Episode 19

Staf Keuangan

Rupanya Cika sudah tertidur pulas, diruang kerja Bu Yeni. Maklum saja sedari tadi Cika tetap menangis sampai akhirnya, ia tertidur.

Rupanya Bu Yeni, setelah selesai rapat langsung kembali ke ruang kerjanya. mendapati Cika diruangan, Bu Yeni sudah tau apa yang diinginkan oleh anak manis ini.

"Cikaa ... Cika .... Cika ..." Panggil Bu Yeni, dengan sangat lembut sambil menghisap rambut Cika secara perlahan.

Rupanya Cika tertidur di meja Bu Yeni sambil menyilangkan kedua tangannya di atas meja. Sebagai, bantal yang empuk baginya. Mendengar suara yang tak asing di telinga, spontan Cika membuka matanya secara perlahan. Cika pun mulai nampak dengan wajah Bu Yeni yang sudah duduk di hadapan nya.

"Bu Yeni ....!" Teriak Cika, sembari menghamburkan pelukannya.

Melihat hal itu Bu Yeni, membalas pelukan Cika dengan hangat.

"Kenapa sayang, apakah kamu ingin mengambil bonus bulananmu lebih awal?" Tanya Bu Yeni sambil, menyentuh hidung Cika dengan jari telunjuk nya.

Mendengar hal itu, Cika tersenyum sambil menggarukan kepalanya yang tidak gatal.

Rupanya Bu Yeni sudah menyiapkan uang cash, yang dimasukkan ke dalam amplop coklat sesuai dengan hitungan lembur Cika. totalnya dua juta lima ratus ribu rupiah. Bu Yeni, mengambil amplop coklat yang berada di laci meja kerjanya. Serta langsung menyodorkan amplop cokelat tersebut kepada Cika. Melihat itu, mata Cika sangat berbinar. Hal yang ditakutkan nya tidak akan terjadi. Ini benar-benar membuat batin Cika sangat legah. Walaupun hutang ribanya belum lunas, seenggaknya ia bisa membayar bunganya dan bisa bekerja dengan waras selama tiga puluh hari kedepan lagi.

Cika tak banyak bicara, diambilnya amplop coklat yang telah disodorkan oleh Bu Yeni. Cika terdiam sejenak, dan melihat begitu banyak lembaran uang berwarna merah di balik amplop coklat tersebut.

"Udah pas kok ..." Jelas Bu Yeni, meyakinkan Cika.

"Saya percaya kok Bu, terima kasih iya Bu. Selalu menjadi penyelamat akhir bulan saya ... " Jawab Cika sambil tersenyum.

Bu Yeni pun, mengelus pundak Cika sambil berkata "enggak apa-apa cik, udah tugas ibu membagikan kewajiban kalian. Gunakan dengan baik, salam untuk Tina dan ibumu ..." Titah Bu Yeni.

Mendengar hal itu, Cika menjadi sedih. Tak terasa bulir air matanya menetes kembali membasi pipi.

Cika merasa sangat bersalah dengan perkataan yang Bu Yeni katakan. Andai saja Bu Yeni tau, bahwa sesungguhnya uang yang ia terima ini akan digunakan untuk membayar Rentenir. Pasti Bu Yeni akan kecewa.

Bu Yeni, masih menatap cika dengan penuh tanya. Bu Yeni, heran saja kenapa Cika menangis begitu amat dalam. Rasanya ingin sekali ibu Yeni menanyakan perihal apa yang ia rasakan, namun Bu Yeni mengurungkan niatnya. Dikarenakan dia sudah terlalu lelah karena hari ini yang begitu menegangkan, dan juga menurut Bu Yeni itu merupakan privasi yang tidak perlu untuk ditanyakan.

"Cika, kita pulang yuk. kamu liat, jam sudah menunjukan pukul 17.00 saya rasa kita hari ini sudah memberikan yang terbaik kepada perusahaan..." Tutur Bu Yeni lembut, sambil memperlihatkan layar ponselnya kepada Cika.

Mendengar hal ini, Cika mengganguk. Tak lama, Cika izin pamit kepada Bu Yeni. Dan memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya. Sembari ingin siap-siap untuk pulang kerumah. Karena, hari ini sudah cukup lelah olehnya.

***

Lantai 10

Pintu lift terbuka lebar, baru saja Cika mau melangkah kan kakinya sudah nampak Lisa yang bertolak pinggang dihadapannya. Cika hanya mengurungkan niatnya untuk keluar lift dan membalikkan tubuhnya ke arah sebaliknya. Melihat hal itu, Lisa langsung menarik Cika dengan sedikit kasar menuju ruang kerja.

Sekarang Cika duduk di kursi kerjanya, sambil menundukkan kepala. Ia paham betul jika, temannya satu ini pasti khawatir sedari tadi. Lisa jika marah, udah kayak emak-emak komples gaess. Itu juga yang membuat Cika malas mendengar semua ocehannya. Namun begitu, niat Lisa memang baik. Itu artinya, dia memang benar-benar perhatian kepada kita.

Cika tak berani menatap mata Lisa, apalagi melihat Lisa secara langsung. Cika hanya mencuri-curi pandang saja. Rupanya Lisa sedang berdiri disampingnya sambil berkaca pinggang dan siap-siap akan melontarkan seribu pertanyaan serta ocehannya.

Benar saja, belum juga selesai Cika ngebatin. pertanyaan demi pertanyaan dimulai.

"eehh Cika, loe kemana aja? Kenapa loe enggak kerja seharian? Semua orang khawatir sama loe? Loe tau bos loe, Medi nyariin loe dari tadi ... !!!"

Lisa kali ini benar-benar kelasa kepada Cika, bagaimana tidak nona ini benar-benar menghilang sedari pagi.

"Lisaaaaa ... Bisa enggak loe ngomel nya nanti aja. Please! Gue lagi pusing nih, besok besok deh gue janji bakal cerita ..." Bujuk Cika kepada Lisa, yang masih saja tampak kesal.

Melihat Cika yang benar-benar memohon kali ini padanya. Akhirnya, Lisa memberikan kebebasan kepada Cika.

"Ingat loeee iyaaa, hanya kali ini saja ! ..." Seru Lisa sambil membulatkan matanya. Cika yang melihat hal itu pun merasa sangat mengerikan. Kali ini Lisa benar-benar ingin menerkamnya.

Lisa mengambil nafas panjang secara perlahan, dilihatnya cika yang masih menundukkan kepalanya. Namun, sesekali mencuri pandang melihat kearahnya.

"Nih iya cik, gue kasih tau loe. Bossss Medi, gue tekankan sekali lagi bos Medi nyuruh loe keruangannya sekarang. Inget pesen gue, loe enggak usah jawab yang aneh-aneh. Loe bilang aja loe ngilang seharian ini karena pulang kerumah. Kebetulan ibu sedang sakit, loee bikin alasan kayak gitu aja. Duuhh maafin gue iya bu ... Ini demi kebaikan Cika agar tidak di pecat sore ini .... "Jelas Lisa.

Cika yang mendengar hal itu pun sontak terkejut dan juga ingin tertawa. Jika Lisa tau semuanya mungkin Lisa tak akan berbicara seperti itu. Tapi, biarkan saja. Hal yang Cika dan Medi alami cukup mereka berdua yang tau sementara ini.

"cika Apriyani.... Gue ini lagi bicara sama loe iya, bukan patung, kenapa loe diem aja?" Gerutuk Lisa.

"Oke, Lisa nan baik hati dan juga dermawan ..." Jawab Cika sambil merangkul Lisa.

Melihat itu, Lisa tersenyum. "kalo begitu, gue cabut duluan iya cik. Loe Jagan lupa absen, sama di tungguin nohhh Ama boss... Baek- baekk loeee ..." Seru Lisa sambil berlalu meninggalkan Cika.

Cika hanya melihat Lisa dengan tersenyum, sambil menahan tawa. Lama kelamaan punggung Lisa tak tampak lagi terlihat, ini menandakan Lisa benar-benar pulang. sebelum masuk ke ruangan bos, Cika menarik nafas panjang terlebih dahulu. Sebenarnya ia tak ingin masuk ke ruangan sana, ia hanya ingin cepat pulang dan memberikan uang ini kepada hantu kuburan. Namun, Cika tak punya pilihan lain, ia harus menghadapi bosnya apa pun kondisinya. Cika belum bisa menebak apa yang akan dibicarakan oleh Medi yang pasti dia sudah menyiapkan beribu alasan jika bos itu banyak menimbulkan tanya.

***

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 episode 9
10 Episode 10
11 episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 SAH
52 Panah Asmara
53 Pesta Pernikahan
54 Panti Asuhan
55 Sedih
56 Panti Asuhan
57 Di Kantor
58 Di rumah
59 Klinik
60 aroma cinta
61 Penagihan Hutang
62 Persaingan
63 Warung Bakso
64 Kantor
65 Kosan Lisa
66 Tanggal 25
67 Rumah ibu
68 Rumah Ibu Part II
69 Klinik
70 kecewa
71 Rumah Sakit
72 Kantin Rumah Sakit
73 Histeris
74 Sebuah Rindu
75 es cendol
76 Kecewa
77 Aura panas
78 Masak
79 Sedih
80 Bimbang
81 Pertemuan
82 Penyesalan
83 Pasar
84 Terkejut
85 Rujuk
86 Olahraga full day
87 Kejadian Kantor
88 Perang batin
89 Iseng
90 Mall
91 Keluarga yang misterius
92 Akhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
episode 9
10
Episode 10
11
episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
SAH
52
Panah Asmara
53
Pesta Pernikahan
54
Panti Asuhan
55
Sedih
56
Panti Asuhan
57
Di Kantor
58
Di rumah
59
Klinik
60
aroma cinta
61
Penagihan Hutang
62
Persaingan
63
Warung Bakso
64
Kantor
65
Kosan Lisa
66
Tanggal 25
67
Rumah ibu
68
Rumah Ibu Part II
69
Klinik
70
kecewa
71
Rumah Sakit
72
Kantin Rumah Sakit
73
Histeris
74
Sebuah Rindu
75
es cendol
76
Kecewa
77
Aura panas
78
Masak
79
Sedih
80
Bimbang
81
Pertemuan
82
Penyesalan
83
Pasar
84
Terkejut
85
Rujuk
86
Olahraga full day
87
Kejadian Kantor
88
Perang batin
89
Iseng
90
Mall
91
Keluarga yang misterius
92
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!