekitar mereka.
"Kasihan ya Adiba padahal papanya sangat ganteng tapi kok masih betah menduda," ucap salah satu ibu-ibu.
"Iya, apa karena emang masih sangat cinta banget ya sama mamanya Adiba sampai gak mau membuka hati," timpal yang lain.
"Eh, jangan salah, kemarin tuh di media sosial aku lihat berita tentang papanya Adiba, katanya udah punya calon istri baru."
"Siapa? Kok aku gak denger?"
"Itu tuh, mbak Lana Rey Jackson, wanita karir yang sangat cantik."
"Oh ya?"
"Serasi banget tuh. Aku setuju aja. Tapi apa mau tuh jadi mama sambungnya Adiba? Jangan-jangan jahat lagi."
Ibu-ibu itu terus saja menggibah sampai membuat kuping Mentari jadi panas. Ia jadi menyesal menanyakan hubungan suaminya dengan wanita yang bernama Lana itu.
"Ekhem!" Ia pun berdehem untuk membuat para ibu-ibu itu sadar. Mereka semua tersentak kaget dan langsung tersenyum canggung.
"Wah, pengasuh barunya Adiba ya?" tegur seorang mama muda yang paling heboh membicarakan tentang keluarga Krisna. Ia melihat Mentari tadi bersama dengan Adiba di sekolah.
"Iya Bu," senyum Mentari secerah matahari pagi itu, meskipun hatinya sangat kesal.
"Kamu sangat cantik. Gak coba cari pekerjaan lain?" tanya wanita itu lagi kepo.
"Udah coba tapi gaji di sini lebih banyak Bu," balas Mentari dengan suara pelan seolah-olah sangat takut ada yang mendengarkan mereka.
Wanita itu semakin penasaran dibuatnya. Ia pun merapatkan tubuhnya ke arah Mentari.
"Berapa?" tanyanya dengan suara pelan pula.
"Bisa untuk beli gajah dan jerapah di kebun binatang ini Bu."
Mata wanita itu membola.
"Hah? Itu untuk sebulan apa setahun?"
"Untuk satu jam."
Wanita yang tidak Mentari kenal itu langsung megap-megap apalagi gadis itu langsung memperlihatkan bukti transfer suaminya beberapa saat yang lalu.
"Jangan-jangan kamu sugar baby ya? Kok mahal banget kalau sejam aja segitu."
Mentari tersenyum kemudian berbisik kembali, "Aku lebih dari itu bu, jadi berhati-hatilah kalau sedang membicarakan tentang keluarga Krisna Dewangga."
Mentari langsung berlalu setelah mengucapkan hal itu. Kebetulan rombongan anak-anak sudah memasuki gerbang kebun binatang diantar oleh beberapa Guide.
"Heh, itu pengasuh barunya Adiba sombong banget yak?" ucap ibu itu masih dengan wajah tak percaya.
"Iya, apa jangan-jangan gadis itu pacar pak Krisna yang lain yak?" timpal ibu-ibu yang lain yang ikut mendengarkan kata-kata Mentari.
"Ah sudahlah, jangan terlalu kepo sama urusan keluarga orang. Kita ikuti anak-anak," ucap salah satu ibu yang sejak tadi diam saja.
"Iya nih nanti anak-anak pada nyariin kita," timpal yang lain. Mereka semua pun masuk untuk mengikuti anak-anak mereka yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Mentari pun sama, ia menyusul langkah Adiba yang sudah jauh di depan bersama dengan seorang guide.
Mentari sampai ngos-ngosan karena sudah ketinggalan jauh, maklumlah karena ia habis membalas para ibu-ibu yang suka bergosip tentang keluarganya.
"Hey! Tari?" ucap sang Guide dengan wajah yang sangat gembira. Mentari yang baru tiba di tempat itu tampak kaget.
"Galang, kamu di sini?" balasnya.
"Iya. Aku kerja di sini mumpung udah selesai ujian sekolah," jawab pria muda itu yang ternyata adalah mantan ketua OSIS di sekolahnya. Pria itu pernah dekat dengannya dan bahkan pernah menyatakan cinta padanya.
"Kamu hebat Lang."
"Ah tidak juga, ini untuk tabungan sebelum masuk universitas Tar."
"Ah iya, kamu hebat. Udah punya rencana masa depan," senyum Tari dan langsung membuat Galang berdebar. Ia sangat menyiksa gadis cantik ini tapi tak pernah diberikan kesempatan.
"Kakak, lihat! Itu gajah!" teriak Adiba dan langsung membuat keduanya tersentak kaget.
"Maaf ya Tar, aku bertugas lagi." Galang cepat-cepat beralih ke mode profesional. Ia pun mulai menjelaskan tentang hewan besar berwarna abu-abu yang ada di dalam kerangkeng besar di hadapan mereka.
Mentari tersenyum dengan hati menghangat. Ia juga pernah suka sama Galang, tapi Dirga lebih gercep hingga ia lebih memilih cowok itu menjadi pacarnya.
"Gajahnya besar banget kak," ucap Adiba dengan pandangan takjub.
"Iya, dek, gajah merupakan mamalia darat paling besar. Ciri utama gajah yang tak dimiliki hewan lain adalah adanya belalai yang berguna untuk mengambil makanan, minum, juga bernapas."
"Aku suka lihat gajah kakak Men, apa kita bisa membelinya?" tanya Adiba dengan tatapan tak lepas dari hewan besar di hadapannya. Galang dan Mentari saling bertatapan kemudian tertawa.
"Gak bisa dek. Gajah di tempat ini bukan untuk dijual. Hewan ini dilindungi di tempat ini."
"Tapi 'kan papa udah kasih jajan banyak, kata kakak Men, kita bisa beli gajah..." Adiba merajuk dan membuat Mentari jadi kewalahan sendiri.
"Duh kita berfoto sama gajahnya aja ya, entar kita kirim ke papa, gimana? Soalnya gajahnya gak bisa kita bawa pulang, terlalu besar."
Adiba pun setuju, dengan izin dari Guide. Mereka masuk menghampiri binatang besar yang terkenal sebagai binatang setia untuk berfoto.
Cekrek!
Cekrek!
Beberapa gambar pun mereka kirimkan kepada Krisna sebagai bukti. Akan tetapi pria itu belum membukanya karena ia sedang memimpin rapat koordinasi.
🌺
*Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
aaaa kak author
biasaa waeeeee
2024-03-08
2
Hadiyah 0575
pokokx melebihi dari sugar baby deh🤭
2024-02-17
1
Rostina Sahar
next thor
2024-01-24
0