Penampilan Cika pada pagi hari ini sangat menarik. Menggunakan Kulot putih dan baju kemeja berwarna coklat bata. Tak lupa dengan rambut, dikuncit setengah dan teruirai. Menggunakan, poni ala Korea menjadi andalannya pagi ini. Tak lupa dipadu padankan, dengan sepatu Shoes berwarna hitam yang memiliki pita di depannya.
Kaki putih jejang nan mulus itu, sangat tampak. Dikarenakan kulot putih, panjangnya hanya sebatas mata kaki.
" Tumben banget loh iya! anggun begini ..." Bisik Lisa detelinganya.
Mender hal itu, cika hanya merespon dengan senyum kecil.
Ting! ...
Lampu Lift sudah menyala, dan menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit. Secara bersamaan Cika dan Lisa melangkahkan kakinya menuju keluar lift.
Tampak pintu putih, digeser oleh Lisa.
" Silahkan masuk, tuan Putri ..."
" Terima Kasih, wahai ratu ..."
Cika dan Lisa pun, saling pandang. Seakan tau apa yang mereka perbuat pagi ini, sontak tertawa bersama. Setelah itu, mereka langsung menuju Diding disebelah pintu masuk ruangan tersebut. Tak lupa, untuk absen masuk terlebih dahulu.
***
Hari ini, semua karyawan khusunya karyawan wanita sangat bahagia. Betapa tidak bahagianya, bos Baru mereka pengganti Rendi orangnya sangat tampan. Beruntungnya Cika kemarin ternyata satu lift dengan Bos Muda itu. Walaupun ia sempat mengira kalau karyawan kemarin hanyalah seorang karyawan ternyata adalah bosnya saat ini. Walaupun juga, sempat berkhayal menjadi jodohnya.
Medi Kemarin memperkenalkan dirinya diseluruh karyawan lantai sepuluh. Dengan tegas dan sangat berwibawa. Hal inilah yang semakin membuat Cika menggaguminya. Walaupun menurut nya, dia tak bisa menggapai hati si Bos Muda ini. Tapi setidaknya penampilan yang ia kenakan hari ini, tidak seburuk hari-hari sebelumnya serta bentuk ucapan terima kasih untuk dirinya yang tidak jadi dipecat.
Benar saja, jika Rendi masih menjadi bos ditempat nya saat ini. Mungkin bukan hanya gaji yang dipotong malainkan juga bisa dipecat.
Dihari pertama Medi berkerja. Medi membuat peraturan baru di perusahaan, siapa yang datang tiga puluh menit sebelum jam masuk kerja akan mendapatkan bonus tambahan. Benar saja, bagi Medi mensejahterakan karyawan adalah fokus utamanya. Membuat mereka bekerja dengan hati yang gembira akan membuat keuntungan bagi perusahaan. Hal inilah yang selalu, dipercayainya.
****
Medi Saputra, Laki Laki berusia tiga puluh tahun. Dengan tinggi badan seratus delapan puluh sentimeter. Berkulit sawo matang, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih. Dengan berat badan yang sedikit berisi. Namun sangat memilik paras, yang sangat manis. Ditambah lagi aura positif vibess sebagai bos sangat melekat di tubuhnya. Membuat aura ketampanan semakin terpancar.
Medi sangat jauh berbeda dengan Rendi. Medi berpakaian sangat rapi, harum dan memang terlihat smart sekali. Memiliki, pemikat tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya. Ditambah lagi, dengan pembawaannya yang pendiam namun sangat sigap dalam bekerja.
***
Lamunan Cika terpecahkan, seiring sidik jari yang dia sematkan di atas layar kecil itu. Rupanya smartphone nya berdering. "Hantu Kuburan" Tulisan itu, sangat tertera di layar ponselnya. Buru-buru cika mengangkat telponya dan sedikit menjauh dari Lisa.
"Hallo .. " sapa Cika lembut
" Ini sudah tanggal 25 iya! kamu harus melunaskan nya segera! jika tidak bisa melunaskan nya setidaknya bayar bunga nya saja 'Satu Juta Empat Ratus Ribu' ..."
Suara itu sangat terdengar jelas dari seberang telpon.
"Baiklah, segera akan ku siapkan uangnya ... Akan ku berikan sepulang kerja ..." Tutur Cika lesu, sambil memutuskan sambungan telpon.
Rupanya Cika Apriyani ini, punya hutang yang lumayan berat dalam hidupnya. Sampai saat ini dia merasa sangat terbebani.
***
Satu tahun yang lalu, ibunya terkena penyakit Kulit dalam hal medis. Tapi jika kata orang kampung, itu adalah penyakit rayap. Penyakit ibunya bermula hanya bintikan kecil, tapi lama lama hampir memenuhi tangan disebelah kiri dan sedikit kebiruan. Upaya penanganan Medis pun sudah dilakukan. Mulai dari Puskesmas, Klinik, bahkan beberapa rumah sakit ternama yang berada di kota ini. Rupanya upaya itu juga tidak membuahkan hasil.
Tiga bulan berlalu, penyakit ibu Cika juga belum sembuh malah semakin parah. Rekan rekan kantor pun, menyarakan Cika untuk membawa ibunya ke orang pintar. Cika menurutin saran dari teman teman kantornya.
Pengobatan pun, bejalan sampai satu bulan dengan beberapa orang pintar dan berlanjut juga dengan Medis. Dengan segala kegigihannya, berbuah manis. Akhirnya Ibu Cika, yang bernama Sumi dinyatakan sembuh total. Benar saja, tangannya menjadi bersih tanpa bintik, merah nan biru itu.
Jika kalian bertanya, sembuhnya di rumah sakit dan dokter apa serta orang pintar yang mana? Cika juga tidak tau, karena terlalu banyaknya pengobatan yang telah ia lakukan. Walaupun begitu, hatinya legah karena ibunya sudah sembuh total.
Biaya pengobatan yang mahal inilah membuat tabungan Cika semakin terkuras. Bahkan, hanya menyisakan saldo di ATM nya sebesar lima belas ribu rupiah pada saat itu. Inilah yang membuat Cika tak ubahnya harus berpikir keras. Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari, maupun keperluan lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments