11. Arga Dan pohon Cemara

Kantin saat ini sedang ramai berdesak desakan, suara suara meneriaki pedagang silih berganti datang dari meja meja yang penuh oleh penghuninya. Siapa yang tidak kebagian meja yah, harus rela menunggu atau keluar membawa makan mereka ke kelas atau tempat lain.

Tapi di meja pojok paling dekat dengan gerobak mamang somay, anggota inti Geng Tiger sedang duduk dengan santainya. Mereka tidak pernah berdesak desakan seperti siswa lain, karna bangku tempat mereka duduki sekarang seperti sudah hak paten untuk dimiliki.

Tidak akan ada siswa lain yang berani menduduki tempat itu, mereka tau diri untuk tidak mengusiknya jika tidak ingin hal buruk terjadi.

Kembali lagi pada meja tadi, anggota inti sedang asik bercanda sambil menunggu makanan mereka siap. Aro yang baru saja datang paling belakangan menyusul duduk di samping Raja.

"Rav, bulan ini jadi buat turnamen futsal  kan ya, Lawannya siapa emang?"tanya Kevan.

"SMA Buana"jawab Ravi yang memang kapten futsal di sekolah mereka.

"Yang tahun lalu kalah itu kan?"segera mendapat anggukan singkat dari Ravi.

"Gampang kalo gitu"ujar Rava remeh.

"Mereka kemaren emang kalah, tapi bukan berarti tahun ini kalian lengah gitu aja."ucap Raja.

"Makanya itu, kita udah mulai latihan lagi, walaupun gak terlalu sering."

"Btw lo tadi lama banget sih Ro ke toilet, mencret lo ya?"tanya Derren tak tau tempat. Rava yang sedang enak-enaknya makan mie ayam, kembali memuntahkannya begitu saja mendengar itu.

"Bangsat! Anak anjing lo Ren, gue lagi makan kampret!"umpat Rava kesal, siapa yang tidak kesal coba, ketika sedang enak makan malah ada yang membahas hal kotor.

Derren cengegesan sambil mengangkat tangan mohon ampun, dia sama sekali tidak bermaksud begitu. Kalimat itu meluncur sendiri dari mulutnya, serius.

"Bentar kok, yang bikin lama tadi sempet ngecengin adek gemes dulu"jawab Aro sambil tertawa.

Suasana yang tadinya mulai damai sebab hampir semua murid sudah mendapatkan jatah makanannya masing-masing, kini kembali ricuh setelah terdengar bunyi benda jatuh yang lumayan nyaring.

Di tengah-tengah kantin terduduk seorang gadis dengan makanan berhamburan disekitarnya, nampaknya ia baru saja terjatuh sewaktu melangkah.

"Pstt kasihan banget, sakit ya? Sorry deh."ucap Lizzie sambil menahan tawa, dia duduk di bangku sebelah Ara jatuh terduduk. Ara yakin dia sudah melangkah dengan hati hati tadi, sebelum terasa seperti ada kaki yang menjenggalnya sampai terjatuh.

"Gak usah drama deh, caper banget. Gitu doang pake jatoh."ucapan sinis itu kini berasal dari Kinan yang duduk tepat di depan Lizzie.

"Biasalah mau caper sama anggota ini, ngaku deh lo"tambah Maya memanas-manasi suasana.

"Gue aja sampe heran, kok bisa cewek kayak lo dekat sama Arga. Apa jangan-jangan lo jual diri ya? Dibayar berapa?" Lisa menutup mulutnya pura pura terkejut setelah itu mereka kompak tertawa.

Ara yang masih dalam kondisi yang sama setelah terjatuh tadi, menunduk. Tangannya terkepal erat sampai memutih, sebelum bangkit dan menjambak rambut Lizzie yang paling dekat dengannya. Awalnya Ara berniat menarik rambut Lisa setelah mendengar ucapan gadis itu, tapi Lisa duduk disebelahan Kinan dan itu lumayan jauh dari jangkauan Ara.

Lizzie yang rambutnya di tarik sangat keras tak tinggal diam, balas menjabak rambut Ara dengan sekuat tenaga.

Kantin jadi semakin berisik dibuatnya, ada yang merekam menggunakan ponsel, ada juga yang bertaruh siapa yang akan menang, dengan memasang jagoan masing masing.

Suasana makin memanas ketika tiga teman Lizzie hendak memasuki arena dan mengeroyok Ara yang seorang diri sebelum, seorang cowok berdiri di tengah pertempuran guna melerai mereka.

Setelah berhasil dipisah baru lah di ketahui bahwa orang yang memisahkan mereka tadi adalah Alex, sang wakil ketua osis SMA Bina Bangsa.

"Masih jaman maen jambak-jambakan? Disekeliling banyak meja sama kursi, kenapa gak pake itu aja?"setelah berujar kalimat sarkas itu Alex memandang mereka satu persatu. Sebelum atensinya menemukan bahwa salah satu gadis yang adu jambak itu adalah gadis yang sama dia tolong pagi tadi.

"Bukan urusan lo!"Lizzie menjawab ketus.

"Urusan gue lah, selagi ketua osis sedang sibuk rapat gue yang akan menganti tugas-tugasnya. Dan menghukum orang yang melanggar aturan sekolah adalah tugas ketua osis." jawab Alex tanpa ragu, seolah dia lupa akan dosanya tadi pagi yang meloncat pagar sekolah karna terlambat masuk.

"So, ladies-ladies mari ikut gue, untuk menerima hukuman kalian."

Berbeda dengan Lizzie yang mengikuti langkah Alex dengan kaki menghentak-hentak, Ara justru lebih tenang, mengikuti dalam diam.

****

Arga yang menyaksikan kejadian tadi sudah hendak bergerak menghampiri, tapi di tahan Aro. Cowok itu bilang Alex saja sudah cukup jangan memperparah keadaan. Dan merasa itu benar Arga hanya memperhatikan Ara dari jauh sampai keduanya digiring entah kemana.

Setelah bel masuk tadi Arga memisahkan diri dari teman-temannya, cowok itu menuju ke arah kolam yang diyakini tempat Alex menghukum mereka. Dan memang benar begitu, karna saat memasuki area kolam Arga dapat melihat Lizzie dan juga Ara tengah menyapu kolam yang sudah lama dikuras menggunakan sapu lidi, membersihkan dedaunan. Sudah tidak ada Alex di sekitar mereka, entah pergi kemana cowok itu dan Arga tidak peduli.

Sibuk memantau dari jauh sampai tiba tiba Lizzie menjatuhkan sapunya lalu pergi begitu saja, meninggalkan Ara mengerjakan nya sendiri.

Arga mendekat begitu melihat Lizzie sudah menghilang dibalik pintu, ia bukannya tak berani mendekat sewaktu ada Lizzie, tapi takut membuat suasana tambah runyam dan memilih menunggu waktu yang pas. Setelah berada di belakang Ara yang belum menyadari kehadirannya, Arga memperhatikan cara kerja Ara yang terlihat males malesan menyapu sehingga dedaunan menghambur ke sembarangan arah.

"Bukan gitu caranya, mau di ajarin gak?"tawar Arga setelah terlalu gemas melihat cara menyapu Ara

Cemara yang tidak mengetahui adanya orang lain disini setelah kepergian nenek lampir itu, terkejut dan hampir menimpuk Arga dengan sapunya.

"Lo melayang yah?"Ara dengan pertanyaan bodohnya, mampu membuat Arga tertawa terbahak-bahak. Aduh, cewek ini berniat ngelawak atau gimana sih, jelas jelas Arga merayap.

Setelah puas tertawa Arga kembali menawarkan niatnya hendak membantu gadis itu.

"Oh yaudah, nih, sampe sana juga ya."ujar Ara sambil menyerahkan sapunya dan mengarahkan Arga untuk menyapu juga bagian Lizzie tadi, lalu bergegas keluar area kolam menuju kelas, meninggalkan Arga yang melongo melihat Ara dan sapu itu berulang kali. Padahal niat Arga menawarkan membantu tadi supaya dirinya dan Ara bisa romantis-romantisan layaknya sepasang suami istri yang membersihkan rumah mereka. Tidak menyangka akan ditinggal sendiri macam orang linglung kayak gini.

****

Terpopuler

Comments

HozukiHaku_02

HozukiHaku_02

lanjutt

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!