Gadis Berbeda

"Mulai hari ini sampai tiga hari ke depan kosongkan jadwalku!" titah Zayn pada Raka yang saat ini sedang meminta tanda tangannya.

"Iya , Pak." jawab asisten Zayn. Sementara Zayn sedang memutar otak mencari cara untuk menaklukkan Ambar.

"Kalau begitu saya permisi, dulu!" ujar Raka setelah Zayn meletakkan bolpoinnya. Lelaki itu kini merapikan beberapa lembar kertas dalam stop map.

"Menurutmu, apa yang membuat gadis seperti Ambar jatuh cinta?" Pertanyaan Zayn membuat Raka menghentikan langkah Raka.

"Pak Zayn bertanya pada saya?" tanya Raka dengan menunjuk dirinya. Lelaki itu hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, wajahnya pun terlihat meragu.

Selama ini bukankah yang sering di kejar cewek adalah bosnya?Terus kenapa harus bertanya pada sang asisten yang selama ini justru hanya menjomblo.

"Iya kamu! Kamu kira aku bertanya pada orang gila?" kesal Zayn saat melihat wajah innocent sang asisten.

" Oh, Pak Zayn kan yang lebih mengerti cewek karena sering gonta ganti cewek." sambut Raka membuat Zayn mendesah kesal.

Tanpa basa-basi, lelaki yang beranjak dari duduknya mengusir Raka dari ruangannya. Zayn berencana menjemput Ambar di kampusnya.

Dengan santai Zayn membawa mobilnya menuju kampus Ambar. Di tengah perjalanan saat melihat toko bunga, lelaki itu berinisiatif untuk membawakan Ambar sebuah buket bunga.

"Bunga untuk menyatakan perasaan cinta pada gadis yang cantik." jelas Zayn saat pemilik tokok menanyakan tujuannya.

Seorang wanita muda yang kini merangkai bunga khusus itu pun segera menyodorkan sebuah kertas pada Zayn.

" Tidak perlu, cukup bunga itu yang bicara. Dia gadis yang cerdas." jelas Zayn membuat wanita muda berambut panjang itu tersenyum dan menyalipkan anggrek diantara bunga krisan dan mawar.

"Pasti dia gadis yang sangat spesial."ujar pemilik toko itu dengan menunjukkan buket bunga yang sudah jadi.

"Hmmm...berapa?" jawab Zayn.

"Tiga ratus ribu." mendengar harga yang disebutkan Zayn langsung mengeluarkan uang dan membayarnya.

Zayn melirik bunga yang sudah dia letakkan di bangku sebelahnya dan kembali melajukan mobilnya menuju kampus Ambar yang hanya tinggal beberapa menit saja.

Dengan masih mengenakan kaca mata hitam, Zayn keluar dari mobilnya. Kampus masih ramai, dari kejauhan dia melihat Ambar sedang berjalan dan seorang pemuda yang berusaha menghentikannya, hal itu membuat Zayn langsung melangkah dan mendekati keduanya.

"Ehm...ehm..."deheman Zayn membuat pemuda itu menoleh dan salah tingkah.

"Oh ya , Mbar. Besok saja kita lanjutkan!"ujar pemuda itu sambil melirik Zayn sebelum memundur langkahnya.

"Iya, Dan." jawab Ambar membuat pemuda yang mengenakan tas ransel itu segera pergi meninggalkan Ambar.

" Ada apa ke sini, Mas? Bukankah, kita akan pergi fitting baju nanti sore?" ucap Ambar.

"Kita akan makan siang terlebih dahulu!" jawab Zayn.

"Aku harus menyelesaikan tugas, Mas." Ambar berusaha menolak dengan cara yang halus. Tapi, Zayn sudah faham dengan penolakan gadis itu.

Zayn mendengus lemah dengan menatap Ambar yang terus saja berusaha menghindar. Kedua tangannya berkacak pinggang seolah tak terima. Wajah tampan dengan mata biru itu memang mempunyai daya tarik yang luar biasa hingga Ambar memilih mengalihkan pandangannya dari pada hatinya terus meneriakan kekaguman pada ketampanan pada sang casanova.

"Bukankah aku sudah bilang, tidak baik jika selalu berduaan." bantah Ambar.

"Dan sudah aku bilang aku ingin menikahimu!" sela Zayn juga tak mau kalah.

Seketika Ambar kembali menatap mata biru itu, dia hanya ingin tahu sampai di mana keseriusan dari apa yanh diucapkan Zayn.

"Aku tidak main-main, Mbar! " bujuk Zayn lagi. Entah kenapa Ambar masih gamang dengan apa yang diucapkan lelaki di depannya. Tapi, menikah adalah ibadah, jika ada seseorang yang dengan serius mengajaknya menikah maka tidak ada alasan untuk menyepelekan ajakan itu.

"Mas Zayn serius?" tanya Ambar dengan lirih.

" Kita bicarakan sambil makan siang." jawab Zayn.

Sejenak Ambar terdiam, dia sedang mempertimbangkan banyak hal sebelum menjawab.

"Seharusnya kamu memberi kesempatan padaku, Mbar? Jangan menutup diri." Zayn hampir kesal dibuatnya. Dia akan semakin sulit mendekati gadis itu, jika Ambar tidak memberinya kesempatan.

"Aku selalu membuka diri buat siapapun. Karena sejatinya perempuan hanya bisa menolak tidak bisa memilih." lanjut Ambar, dia semakin terlihat angkuh di mata Zayn.

"Hm...." kesal Zayn tapi bukan Zayn jika tidak bisa memaksa wanita.

"Baiklah, tapi aku tidak ingin Mas Zayn macam-macam, seperti kemarin. Hubungan kita hanya pura-pura!" tegas Ambar membuat Zayn mengangguk.

Mereka kemudian berjalan menuju mobil, dan masuk ke dalamnya.

" Ini untukmu!"ujar Zayn dengan menyerahkan bucket bunga yang sempat dia beli tadi.

" Terima kasih , Mas. Tapi ini terlalu berlebihan menurutku!" ujar Ambar saat mengambil dan meletakkan bucket ke pangkuannya.

Zayn hanya mendesah dan kembali melajukan mobilnya. Dia pikir Ambar akan terlihat histeris dan kemudian memeluknya seperti gadis-gadis lain. Ternyata hanya reaksi datar yang diberikan oleh gadis itu.

"Terkadang perempuan akan lebih menyukai perhatian kecil." lanjut Ambar saat mobil melaju menuju tempat yang mungkin akan disukai Ambar.

Zayn tidak menyadari apakah usahanya menaklukkan Ambar hanya sebuah taktik atau memang keseriusan. Sebelum, ini dia tidak pernah memikirkan akan yang membuat para wanitanya senang. Tapi Ambar? Hanya ingin membuatnya patah hati saja dia harus mati-matian membuatnya jatuh cinta.

" Mbar, Ambar!" panggil Zayn saat Ambar tertidur di mobil.

Lelaki itu menatap lekat wajah gadis di sebelahnya yang tidak juga membuka matanya. Cantik, bulu mata yang lentik, hidung mungil dan bibir yang ranum. Bibir yang dia rebut ciuman pertama.

Zayn merasa tidak adil, dia yang sudah menjelajahi banyak tubuh perempuan justru mengambil paksa ciuman pertama gadis itu. Zayn tahu kemarin adalah ciuman pertama Ambar, dia sudah fasih merasakan ciuman dari banyak wanita dan Ambar memberi reaksi berbeda.

Zayn langsung memundurkan posisi tubuhnya kala tubuh kecil itu menggeliat, hingga sesaat kemudian Ambar membuka matanya.

" Kok disini, Mas?" tanya Ambar. Zayn sengaja mengajak Zayn makan siang di pantai.

"Ingin suasana baru!" ujar Zayn. Dia pun langsung membuka pintu mobil dan keluar.

"Aku ingin bermain air dulu!" ucap Ambar.

" Kita makan dulu!" ujar Zayn. Mereka selalu saja berbeda.

"Tapi..."

" Please jangan membantah, Mbar! Aku akan meminta Raka mengirimkan baju ganti untukmu!" ujar Zayn membuat Ambar menatap heran ke arahnya. Batin Ambar, dia tidak menyangka jika Zayn sudah memikirkannya.

Ambar pun tak lagi protes. Gadis itu mengikuti apa yang menjadi perintah Zayn. Mereka berjalan menuju sebuah resto yang ada di dekat bibir pantai. Suasana seperti ini yang dibutuhkan oleh Ambar, sudah lama gadis itu tidak merefresh pikirannya yang hanya berkutat tentang pelajaran dan permasalahan hidupnya.

Terpopuler

Comments

Rahma Lia

Rahma Lia

Jangan lemah dgn bujuk rayunya,Ambar..

2025-04-19

0

Azzam Azzam

Azzam Azzam

pertahankan ya mbar jangan mudah luluh sama zayn

2024-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!