Episode 6

Pukul 20.00 WIB

Cika menatap jam dinding dikamarnya lekat lekat. Tak lama dia mencari smartphone nya, dan mengetik di kontak hantu kuburan lalu memanggilnya. Tak berselang lama no tersebut langsung berdering, itu menandakan sudah tersambung ke empuh yang punya ponsel.Suara ramah pun terdengar sangat jelas, dari ujung Telpon ini.

"Cika kamu sudah pulang? Jika ia saya segera ketempat biasa iya ..." terdengar sangat renyah dari ujung Telpon.

"Iya, ditempat biasa. Saya tunggu lima menit lagi ..." Jawab Cika sedikit ketus.

Sembari menunggu Cika, mengambil uang di dompet nya yang di tarik tunai tadi di ATM depan kantor sebanyak empat belas lembar berwana merah-merah. Batin Cika sedikit menangis, ketika ingin menyerahkan uang tersebut. Rasanya dadanya semakin penuh sesak. Tak lama kemudian, air matanya pun menetes.

Cika hanya bisa membatin di dalam hatinya. " "Ya Allah ... gantikan aku dengan ribuan bekali kali lipat kebaikan dan rezeki yang mengalir sangat deras ... Karena hambamu ini, tak mampu lagi menjalaninya. Semoga suatu saat ada rezeki besar yang datang, aku akan langsung melunasinya ..." Batin Cika, sambil memanjatkan doa.

***

Dipojokan pertigaan rumah ...

Benar saja, Hantu Kuburan sudah menunggu sedari tadi. Cika yang menyadari kedatangan langsung bergegas menghampirinya.

" Ini Tante, coba dihitung dulu ..." Tutur Cika sambil menyerahkan uang kepadanya.

Dengan sangat lincah, rentenir ini menghitung jumlah uang yang disodorkan oleh Cika.

"Passss ... Terima kasih iya ..." jawabnya lembut sambil tersenyum. Cika hanya membalasnya dengan senyuman.

Rentenir ini langsung memutarkan motornya. Lalu pergi meninggalkan Cika. Cika pun langsung bergegas kembali masuk kerumah.

***

Di ruang tv, rupanya ibu sedang menonton sinetron kesukaannya bareng kak Tina. Senyum-senyum ibu melihat tv, sambil sesekali menggoda kak Tina. Cika yang melihat kelakuan ibunya itu hanya tertawa geli.

"Heiii Cika ... Kamu mau kemana sini duduk dulu!" Panggil ibu.

Rupanya ibu menyadari Cika sedari tadi keluar rumah, dan melihat kelakuannya. Cika tak menjawab, ia langsung bergegas menuju ke arah sumber suara.

Ibu yang duduk diatas sofa besar kebangsaan miliknya, sedangkan Cika memilih untuk duduk dibawah kaki ibunya sambil melihat ke arah TV. Kak Tina yang berada di pinggir TV pun, sontak menoleh ke arah Cika yang ikut nimbrung nonton TV Juga.

Kak Tina, memiliki kursi kebangsaan sendiri. Kursi tersebut tepat berada di sudut kanan TV tabung berukuran sedang ini. Karena kondisi matanya yang memang minus jadi tidak bisa jauh jauh menonton televisinya.

"kamu sudah makan?" Tanya ibu lembut.

sambil sesekali mengusap-usap rambut Cika. Cika hanya menggelengkan kepalanya.

" Jangan telat makan iya nak! nanti kamu sakit maag ... Eggak enak tau rasanya ..." Celoteh ibu.

"Lagi enggak nafsu makan Bu ..." Jelas Cika.

"Kalo ibu ambilkan, bagaimana?"

" Boleh juga Bu ... tapi suapin iya bareng kak Tina ..." jawab Cika sambil tersenyum lebar ke arah ibunya.

Mendengar hal itu ibu tidak menjawab, ia langsung berdiri dan bergegas menuju dapur untuk mengambilkan nasi beserta lauk pauknya. Hari ini, ibu hanya masak sambal ikan dencis dan rebusan daun pucuk ubi. Tak lupa dengan lalapan kerupuknya.

Ibu membawakan piring yang berisikan nasi serta lauk pauknya. Tak lupa juga, membawakan satu botol air mineral dingin yang ibu ambil di dalam kulkas. Karena ibu sangat tau, pasti Cika ingin minum air dingin. Maklum saja cuaca beberapa Minggu terakhir ini sangat panas.

" Ibu suapin iya ... kamu makan yang banyak!" perintah ibu sambil menyodorkan nasi dan lauk pauknya sedikit demi sedikit ke mulut Cika yang sudah sempurna terbuka. Melihat hal itu Cika langsung melahap nasi penuh dengan cinta kasih dan sayang dengan sangat nikmat.

Malam ini, terasa begitu hangat. Walaupun kondisi rumah hanya bertiga suasana begitu sangat hangat. Secara bergantian ibu, menyuapin Cika dan Kak Tina secara bergantian sampai nasi dipiring pun tak terasa sudah habis.

"Wahhhh ... Alhamdulillah nasinya habis ..." tutur ibu kepada Cika dan kak Tina. mendengar hal itu kak Tina pun langsung bertepuk tangan sambil berdiri ke arah Cika dan ibu. Melihat hal ini Cika tertawa geli.

***

Pukul 21.00 WIB

" Sepertinya hari sudah malam, mari kita tidur nak ...!" Tegas ibu kepada Cika dan kak Tina. Cika dan kak Tina pun mengangguk perlahan. Sementara ibu mengantarkan piring ke dapur. Cika mematikan tv yang sedang menyala.

"Cika, kamu jangan tidur larut malam iya nak ..." Perintah ibu. Cika hanya mengangguk kecil. Kami bertiga pun bergegas menuju kamar masing masing. Posisi kamar ibu dan Cika yang berkelang dinding saja. Cika yang tidur dikamar depan, serta ibu dan kak Tina tidur di kamar tengah.

Dirumah Cika sendiri, memiliki tiga kamar. Satu ruang tamu, ruang tv, ruang makan, dapur, dan kamar mandi alias wc . ukuran rumah Cika pun tidak terlalu besar. Tak ubahnya rumah modern minimalis. Walaupun dengan rumah sesederhana ini, Cika sangat menyayanginya. karena rumah ini satu satunya peninggalan Almarhum ayahnya.

***

Pukul 01.30

Cika terbangun dari tidurnya. Rasanya matanya enggak lagi terpejam. Mengingat cika, selama tidur terus memikirkan hutang- hutang nya. hal inilah yang membuat Cika tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Cika mencari ponsel kesayangan, dengan meraba-raba bantal di sebelahnya. Benar saja ponsel tersebut sudah berada di bawah bantal.

Cika memainkan, ponsel nya dengan amat cepat. dan entah kenapa tiba tiba ia kepikiran untuk mendownload aplikasi Jodoh. Memang agak gila jika dipikirkan idenya. Sambil mencari di play store aplikasi Jodoh yang akurat. Tak disengaja pun, Cika menjatuhkan hatinya ke aplikasi Jodoh berwarna orange tersebut.

" Enggak apa apa kalo iya, sesekali juga download aplikasi kayak gini? Walaupun terkesan agak enggak laku, tapi siapa tau saja dari aplikasi ini Allah mengirimkan jodoh terbaik buat aku ...!" Gumam Cika dalam hati.

Tak berselang lama, pengunduhan aplikasi pencari jodoh itu sudah terpampang sangat nyata di ponsel milik Cika. Dengan folder khusus, Cika menyimpan aplikasi Jodoh itu dengan rapat. Ia tidak ingin siapa pun tau, jika ia menggunakan aplikasi ini untuk mencari tambatan hati.

Memang ide ini dirasa cukup gila. Namun Cika hanya bisa berusaha dengan ide gilanya itu. Walaupun niat hatinya hanya iseng iseng saja. Tapi siapa tau, akan berbuah manis.

Setelah mengikuti intruksi pengisian data diri dan juga foto profil dari aplikasi Jodoh tersebut. Dini hari itu, resmi Cika menggunakan aplikasi pencarian jodoh. Cika melirik jam digital di meja pojok, sebelah Kasurnya. Jam digital tersebut menunjukan pukul 03.00, tanpa berpikir panjang Cika langsung menuju ke Kamar mandi. Untuk mengambil wuduh dan menunaikan sholat tahajud.

Sholat tahajud pun sudah, dilaksanan dengan baik. Saatnya part terakhir yang sangat di tunggu-tunggu Cika pun datang. Yaitu berdoa, memohon kepada Allah sang pencipta.

" Ya Allah ... berikanlah aku jodoh yang paling terbaik, menurut persimu ... Serta yang bisa menerima kak Tina dan juga ibu dengan baik. Berikanlah suami yang ekonomi nya mapan, baik hatinya, dan yang bisa membantu melunasi seluruh hutang hutangku ..."

itulah doa yang Cika panjatkan di dalam tahajudnya malam ini.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 episode 9
10 Episode 10
11 episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 SAH
52 Panah Asmara
53 Pesta Pernikahan
54 Panti Asuhan
55 Sedih
56 Panti Asuhan
57 Di Kantor
58 Di rumah
59 Klinik
60 aroma cinta
61 Penagihan Hutang
62 Persaingan
63 Warung Bakso
64 Kantor
65 Kosan Lisa
66 Tanggal 25
67 Rumah ibu
68 Rumah Ibu Part II
69 Klinik
70 kecewa
71 Rumah Sakit
72 Kantin Rumah Sakit
73 Histeris
74 Sebuah Rindu
75 es cendol
76 Kecewa
77 Aura panas
78 Masak
79 Sedih
80 Bimbang
81 Pertemuan
82 Penyesalan
83 Pasar
84 Terkejut
85 Rujuk
86 Olahraga full day
87 Kejadian Kantor
88 Perang batin
89 Iseng
90 Mall
91 Keluarga yang misterius
92 Akhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
episode 9
10
Episode 10
11
episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
SAH
52
Panah Asmara
53
Pesta Pernikahan
54
Panti Asuhan
55
Sedih
56
Panti Asuhan
57
Di Kantor
58
Di rumah
59
Klinik
60
aroma cinta
61
Penagihan Hutang
62
Persaingan
63
Warung Bakso
64
Kantor
65
Kosan Lisa
66
Tanggal 25
67
Rumah ibu
68
Rumah Ibu Part II
69
Klinik
70
kecewa
71
Rumah Sakit
72
Kantin Rumah Sakit
73
Histeris
74
Sebuah Rindu
75
es cendol
76
Kecewa
77
Aura panas
78
Masak
79
Sedih
80
Bimbang
81
Pertemuan
82
Penyesalan
83
Pasar
84
Terkejut
85
Rujuk
86
Olahraga full day
87
Kejadian Kantor
88
Perang batin
89
Iseng
90
Mall
91
Keluarga yang misterius
92
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!