Pukul 20.00 WIB
Cika menatap jam dinding dikamarnya lekat lekat. Tak lama dia mencari smartphone nya, dan mengetik di kontak hantu kuburan lalu memanggilnya. Tak berselang lama no tersebut langsung berdering, itu menandakan sudah tersambung ke empuh yang punya ponsel.Suara ramah pun terdengar sangat jelas, dari ujung Telpon ini.
"Cika kamu sudah pulang? Jika ia saya segera ketempat biasa iya ..." terdengar sangat renyah dari ujung Telpon.
"Iya, ditempat biasa. Saya tunggu lima menit lagi ..." Jawab Cika sedikit ketus.
Sembari menunggu Cika, mengambil uang di dompet nya yang di tarik tunai tadi di ATM depan kantor sebanyak empat belas lembar berwana merah-merah. Batin Cika sedikit menangis, ketika ingin menyerahkan uang tersebut. Rasanya dadanya semakin penuh sesak. Tak lama kemudian, air matanya pun menetes.
Cika hanya bisa membatin di dalam hatinya. " "Ya Allah ... gantikan aku dengan ribuan bekali kali lipat kebaikan dan rezeki yang mengalir sangat deras ... Karena hambamu ini, tak mampu lagi menjalaninya. Semoga suatu saat ada rezeki besar yang datang, aku akan langsung melunasinya ..." Batin Cika, sambil memanjatkan doa.
***
Dipojokan pertigaan rumah ...
Benar saja, Hantu Kuburan sudah menunggu sedari tadi. Cika yang menyadari kedatangan langsung bergegas menghampirinya.
" Ini Tante, coba dihitung dulu ..." Tutur Cika sambil menyerahkan uang kepadanya.
Dengan sangat lincah, rentenir ini menghitung jumlah uang yang disodorkan oleh Cika.
"Passss ... Terima kasih iya ..." jawabnya lembut sambil tersenyum. Cika hanya membalasnya dengan senyuman.
Rentenir ini langsung memutarkan motornya. Lalu pergi meninggalkan Cika. Cika pun langsung bergegas kembali masuk kerumah.
***
Di ruang tv, rupanya ibu sedang menonton sinetron kesukaannya bareng kak Tina. Senyum-senyum ibu melihat tv, sambil sesekali menggoda kak Tina. Cika yang melihat kelakuan ibunya itu hanya tertawa geli.
"Heiii Cika ... Kamu mau kemana sini duduk dulu!" Panggil ibu.
Rupanya ibu menyadari Cika sedari tadi keluar rumah, dan melihat kelakuannya. Cika tak menjawab, ia langsung bergegas menuju ke arah sumber suara.
Ibu yang duduk diatas sofa besar kebangsaan miliknya, sedangkan Cika memilih untuk duduk dibawah kaki ibunya sambil melihat ke arah TV. Kak Tina yang berada di pinggir TV pun, sontak menoleh ke arah Cika yang ikut nimbrung nonton TV Juga.
Kak Tina, memiliki kursi kebangsaan sendiri. Kursi tersebut tepat berada di sudut kanan TV tabung berukuran sedang ini. Karena kondisi matanya yang memang minus jadi tidak bisa jauh jauh menonton televisinya.
"kamu sudah makan?" Tanya ibu lembut.
sambil sesekali mengusap-usap rambut Cika. Cika hanya menggelengkan kepalanya.
" Jangan telat makan iya nak! nanti kamu sakit maag ... Eggak enak tau rasanya ..." Celoteh ibu.
"Lagi enggak nafsu makan Bu ..." Jelas Cika.
"Kalo ibu ambilkan, bagaimana?"
" Boleh juga Bu ... tapi suapin iya bareng kak Tina ..." jawab Cika sambil tersenyum lebar ke arah ibunya.
Mendengar hal itu ibu tidak menjawab, ia langsung berdiri dan bergegas menuju dapur untuk mengambilkan nasi beserta lauk pauknya. Hari ini, ibu hanya masak sambal ikan dencis dan rebusan daun pucuk ubi. Tak lupa dengan lalapan kerupuknya.
Ibu membawakan piring yang berisikan nasi serta lauk pauknya. Tak lupa juga, membawakan satu botol air mineral dingin yang ibu ambil di dalam kulkas. Karena ibu sangat tau, pasti Cika ingin minum air dingin. Maklum saja cuaca beberapa Minggu terakhir ini sangat panas.
" Ibu suapin iya ... kamu makan yang banyak!" perintah ibu sambil menyodorkan nasi dan lauk pauknya sedikit demi sedikit ke mulut Cika yang sudah sempurna terbuka. Melihat hal itu Cika langsung melahap nasi penuh dengan cinta kasih dan sayang dengan sangat nikmat.
Malam ini, terasa begitu hangat. Walaupun kondisi rumah hanya bertiga suasana begitu sangat hangat. Secara bergantian ibu, menyuapin Cika dan Kak Tina secara bergantian sampai nasi dipiring pun tak terasa sudah habis.
"Wahhhh ... Alhamdulillah nasinya habis ..." tutur ibu kepada Cika dan kak Tina. mendengar hal itu kak Tina pun langsung bertepuk tangan sambil berdiri ke arah Cika dan ibu. Melihat hal ini Cika tertawa geli.
***
Pukul 21.00 WIB
" Sepertinya hari sudah malam, mari kita tidur nak ...!" Tegas ibu kepada Cika dan kak Tina. Cika dan kak Tina pun mengangguk perlahan. Sementara ibu mengantarkan piring ke dapur. Cika mematikan tv yang sedang menyala.
"Cika, kamu jangan tidur larut malam iya nak ..." Perintah ibu. Cika hanya mengangguk kecil. Kami bertiga pun bergegas menuju kamar masing masing. Posisi kamar ibu dan Cika yang berkelang dinding saja. Cika yang tidur dikamar depan, serta ibu dan kak Tina tidur di kamar tengah.
Dirumah Cika sendiri, memiliki tiga kamar. Satu ruang tamu, ruang tv, ruang makan, dapur, dan kamar mandi alias wc . ukuran rumah Cika pun tidak terlalu besar. Tak ubahnya rumah modern minimalis. Walaupun dengan rumah sesederhana ini, Cika sangat menyayanginya. karena rumah ini satu satunya peninggalan Almarhum ayahnya.
***
Pukul 01.30
Cika terbangun dari tidurnya. Rasanya matanya enggak lagi terpejam. Mengingat cika, selama tidur terus memikirkan hutang- hutang nya. hal inilah yang membuat Cika tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Cika mencari ponsel kesayangan, dengan meraba-raba bantal di sebelahnya. Benar saja ponsel tersebut sudah berada di bawah bantal.
Cika memainkan, ponsel nya dengan amat cepat. dan entah kenapa tiba tiba ia kepikiran untuk mendownload aplikasi Jodoh. Memang agak gila jika dipikirkan idenya. Sambil mencari di play store aplikasi Jodoh yang akurat. Tak disengaja pun, Cika menjatuhkan hatinya ke aplikasi Jodoh berwarna orange tersebut.
" Enggak apa apa kalo iya, sesekali juga download aplikasi kayak gini? Walaupun terkesan agak enggak laku, tapi siapa tau saja dari aplikasi ini Allah mengirimkan jodoh terbaik buat aku ...!" Gumam Cika dalam hati.
Tak berselang lama, pengunduhan aplikasi pencari jodoh itu sudah terpampang sangat nyata di ponsel milik Cika. Dengan folder khusus, Cika menyimpan aplikasi Jodoh itu dengan rapat. Ia tidak ingin siapa pun tau, jika ia menggunakan aplikasi ini untuk mencari tambatan hati.
Memang ide ini dirasa cukup gila. Namun Cika hanya bisa berusaha dengan ide gilanya itu. Walaupun niat hatinya hanya iseng iseng saja. Tapi siapa tau, akan berbuah manis.
Setelah mengikuti intruksi pengisian data diri dan juga foto profil dari aplikasi Jodoh tersebut. Dini hari itu, resmi Cika menggunakan aplikasi pencarian jodoh. Cika melirik jam digital di meja pojok, sebelah Kasurnya. Jam digital tersebut menunjukan pukul 03.00, tanpa berpikir panjang Cika langsung menuju ke Kamar mandi. Untuk mengambil wuduh dan menunaikan sholat tahajud.
Sholat tahajud pun sudah, dilaksanan dengan baik. Saatnya part terakhir yang sangat di tunggu-tunggu Cika pun datang. Yaitu berdoa, memohon kepada Allah sang pencipta.
" Ya Allah ... berikanlah aku jodoh yang paling terbaik, menurut persimu ... Serta yang bisa menerima kak Tina dan juga ibu dengan baik. Berikanlah suami yang ekonomi nya mapan, baik hatinya, dan yang bisa membantu melunasi seluruh hutang hutangku ..."
itulah doa yang Cika panjatkan di dalam tahajudnya malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments