19. Angin barat

Because I'm a miss korea

Sesangeseo jeilganeun girliya

Nuguna han beone banhal iriya

Because I'm a miss korea

Because I'm a miss korea

Sesangeseo jeil meotjin girliya

Nuguna almyeoneun nollal iriya

Because I'm a miss korea

Kevan yang baru saja keluar rumah sakit hari ini, sudah berlenggak lenggok didepan kelas mencontohkan tarian yang dinyanyikan jennie blackpink yang sempat viral tempo hari.

Selama berada di rumah sakit cowok itu menghafal tarian itu selama tidak ada yang menjengguknya. Memang teman Dajjal semua

Badan yang tinggi besar sama sekali tidak ada cocok cocoknya menari kemayu seperti itu, jadinya macam cacing kurang gizi.

"Because I'm a miss kor—"

"Korengan" seisi kelas tertawa mendengar lanjutan Ravi yang menghentikan nyanyian suara sumbang Kevan. Cowok itu kembali duduk sambil misuh-misuh padahal, ia sudah latihan semalaman ingin menunjukan kepada seisi kelas bahwa seorang Kevan adalah fanboy sejati.

"Keluar rumah sakit bukannya kalem tapi udah ngereog"

"Alah, patah tulang doang nggak mempan bikin gue kalem."

"Patahin lehernya baru kalem," ujar Ravi santai.

"Ih, mati dong" Kevan bergidik ngeri sambil memegang lehernya.

Arga yang sedari tadi diam memperhatikan kini, membuka suara. Aura kepimpinannya menguar dari kemarin sampai tidak ada orang yang berani menegurnya lebih dulu.

"Sekarang coba ceritain gimana bisa lo di keroyok sama geng Viper."

****

Cemara memasuki kelas ketika jam istirahat berbunyi, kelas sudah sangat sunyi ketika ia masuki.

Jam pertama dan kedua Cemara bolos ke rooftop, tapi ia tak sengaja ketiduran dan baru bangun lima menit yang lalu mendengar bunyi bel.

Hampir seminggu ini Cemara jarang sekali masuk kelas padahal ia datang tiap hari, menurutnya sekolah tidak lagi penting, tidak ada masa depan untuk. Cemara tidak punya cita-cita namun, gadis itu punya impian ketika lulus sekolah nanti.

Meletakkan kepala berbaring di atas meja Cemara memainkan ponselnya, sejenak ia ragu menghubungi seseorang.

Namun setelah berpikir beberapa saat Cemara mulai mengetikan kalimat di ponselnya.

......Si Gajelas......

^^^Dimana?^^^

Kantin, mau nitip sesuatu?

^^^Nggak^^^

Oke, nasi goreng kan?

^^^Dibilang nggak!^^^

Sip. Ntar gue kesana.

Tak lama cowok itu muncul membawa segelas teh dingin dalam gelas plastik dan starfom berisi nasi goreng.

Arga menyerahkan bawaannya pada Cemara yang cemberut sembari menerima.

"Gue nggak lagi laper," sahut Cemara membuka tempat nasi goreng dan mulai memakannya. "ini karna mubazir aja udah lo beli. Makanya gue makan!"

Arga tersenyum geli.

"Iya makan aja, gue yang salah kok."

Sembari menunggu Cemara menghabiskan makanannya Arga memainkan game di ponselnya.

Cemara meminum es teh manis dan menutup tempat makan yang isinya sudah bersih, ludes.

"Makasih"

Arga kembali menyimpan ponselnya disaku. "Sama-sama. Pulang nanti mau kemana?"

Cemara mengangkat bahu tanda tak punya rencana sama sekali.

"Kalo gitu, ikut gue mau?"

"Kemana?" Cemara mengernyitkan dahi.

"Ada aja, mau ikut?" Arga kembali bertanya.

"Boleh." jawab Cemara sambil menganggukkan kepala.

"Gue tunggu di parkiran, pulang nanti. Oke?"

"Oke!" Arga tertawa sambil mengacak rambut Cemara gemas.

****

"Ga, lo yakin nggak bareng kita?" Ravi kembali bertanya, memastikan.

Mereka berniat ke rumah Kevan sepulang sekolah, kangen nenek dan kakek Kevan, kalau Ravi sama Aro sih kangen masakannya juga.

"Yoi. Gue nyusul, masih ada urusan."

"Sip. Kita duluan ya."

Arga melakukan tos dengan sahabat-sahabatnya. Dan mereka satu persatu pergi dengan motor mereka masing-masing.

Setelah beberapa menit teman-temannya pergi Arga melihat Cemara dari kejauhan. Cowok itu melambaikan tangan pada Cemara begitu gadis itu melihatnya.

Cemara tampak berlari-lari kecil ke arah Arga dan begitu sampai nafas gadis itu terlihat terengah-engah.

Arga tertawa kecil sambil mengusap keringat disekitar dahi Cemara akibat berlari tadi.

"Harusnya nggak usah lari-lari. Nggak bakal gue tinggal kok."ucap Arga sambil tersenyum lembut.

"Takut kelamaan, gue tadi dihukum Bu Siwi dulu, makanya lama."

Dahi Arga mengkerut.

"Di hukum ngapain."

"Cuman, nganterin buku paket ke kantor kok."

"Harusnya telpon gue tadi, biar gue bantu."

Cemara melambaikan tangan acuh"udah, mau kemana kita hari ini?"

"Rahasia!" ujar Arga mengedipkan matanya, genit.

Cemara naik ke atas motor Arga dan tak lama motor itu melaju melewati gerbang dan mulai berbaur dengan kendaraan lain.

****

Selamat membaca, jangan lupa tekan tombol Like ya. Babay

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!