Episode 17

Pintu Lift Terbuka

Medi melihat Cika, yang juga masih termenung. Dengan hati yang sangat geram, Medi langsung menarik tangan Cika keluar lift dengan cepat. Sontak Cika sangat terkejut bukan kepalang, dilirknya sesosok pria bertubuh besar dan tinggi.

Cika hanya membatin, "sepertinya gue kenal".

Medi terus menarik tangan Cika, sampai ke ujung lorong ruangan lantai lima belas. Diujung lorong ini, nampak terlihat satu pintu. Medi bergegas membuka pintu itu dengan cepat.

"Naikkk !!!" Perintah Medi tegas.

Tak ada penolakan untuknya, Cika menuruti perintah Medi. Ternyata pintu itu berisikan tangga untuk menuju ke rooftop atas bagian gedung ini. Sesampainya disana, Medi langsung memojokkan tubuh Cika diujung pagar pembatas gedung.

Di ruang terbuka paling atas kantor ini, memang tak berisi apa pun. Bukan itu saja, satu orang pun tak ada disini. Maka dari itu, Medi berani memperlakukan hal demikian terhadap Cika.

Medi, dengan sigap melingkarkan tangannya ke pinggang Cika yang sangat indah. Tak ada penolakan dari Cika, Cika hanya menatap Medi dengan amat dalam.

"Cika Apriyani ..." Medi memangil Cika dengan sangat lembut.

Lalu nadanyapun mulai naik satu demi satu oktaf.

"Cik, kamu kenapa sih? Sakit? Ada masalah? Atau apa? kamu jagan buat aku gila iya!" Cecah Medi dengan berbagai macam pertanyaan. Mendengar hal itu, Cika hanya terdiam.

"Kamu kenapa? Mulai dari lantai empat sampai sepuluh, hingga lima belas ini di dalam lift enggak bereaksi apa pun. Are you oke?" Tanya Medi kembali.

Mendengar, nada Medi bertanya cukup kasar bagi Cika membuat tubuh Cika bergetar. Cika merasa sangat ketakutan, Karena hari ini merupakan hari yang sangat mengurus pikirannnya. Tak terasa bulir air mata membasahi pipinya dengan sempurna.

Melihat hal itu, Medi secara spontan memeluk Cika dengan perlahan. Cika tak menolak sedikit pun, tanpa sengaja Cika menumpahkan seluruh benih air mata yang selama ini terpendam di dada bidang Medi yang amat nyaman.

Baru ini Cika merasakan kehangatan dari seorang pria. Cika terus-terusan menangis sesegukan di dalam pelukan Medi. Medi tanpa sadar, membelai rambut Cika secara perlahan. Medi juga belum pernah merasakan, dekapan yang sangat hangat dari seorang wanita. Walaupun Medi sering memeluk banyak wanita di luar sana, namun kali ini sungguh rasanya sangat berbeda.

Tak terasa sudah hampir setengah jam Medi dan Cika, menikmati kehangatan di antara keduanya. Cika yang sadar, akan kejadian ini. Perlahan, melepaskan pelukan dari Medi. Namun, ketika Cika hendak melepaskan pelukannya. Medi malah menarik, kencang tubuhnya. Rupanya Medi masih ingin, Cika menumpahkan seluruh emosi atau pun luwapan emosinya di dalam pelukannya.

Sadar dengan hal ini, Cika kembali menangis sejadi jadinya. Akhirnya pun peristiwa ini berlangsung cukup lama.

Bu Yeni sedari tadi sudah menunggu di ruang rapat. Para client besar pun, satu persatu mulai berdatangan. Beberapa kali, Bu Yeni menghubungi pak Medi, namun tak ada jawaban. Asisten pak Medi pun, juga tidak mengetahui keberadaan pak Medi dimana. Semua orang sibuk mencari pak Medi, kesana kemari. Bagaimana tidak, rapat kali ini adalah rapat besar. Yang akan mendapatkan keuntungan dan pengeluaran yang cukup besar. Jadi, pak Medi wajib hadir dalam rapat siang ini.

***

Medi teringat akan satu hal, ia rapat nya. Buru- buru Medi melihat jam tangannya, benar saja jam sudah menunjukan pukul dua belas siang. Yang mana, rapat kali ini disepakati pada waktu jam makan siang. Dikarnakan selesai rapat baik atau buruknya tander kali ini yang di dapatkan, pak Medi ingin mengajak Client nya makan siang di restoran sebelah kantor mereka.

Perlahan, Medi melonggarkan pelukannya. Sambil memegang pipi Cika dengan kedua tangannya Medi berkata "cik, apa pun masalahmu cerita, siapa tau aku bisa bantu ..." Kembali Medi menghapus sisa sisa bulir air mata yang masih menempel di pipi wanita ini.

"Aku, pamit dulu iya cik. Ada rapat besar yang harus aku pimpin, pasti semua orang sudah menungguku di ruang rapat ..." Jelas Medi.

"Pergilah ..." Kata itu yang terucap dari bibir mungil Cika. Tak sengaja Medi pun, mengecup kening Cika dengan lembut sebelum meninggalkannya.

***

Ruang Rapat

Benar saja, dua menit lagi rapat besar ini akan segera dimulai. Terlihat sekali Bu Yeni gugup dihadapan client besar mereka. Melihat hal ini, asisten Medi mengambil alih dengan mengajak dua client besar ini berbincang santai sambil menunggu kedatangan Medi. Suara pintu pun berbunyi, tak selang berapa lama Medi masuk keruangan. Semua orang melihat ke arahnya, kali ini bukan karena terkesima melainkan penampilan Medi yang terlihat sedikit kotor.

Benar saja, baju kemeja putih yang di balut di dalam jas miliknya nampak sedikit basah. Hal ini dikarenakan, air mata Cika yang belum juga kering. Benar-benar, banjir air mata iya gaessss. Medi langsung saja, memberikan kata permintaan maaf nya Karena kedatangannya sedikit terlambat. Untungnya kedua client ini tidak begitu mempermasalahkannya. Rupanya medi hanya terlambat satu menit.

Bu Yeni, langsung saja mempersilahkan para client beserta beberapa asisten dan staf untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Tanpa basah-basih, Medi langsung memimpin rapat dengan mode serius.

Rapat berlangsung cukup lama, kurang lebih hampir satu jam. Dua client ini benar-benar serius ingin menanamkan lima puluh persen sahamnya kepada PT SUCI ABADI maka dari itu para client tak main-main mendengarkan penjelasan Medi. Terlebih soal keuntungan yang mereka dapatkan.

Tak terasa satu jam telah berlangsung, masuklah ke babak akhir dari sesi penting rapat kali ini. saatnya client memberikan jawaban atas presentase dari Medi. Bukannya mendapatkan jawaban, kedua client ini malah ingin break makan siang sebentar. Setelah makan siang, barulah mereka memutuskan hasil ingin bergabung ke perusahaan Medi atau tidak.

Mendengar hal ini, Medi langsung memberikan kode kepada Bu Yeni dan asisten nya untuk mengajak kedua client ini menyantap makan siang di restoran samping kantor. Melihat kode tersebut, Bu Yeni dan asisten Medi langsung mengarahkan kedua client ini.

***

Medi masih, memikirkan Cika. Sebelum ikut bergabung makan siang bersama, Medi harus memastikan Cika dalam keadaan baik baik saja. Medi langsung menghampiri Cika di ruang kerjanya. Namun sayang, Medi tak menemukan Cika berada di sana. Lisa yang melihat gelagat Medi sangat aneh, membuat Lisa menarik kesimpulan bahwa hilangnya Cika pada hari ini mungkin saja disebabkan oleh bosnya sendiri.

"lis, jika kamu melihat Cika. Suruh dia tunggu diruangan saya ..." Titah Medi.

Mendengar hal tersebut Lisa hanya mengangguk kepalanya.

"Memang benar benar aneh ..." Batin Lisa sambil menatap Medi dengan amat dalam.

Medi bergegas meninggalkan ruangan, dan langsung bergabung makan siang bersama dengan para client.

***

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 episode 9
10 Episode 10
11 episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 SAH
52 Panah Asmara
53 Pesta Pernikahan
54 Panti Asuhan
55 Sedih
56 Panti Asuhan
57 Di Kantor
58 Di rumah
59 Klinik
60 aroma cinta
61 Penagihan Hutang
62 Persaingan
63 Warung Bakso
64 Kantor
65 Kosan Lisa
66 Tanggal 25
67 Rumah ibu
68 Rumah Ibu Part II
69 Klinik
70 kecewa
71 Rumah Sakit
72 Kantin Rumah Sakit
73 Histeris
74 Sebuah Rindu
75 es cendol
76 Kecewa
77 Aura panas
78 Masak
79 Sedih
80 Bimbang
81 Pertemuan
82 Penyesalan
83 Pasar
84 Terkejut
85 Rujuk
86 Olahraga full day
87 Kejadian Kantor
88 Perang batin
89 Iseng
90 Mall
91 Keluarga yang misterius
92 Akhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
episode 9
10
Episode 10
11
episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
SAH
52
Panah Asmara
53
Pesta Pernikahan
54
Panti Asuhan
55
Sedih
56
Panti Asuhan
57
Di Kantor
58
Di rumah
59
Klinik
60
aroma cinta
61
Penagihan Hutang
62
Persaingan
63
Warung Bakso
64
Kantor
65
Kosan Lisa
66
Tanggal 25
67
Rumah ibu
68
Rumah Ibu Part II
69
Klinik
70
kecewa
71
Rumah Sakit
72
Kantin Rumah Sakit
73
Histeris
74
Sebuah Rindu
75
es cendol
76
Kecewa
77
Aura panas
78
Masak
79
Sedih
80
Bimbang
81
Pertemuan
82
Penyesalan
83
Pasar
84
Terkejut
85
Rujuk
86
Olahraga full day
87
Kejadian Kantor
88
Perang batin
89
Iseng
90
Mall
91
Keluarga yang misterius
92
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!