Episode 16

Dreggg dreggg dreggg ...

Ponsel Cika terus bergetar, Cika sengaja kali ini mengubah ponselnya menjadi mode getar. Karena ia, ingin tidur lebih pulas. Maklum saja, semenjak kejadian dua hari yang lalu bersama Medi dikantor membuat Cika tidak bisa tidur memikirkan ucapan terima kasih itu.

Cika meraba-raba sisi kanan dan kiri kasurnya, dia terus mencari keberadaan ponsel miliknya. akhirnya dia mendapatkannya juga, seperti biasa di bawah bantal tapi kali ini tepat disisi sebelah kiri. Cika membuka matanya perlahan. Maklum saja hari masih sangat pagi.

Setegah bernyawa Cika mengangkat telpon yang terus memanggilnya itu, karena posisi Cika belum full baterai jadi ia tak melihat lagi nama kontak si pemanggil.

"hallooo ... Cika, jangan lupa hari ini iya? Kira- kira mau jam berapa?"Tanya si penelpon.

Seketika mata Cika melotot, ia sangat hafal dengan nada suara tersebut. Spontan Cika melihat layar ponselnya. Benar saja, di layar ponsel tertera nama "Hantu Kuburan".

"Gila-gilanya iya, ini hantu kuburan nelpon enggak mikir waktu. Bener bener iyaaaaa ..." batin Cika sangat kesal.

Sambil menarik nafas panjang, Cika menjawab secara perlahan "hari ini, aku kemungkinan lembur malam dikantor te. Jika mau menunggu datang saja sekitar jam sepuluh malam ditempat biasa ... "Titah Cika.

"Ohh, baiklah Cika tak apa-apa. Tante siap menunggu, lagian Tante juga belum tidur jam segitu ..." Ujar lintah darat ini.

Maaf iya pembaca, author kesal sekali sama lintah darat penghisap darah ini. Hehehehe ...

"oke ..." jawab Cika cepat sembari menutup panggilan telpon.

"Tanggal berapa sih ini? kenapa dia sudah menelpon?" Batin Cika. Sambari menatap layar ponselnya, Cika melihat memang sudah tanggal jatuh tempo pembayaran. Cika membuka kembali menu di layar ponselnya, dia pergi ke halaman m-banking. Cika langsung saja menekan tombol dengan cepat, untuk mengecek saldo di dalam atmnya melalui m-banking. Cika hanya menarik nafas dalam-dalam, rupanya saldo direkening miliknya tidak cukup untuk membayar bunga kepada hantu kuburan ini.

Cika hanya bisa membatin, "duhhh Kemana lagi gue harus mencari uang empat ratus ribu dalam hitungan jam ... Sepertinya terpaksa hari ini gue harus menemui bendahara kantor."

"Sepertinya aku harus datang lebih awal!" Cika langsung bergegas mandi untuk mempersiapkan diri ke kantor. Dilirknya jam masih pukul 06.00 WIB, kali ini Cika tak mau menyempatkan kesempatan datang lebih awal. Karena ia, tidak mau ada satu orang pun yang mengetahui ia meminta uang lembur kepada staf keuangan lebih dulu.

Staf keuangan bernama Bu Yeni, Bu Yeni sudah terbiasa dengan Cika. Memang setiap akhir bulan, pasti Cika meminta uang lembur. Bu yeni tak mempermasalahkan hal ini, karena menurutnya Cika adalah tulang punggung keluarga yang harus mencukupi kebutuhan di rumah nya. Bu Yeni, cukup hafal dengan Cika. Biasanya, ia sudah menyiapkan uang lembur Cika lebih dulu dari pada yang lainnya. Karena, Cika selalu meminta uang lembur nya di akhir bulan.

***

07.15 WIB

Cika tepat berada di kantor, Cika sudah absen di lantai sepuluh terlebih dahulu. Lalu bergegas pergi ke ruangan Staf keuangan yang kebetulan berada di lantai dua. Cika membuka pintu staf keuangan dengan perlahan. Diliriknya ke kanan dan ke kiri, ternyata pagi ini staf keuangan agak ramai terlihat beberapa karyawan sudah mulai berdatangan.

Dia melihat ke arah jam dua, nampak terlihat tas Bu Yeni sudah bertanggar di atas meja. Melihat hal itu, hati Cika sedikit lega. rupanya Bu Yeni, sudah datang lebih awal darinya. Tapi, Cika tak melihat keberadaan Bu Yeni dimanapun. Cika mencoba bertanya kepada rekan Bu Yeni diruangan tersebut, rekan Bu Yeni menjelaskan bahwa Bu Yeni tengah di panggil pak Medi di Aula kantor dikarenakan nanti siang ada projek besar yang mungkin menelan biaya yang cukup besar untuk kantor. Maka dari itu pak Medi mengajak Bu Yeni langsung untuk berdiskusi sebelum client datang ke ruang rapat. Kenapa di aula? Karena pak Medi sedari tadi pukul 06.00 WIB pagi sudah berada di sana, entah apa yang dilakukannya.

Mendengar hal itu, Cika sedikit gelisah. Apakah ia, akan mendapatkan uang dari Bu Yeni tepat sebelum jam sepuluh malam. Mengingat jika ada client rapat bisa berlangsung cukup lama, bahkan sampah larut malam.

Cika hanya tertunduk lemas, sembari berjalan keluar menuju pintu lift yang berada di pintu keluar staf keuangan. Jatungnya tak berhenti berdetak kencang, Cika takut ia tak bisa membayar bunga kepada hantu kuburan tepat waktu. Bisa-bisanya, nanti jika tidak tepat waktu hantu kuburan ini akan ke kantor tempat ia bekerja. Omongan itu, selalu menjadi ancaman bagi hantu kuburan kepada Cika.

Pintu lift pun terbuka lebar, Cika memasuki lift dengan berjalan perlahan. Ditekannya angka sepuluh, tak lama kemudian pintu lift pun tertutup. Cika sendirian berada di dalam lift saat ini, pikirannya pun sedang sangat kacau. Terlihat dari raut wajahnya yang sangat kusut. Padahal, penampilan Cika pagi ini terlihat sangat segar. Namun, perasaan hati selalu terbaca oleh raut wajah.

Tiba-tiba pintu lift terbuka, di lantai empat. Medi yang melihat Cika hanya termenung dipojokan lift pun menatap heran. Cika tak mengetahui jika pintu lift sudah terbuka, tatapannya kosong. Maka dari itu, Medi tampak khawatir dengan sikap yang ditunjukan karyawannya satu ini.

"Benar-benar enggak bisa di tebak ia, cewek satu ini? Hari ini bisa ceria, besok bisa murung. Apa sih maunya? Bisa banget bikin gue tambah penasaran!" Batin Medi sambil melirik ke arah Cika.

Pintu lift pun tertutup, terlihat jelas warna biru pada angka sepuluh. Cika masih juga, belum sadar bahwasanya di dalam lift hanya ada mereka berdua. Tatapan Cika masih saja kosong, ia terus memikirkan bagaimana caranya bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat. Atau bagaimana caranya bisa bertemu Bu Yeni sebelum rapat dimulai.

Medi yang juga berdiri di pojokkan lift tepat disisi kanan Cika, menatap Cika amat dalam.

"Manyun gini aja enak bener dipandang, apalagi kalo ketawa ..." Batin Medi.

Tiba-tiba pintu lift terbuka, itu menandakan lantai sepuluh sudah tiba. Medi hendak melangkahkan kakinya keluar, namun Cika pun belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar dari pintu lift ini. Melihat hal ini, Medi pun mengurungkan niatnya.

Medi menekan lagi angka di dalam lift, tepatnya ke lantai paling atas dari kantor ini. Benar saja Medi benar-benar menekan angka lima belas, lalu pintu lift pun menutup kembali. Medi masih membiarkan Cika, termenung dalam diam. Walaupun dibenak Medi, banyak sekali yang ia ingin tanyakan. Namun, masih dibiarkan saja.

***

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 episode 9
10 Episode 10
11 episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 SAH
52 Panah Asmara
53 Pesta Pernikahan
54 Panti Asuhan
55 Sedih
56 Panti Asuhan
57 Di Kantor
58 Di rumah
59 Klinik
60 aroma cinta
61 Penagihan Hutang
62 Persaingan
63 Warung Bakso
64 Kantor
65 Kosan Lisa
66 Tanggal 25
67 Rumah ibu
68 Rumah Ibu Part II
69 Klinik
70 kecewa
71 Rumah Sakit
72 Kantin Rumah Sakit
73 Histeris
74 Sebuah Rindu
75 es cendol
76 Kecewa
77 Aura panas
78 Masak
79 Sedih
80 Bimbang
81 Pertemuan
82 Penyesalan
83 Pasar
84 Terkejut
85 Rujuk
86 Olahraga full day
87 Kejadian Kantor
88 Perang batin
89 Iseng
90 Mall
91 Keluarga yang misterius
92 Akhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
episode 9
10
Episode 10
11
episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
SAH
52
Panah Asmara
53
Pesta Pernikahan
54
Panti Asuhan
55
Sedih
56
Panti Asuhan
57
Di Kantor
58
Di rumah
59
Klinik
60
aroma cinta
61
Penagihan Hutang
62
Persaingan
63
Warung Bakso
64
Kantor
65
Kosan Lisa
66
Tanggal 25
67
Rumah ibu
68
Rumah Ibu Part II
69
Klinik
70
kecewa
71
Rumah Sakit
72
Kantin Rumah Sakit
73
Histeris
74
Sebuah Rindu
75
es cendol
76
Kecewa
77
Aura panas
78
Masak
79
Sedih
80
Bimbang
81
Pertemuan
82
Penyesalan
83
Pasar
84
Terkejut
85
Rujuk
86
Olahraga full day
87
Kejadian Kantor
88
Perang batin
89
Iseng
90
Mall
91
Keluarga yang misterius
92
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!