2. Antara Sunyi

Malam kian larut, saat Arga mengendarai sepeda motornya di jalanan sepi. Mungkin, karna waktu sudah menunjukan pukul dini hari jadi jalanan terasa lebih lenggang dari biasanya.

Sehabis berkumpul di warung bejok bersama sahabat dan teman seper-gengnya. Arga pamit pulang lebih awal karena, sudah berjanji kepada mamanya untuk tidak terlalu larut kalau pulang. Walaupun, jam sudah menunjukan angka 2. Menurut Arga ini masih terlalu sore untuk pulang, karena biasanya dia akan pulang subuh, atau bahkan tidak pulang sama sekali. Tapi kalau kanjeng mami sudah bertitah, dia bisa apa?.

Saat akan melewati jalan menunju jembatan, dia tidak sengaja melihat seseorang yang berada dipinggir jembatan sambil menunduk melihat kebawah. Posisi orang tersebut yang membelakanginya, membuat Arga kesulitan melihat wajah itu.

Tapi dia tau kalau sosok dipinggir jembatan itu adalah seorang gadis, dilihat dari postur tubuhnya yang tertutupi hoodie hitam dan rambut panjang yang menjuntai. 'Anjir kayak penampakan' batin Arga bergidik.

Memangnya ada cewek yang mau berdiri di jembatan malam- malam begini? 'Apa yang sedang cewek itu lakukan?'

Arga, jadi bimbang sendiri dibuatnya. Antara ingin mendekat atau tidak. Iya kalau itu manusia kalau tidak, bisa barabe.

Arga segera menggeleng demi menghapuskan pikiran anehnya. Setelah perang batin akhirnya Arga bertekad ingin tetap berusaha mendekati sosok itu dengan motornya. Kalau itu memang bukan manusia kan Arga bisa langsung tancap gas dari sana.

Sementara, sosok yang ada dipinggir jembatan itu terus melamun dengan kepala tertunduk melihat kebawah hingga rambutnya yang panjang menutupi hampir seluruh wajah.

'arus airnya sangat deras sekarang'.

Kalau dia nekad melompat pasti besok sudah ditemukan tak bernyawa oleh warga sekitar. Tapi dia sama sekali tidak ada niatan bunuh diri untuk sekarang. Tidak tau kalau besok.

Saat sedang asik melamun ia dikejutkan dengan suara asing berteriak dibelakangnya. Membuat gadis itu refleks menoleh. Dan dibuat terkejut untuk kedua kalinya melihat sosok yang meneriakinya tadi ialah orang yang paling berpengaruh di sekolahnya. Sosok yang paling ia hindari selama ini.

"Woy, lo ngapain berdiri disitu?"

"....."

"Lo mau bunuh diri yah?" Sekali lagi pertanyaan bodoh yang Arga lontarkan tidak mendapatkan jawaban.

Membuat Arga geregetan sendiri, ia kembali mendekat untuk melihat lebih jelas sosok gadis yang berdiri menyamping dari posisinya sekarang.

Setelah orang yang didepannya memiringkan kepala sedikit guna menoleh siapa gerangan manusia gila yang menganggu aktivitas melamunnya itu.

"Eh, lo yang tadi pagi kan? Yang pingsan pas upacara?". Arga bertanya lagi, tapi hening. Tidak ada tanggapan sama sekali.

Sial, dicuekin gue anjir.

"Lo bisu yah, kalo diajak ngomong tuh jawab".

Gadis itu masih menatapnya dingin dan tajam bahkan Arga merinding melihat sorot mata itu. Bukan, Arga bukan takut, dia bahkan sudah kenyang mendapatkan tatapan apapun dari orang yang mengaguminya maupun dari musuh yang membencinya.

Tapi dia baru pertama kali melihat seorang gadis yang menatapnya bukan lagi tatapan kagum atau dambah namun dingin yang mencekam.

"Bukan urusan lo"

Gadis itu membuka mulut setelah sekian lama diam tadi. Dan sekali perempuan itu membuka mulut, sudah pasti bisa membungkam lawan bicaranya. Sama seperti Arga yang dibuat mematung karna kalimat gadis itu. Bukan karna pernyataan barusan yang membuatnya terdiam. Tapi karna Arga memperhatikan cara gadis itu berbicara.

Tidak ada riak wajah sewaktu gadis itu membuka mulutnya, dan suaranya tadi terdengar datar dan tidak memiliki emosi. Benar benar pandai mengatur ekspresi.

Mengingatkan Arga pada salah satu sahabatnya, Raja. Tapi tetap saja gadis didepannya ini berbeda. Seperti ada sesuatu yang berusaha ditutupi dari cara bicaranya.

Dan yang Arga lakukan sekarang adalah melihat punggung gadis itu menjauh. Yah, setelah berhasil membungkam Arga, dia langsung pergi berlalu begitu saja.

Tapi yang jelas Arga sudah merekam baik bentuk wajah itu. Memiliki mata abu gelap yang indah, hidung mungil walau tak terlalu mancung dan rambut yang sepinggang berwarna hitam kecoklatan.

Mata sayu yang menatapnya dingin itu seolah menghipnotis Arga untuk terus memandang dan menyelami baik baik makna yang tersirat dari dalam sana. Kekosongan. Itu yang berhasil Arga simpulkan dari sekilas melihat sorot mata itu. Seperti tidak ada kehidupan. Seperti tubuh tak bernyawa. Dan seperti ikan mati, kosong dan hampa.

...****...

...Jiwa Yang Tersesat💀...

...You, Rajarum💉, Kevantai🏖️, dan 4 lain......

Kevantai🏖️

Otak lu yang tersesat anjing. Siapa lagi yang buat grub kek gini.

Arotan🦧

Kevantai santai kek dipantai :)

Kevantai🏖️

Arotan, please bersikap lah layaknya orang utan yang sesungguhnya.

Derreni🤭

Aww, ini grub apa cih cyin, akikah masih polos jangan merusak akhlaknya kikeh.

Ravilus level100🥵

Kayak yang punya akhlak

Ravalak👹

Ih gemoy banget deh kamyuu @Derreni🤭

^^^Arganteng😎^^^

^^^Kembarannya datang^^^

Kevantai🏖️

Curiga gue selama ini Rava tuh kembarannya si Derren bukan Ravi, nyet harusnya suruh nyokap lu tes DNA ulang takut aje tuh anak ngaku ngaku.

Ravalak👹

Anak setan! lu ga liat muka gue plek ketiplek sama doi, ga perlu tes DNA juga orang gila udah pada tau kalo kita berbagi rahim yang sama.

Ravilus level100🥵

Najis @Ravalak👹

...****...

Lapangan outdoor kini sudah sangat ramai seperti sedang berlangsung konser Blackpink saja. Lihatlah, banyak murid berteriak histeris dipinggir lapangan hanya karena idola mereka sedang asik bermain basket. Kelas XI IPA7 sedang berolahraga sekarang. Setelah absen dan belajar materi tentang bola basket dan voli, kelas itu dibebaskan bermain apa saja di lapangan.

Sebagian perempuan berteduh dibawah rindang pohon yang tumbuh tidak jauh dari lapangan. Sedangkan laki-laki memutuskan tetap berada di lapangan untuk bermain bola yang mereka inginkan.

Sama seperti ketujuh cogan kelas IPA7 itu. Mereka memutuskan untuk bermain basket bersama. Kalau kalian menduga ada yang ingin bergabung untuk bermain dengan mereka, kalian salah. Mereka memang sudah menawarkan kepada teman sekelasnya yang lain untuk berlatih bersama, tapi ditolak dengan halus oleh cowok- cowok yang diajak.

Alasan mereka tidak ingin bergabung dan bermain bersama dengan inti Geng Tiger itu adalah segan. Takut tidak memenuhi kriteria mereka. Padahal ini hanya main-main saja, dan juga anggota inti tidak akan menyalahkan mereka jika bermain tidak benar. Kan masih sama-sama belajar walaupun salah satu dari mereka ada yang menjabat sebagai kapten dan tim inti dari ekskul basket.

Kerena tidak ada yang ingin ikut bergabung, mereka memutuskan untuk bermain sendiri. Jadilah sekarang ketujuh cowok tampan yang paling disegani oleh seluruh penjuru SMA Bina Bangsa Sejati dan sekolah-sekolah tetangga itu membentuk tim menjadi dua yang terdiri dari 3 dan 4 orang. Tidak adil memang. Tapi yah mau bagaimana lagi?

Namun, dengan syarat kapten basket dan pemain inti dipisah. Biar seimbang katanya. Raja yang notabenya kapten basket sudah berada di kiri lapangan bersama sikembar Rava dan Ravi. Sedang Derren pemain inti basket juga sudah berada diposisi kanan lapangan bersama Kevan, Aro dan Arga.

Permainan sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu dengan skor yang beda tipis 7- 4. Raja yang memang sudah mahir bermain, dengan mudah memasukan bola kedalam ring dengan melakukan jump shoot, yang mana mengundang pekikan histeris dari gadis-gadis di pinggir lapangan yang menonton.

Tapi tidak kalah serunya dengan timnya Arga, Derren yang juga sudah terlatih terlihat lihai mengiring bola dan mendribblenya ke Arga yang langsung  meloncat memasukan bola kedalam ring menggunakan gaya lay-up shoot. Membuat manusia manusia yang merasa dirinya cewek langsung loncat loncat kegirangan macam cacing kepanasan.

Melihat para idola mereka bermain siswa-siswi yang memang berada diluar karna sedang jamkos dikerenakan guru rapat, memilih mengerubungi pinggir lapangan untuk melihat cogan kesayangan mereka. Bagi yang tidak kebagian tempat berdiri disepanjang koridor lantai dua guna melihat dari atas. Yang penting bisa cuci mata siang-siang bolong begini, pikir mereka.

Berbeda dengan gadis yang sedang menenggelamkan kepala dilipatan tangan diatas meja itu. Dia lebih memilih tidur disaat pelajaran kosong seperti ini dibandingkan panas-panasan diluar sana sambil berteriak heboh. Buang-buang waktu.

Sebenarnya dia memilih tidur karna benar-benar mengantuk akibat pulang terlalu larut semalam. Mengabaikan pekikan guru yang mengajar menyuruhnya untuk bangun. Tapi akhirnya guru tersebut diam juga karena merasa diabaikan dan mencoret namanya didaftar penilaian murid.

Peduli apa dia tentang nilai dan guru tersebut? No. Dia tidak peduli sedikitpun. Mau dia dikeluarkan dari sekolah pun tidak masalah buatnya. Palingan orang itu akan memakinya atau bahkan memukul seperti yang sudah sering terjadi selama ini. Setelah itu, semua akan kembali seperti semula.

Bahkan Pak Jeni a.k.a Kepala Sekolah sudah angkat tangan dengannya, berkali-kali ditegur, diceramahi dan diberi surat panggilan orang tua namun masih tidak digubris malah yang datang adalah orang suruhan kakeknya.

Orang tua itu, makhluk sejenis apa?

...****...

"Aaish, gila cape banget" Aro mengeluh dengan nafas yang tersengal dan keringat bercucuran di badannya.

"Dih lemah lo gitu doang"ejek Rava.

"Minum mana minum cepetan kasih, gue dehidrasi, mau mati rasanya."

"Aaminn"

Aro kelabakan mencari air minum yang ia sediakan sebelum sparing tadi. Setelah menemukannya dia langsung menegaknya hingga tandas. Air minum itu bahkan sampai melewati mulut menujuh lehernya yang terdapat jakun naik turun karna minum tergesa-gesa.

Kalau ada gadis yang melihat kelakuan Aro pasti langsung histeris dibuatnya. Cowok itu terlihat sangat keren dengan tubuh berkeringat dan rambut basah. Bukan hanya Aro tapi keenam sahabatnya  juga mengalami hal yang serupa.

Mereka sekarang berada di ruang ganti pakaian yang berada disamping toilet, yang sering dipakai anggota ekskul cowok berganti pakaian.

Mereka semua disini demi menghindari para fans yang langsung menyerbuh ketika permainan selesai tadi. Cewek-cewek itu langsung berteriak heboh lantaran idola mereka terlihat beribu kali lipat tampan dengan tubuh berkeringat. Tidak tanggung-tanggung Derren langsung membuka bajunya di lapangan menunjukan perutnya yang sixpack hasil dari dia nge- gym bersama para sahabatnya.

Jadilah para wanita haus cogan itu langsung berlari kearah mereka seperti zombie yang kehausan darah.

Itulah mengapa mereka mengurung diri disini sampai situasi benar-benar aman.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!