Hari ini adalah hari pertunangan seorang pengusaha besar yang cukup berpengaruh di kota ini. Meskipun dilakukan tertutup di salah satu ballroom hotel milik keluarga Bagaskara sendiri, tapi tetap saja ada beberapa awak media yang berusaha menyelundup masuk untuk menyiarkan pada khalayak ramai.
Meskipun begitu, acara tetap berjalan dengan lancar hingga pada akhir acara. Setelah penyematan cincin, Ambar masih menemani Zayn menyapa beberapa tamu dengan begitu ramah.
Pukul sepuluh malam, Ambar berjalan bersama Zayn meninggalkan acara, menuju salah satu lantai hotel yang sengaja di kosongkan untuk tamu dan panitia. Keduanya sepakat meninggalkan tamu undangan dengan beberapa hiburan yang di meriahkan oleh artis ibu kota.
Dengan kembali bersikap dingin, Zayn berjalan bersama Ambar menuju kamar team MUA. Selama acara, keduanya terdiam, tidak apa pembahasan apapun dan hanya senyum palsu yang terbit di wajah lelaki dingin itu.
"Ambar, kamu benar-benar cantik!" ujar Farhana menyambut tunangan putranya. Wanita itu begitu anthusias karena banyak dari temannya memuji kecantikan dan kesan elegan dari Ambar.
"Mama tidak usah berlebihan." sela Zayn membuat semua yang ada di sana menatapnya aneh. Tapi lelaki itu malah seenaknya duduk dan menatap layar ponselnya.
"Mama tidak berlebihan, hanya kamu saja yang nggak menyadarinya." cebik Farhana. Zayn pun membiarkan mamanya mengoceh karena dalam hatinya dia juga mengagumi kecantikan Ambar yang berbeda dari biasanya. Ambar memang mirip seorang putri dari negera timur tengah.
" Tok...tok..." sebuah pintu terbuka, di sana terlihat Haliza, Rendra dan Darius masuk ke dalam ruangan.
" Ma, ini calon besan kita mau pamit." ujar Darius mengawali. Papa Zayn memang sangat menghargai calon besannya karena kesopanan dan sikap priyayi keluarga Ambar.
" Iya Jeng Hana, kami mau pamit dulu! Terima kasih untuk semua suguhan dan fasiltas yang sudah di sediakan." Haliza pun berbasa-basi saat pamit dengan Farhana.
" Sama-sama, Jeng." ujar Farhana yang masih gengsi melontarkan pujian pada besannya. Tapi sikap ramahnya yang tidak biasa adalah tanda beliau merasa puas dengan semuanya.
" Zayn antarkan, calon besan dan Ambar ke apartemen!" titah Farhana membuat Zayn menoleh.
Lelaki itu sebenarnya enggan melakukan itu karena masih banyak sopir, tapi dia juga tidak bisa menolak karena pasti akan menimbulkan masalah baru.
Sesaat kemudian, Ambar sudah selesai mengganti baju pesta dengan long dress yang biasa dia kenakan. Zayn pun beranjak dari duduknya saat melihat Ambar dan keluarga gadis itu berpamitan.
" Sering main-main ke rumah, Mbar!" titah Darius saat Ambar berpamitan dengannya. Beliau sangat menyukai Ambar karena sikap santun gadis berwajah cantik itu.
" Insyallah, Pa." jawab Ambar sambil tersenyum.
Zayn pun berjalan berjajar dengan Rendra menuju basemen hotel, dimana mobilnya di parkir. Meskipun saat ini hubungannya sangat buruk dengan Ambar, tapi lelaki itu tetap sopan memperlakukan Rendra.
Saat mobil melaju menuju apartemen, sesekali Zayn melirik Ambar dari spion. Selain marah menjadikan sikapnya acuh pada Ambar, tapi ada rasa penasaran setiap kali memikirkan gadis itu.
" Terima kasih Nak Zayn, Om berharap kamu bisa membahagiakan dan menjaga putri Om." ujar Rendra seoalah menitipkan Ambar pada lelaki di sebelahnya.
" Saya usahakan,Om!" jawab Zayn kemudian melirik Ambar. Kemudian mereka turun dari mobil.
Sesaat kemudian mereka keluar dari mobil, Zayn pun mengurungkan niatnya untuk langsung pulang dan ikut mampir ke apartemen Ambar sebentar.
Hanya beberapa menit, lelaki itu duduk di apartemen yang di sewanya untuk Ambar, Zayn pun langsung berpamitan karena masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan.
" Aku akan mengalihkan resto atas namamu, tapi sampai tiga bulan ke depan kita masih bersandiwara." ujar Zayn sedikit berbisik saat berada di luar pintu.
"Tidak usah, Mas. Lagian, menjadi wiraswasta bukan cita-citaku." Ambar bahkan akan berhenti bekerja setelah tugasnya selesai.
"Terserahlah!" Zayn langsung pergi meninggalkan gadis keras kepala itu. Menurutnya percuma jika berbicara dengan Ambar karena dia akan tetap pada pendiriannya.
Ambar menatap lelaki itu hingga bayangannya menghilang dari lift. Zayn memang sosok yang punya daya tarik tersendiri bagi perempuan. Tapi, Ambar memang tidak ingin masuk terlalu jauh dalam kehidupan lelaki itu.
###
Seminggu sudah pertunangan itu berlalu, Zayn kembali sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan lelaki itu sering bekerja hingga larut.
" Pak Zayn bekerja seperti orang patah hati." celetuk Raka saat menyerahkan beberapa map di meja Zayn.
" Jangan banyak mengurusi orang lain!" balas Zayn dengan menghentikan tangannya yang bermain lincah di atas keyboard laptop.
" Kamu cari pacar saja tidak becus!" Zayn menatap tajam Raka yang hanya mesam mesem.
Sang Asisten sudah hafal dengan gaya bahasa bosnya. Dia juga merasa akhir-akhirnya Zayn lebih cepat emosian dari biasanya.
" Sore ini aku akan keluar! Minta Rafael menghandle pertemuan dengan tamu dari jepang." pinta Zayn yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Raka. Lelaki berkacamata itu pun meninggalkan ruangan mewah milik bosnya.
Zayn menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya di kepala kursi, tangannya meraih sebatang rokok dan menyalakannya untuk mengusir rasa gelisah.
Seminggu sudah berlalu, seminggu itu pula dia tidak tahu kabar tentang Ambar, bahkan gadis itu juga tidak menghubunginya.
" Dasar keras kepala!" gumam lelaki itu, dia tahu jika Ambar punya rasa padanya. Tapi, lelaki itu ingin gadis itu bertekuk lutut padanya tapi hingga saat ini Ambar masih tetap dengan pendiriannya.
Zayn beranjak dari duduknya dan melangkah keluar ruangan. Dia sudah mengatur janji dengan sahabatnya Alvaro di sebuah coffeshop.
Lelaki yang kini melajukan mobil meninggalkan halaman kantornya itu memasang earphone karena sebuah panggilan di ponselnya.
" Halo."ucap Zayn saat membuka panggilan dari seseorang yang dia percaya.
" Mbak Ambar ada di kantor polisi. Dia dan temannya baru saja mengalami kecelakaan." ucap lelaki itu dari seberang.
" Bagaimana keadaan Ambar?" tanya Zayn dengan baik.
" Mbak Ambar masih dimintai keterangan." lapor orang kepercayaan Zayn.
"Aku akan kesana!" Zayn menutup panggilannya dan kemudian memutar kemudi ke kiri untuk mengarahkan mobilnya ke kantor polisi.
Dia mulai merasa cemas memikirkan kondisi Ambar. Meskipun dia sadar saat Ambar bisa dimintai keterangan itu artinya Ambar baik-baik saja.
Zayn menghentikan mobilnya. Saat keluar dari mobil lelaki itu langsung menelpon pengacaranya. Dengan langkah panjang dia berjalan menuju ruangan yang biasa digunakan untuk meminta keterangan.
Saat memasuki ruangan yang dia tuju, Zayn menemukan Ambar dan dua orang yang berbicara dengannya dan mereka terlihat sedang berdebat.
" Apa yang terjadi?"tanya Zayn saat menghentikan perdebatan mereka.
"Sepeda motor yang aku boncengi kecelakan. Temanku terluka parah dan masuk rumah sakit." cerita Ambar kemudian dua lelaki yang berdebat dengan Ambar pun akhirnya pergi.
"Satu temanku masih di dalam untuk dimintai keterangan." ujar Ambar membuat Zain menoleh pada pintu kaca yang tertutup.
"Tabrakan dengan apa? Kamu terluka?"cecar Zayn.
" Kami tabrakan dengan sepeda motor. Tapi yang mengendarai anggota polisi tapi menolak untuk bertanggung jawab jadinya alot seperti ini!" jelas Ambar.
Ambar dan Zayn menoleh saat satu temannya yang dimintai keterangan keluar dari ruangan.
"Mbar, bagaimana tanganmu?" tanya Astrid tak kalah mencemaskan keadaan Ambar.
" Aku nggak apa-apa? Kamu udah selesai? Kira-kira orangnya mau tanggung jawab?" tanya Ambar.
Sementara Zayn menyambar tangan kecil Ambar dan memeriksa baju bagian siku yang sedikit terkoyak.
"Ayo pulang biar pengacaraku saja yang mengurus!" ujar Zayn.
" Tapi..." sela Ambar.
"Percuma jika kamu urus sendiri!" lanjut Zayn.
Ambar yang akan menolak pun akhirnya menurut saat Astrid mengangguk pelan. Mereka pun meninggalkan ruangan itu dan saat di parkiran Zayn bertemu dengan pengacaranya.
Dua lelaki itu berbincang sejenak, hingga akhirnya Zayn kembali pada Ambar dan Astrid yang menunggu di dekat mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Titin Rustini
penasaran sama kelanjutan ceritanya
2024-02-07
0
Titin Rustini
ditunggu updatenya thor/Pray/
2024-02-07
0