Rooftop Atas
Sepeninggalan Medi, Cika hanya termenung di rooftop atas sambil melihat hamparan langit yang luas. Matahari sedang terik teriknya, tapi Cika tak merasakan apa pun. Hembusan angin yang begitu kuat, membuat rambut panjang Cika yang sebahu pun berkibas indah.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? kenapa aku seperti ini? Ini memang karena hantu kuburan gila, hidupku bisa berubah-ubah sewaktu-waktu? Terus tadi, apa itu? Apa maksud Medi begitu intens dan khawatir kepadaku? Apakah dia mengetahui semuanya?" Batin Cika terus bertanya tanya.
Tanpa ia sadari waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Akhirnya Cika memutuskan untuk turun ke lantai dua, ia akan menunggu Bu Yeni diruangan. Sebelum Cika memasuki kawasan zona kerja, tak lupa ia merapikan penampilan terlebih dahulu.
Sedangkan di ruang kerja lantai sepuluh, terlihat Lisa sedang mondar mandir di tempat sembari berpikir keras sebenarnya dimana keberadaan temannya ini. Kenapa, hari sudah tinggi dia juga belum duduk di kursi kerjanya. Padahal sedari tadi, sebelum Lisa datang ke meja kerjanya. Tas Cika pun sudah ia letaknya di meja kerja, sembari absen pagi. Namun, sampai siang ini Cika juga tak kunjung kembali. Hal inilah yang membuat Lisa khawatir sekali bertanya tanya.
"Awassss aja loe cik, kalo loe pulang! Habis loe sama gue!!" Gerutu Lisa dalam hatinya.
Melihat Lisa yang tak henti hentinya mondar mandiri ditempat yang sama, membuat karyawan yang lain pun risih melihat nya. Sadar akan hal itu, Lisa buru buru mengalikan sikapnya dengan pergi ke toilet.
***
Ruang Rapat
Makan siang yang berlangsung selama kurang lebih satu jam sudah berakhir, Medi, Bu Yeni, dan asisten Medi alias Edo memasuki ruang rapat yang dibarengi oleh kedua client mereka. Nampaknya, kedua client ini sangat puas dengan jamuan makan siang mereka. Ini dibuktikan dengan, selalu adanya pujian tentang makanan yang mereka santap sedari tadi.
Medi langsung saja memulai rapatnya kembali, kali ini dia benar benar. mengesampingkan pikirannya tentang Cika. Karena, ia mau fokus dengan hasil yang di dapat. Walaupun di benak hati paling dalam, Medi tetap mengkhawatirkan keberadaan Cika sekarang.
Suasana ruang rapat pun begitu menegangkan, semua orang yang ada di dalamnya benar-benar menantikan hasil rapat dengan kabar yang gembira. Pak Bambang dan Pak Beni, itulah nama dua client penting Medi hari ini. Terlihat pak Bambang dan pak beni masih mendiskusikan sesuatu. Sembari berharap-harap cemas, Medi sangat menggantungkan harapan kepada keduanya. Jika proyek ini berhasil, maka Medi akan mendapatkan sebuah prestasi untuk dirinya sendiri. Terlebih ia akan senang melihat ekspresi bahagia ayahnya pak Joko, jika ini memang benar-benar berhasil. Bukan itu saja, pasti dia juga akan memberikan hadiah kepada Cika. Dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri.
Medi terus melirik Bu Yeni, Bu Yeni pun peka terhadap kode yang Medi berikan. Melihat hal tersebut Edo juga mengedipkan satu mata kepada Medi. Ini pertanda, bahwa Medi harus benar-benar meyakinkan satu kali lagi keutungan yang akan di dapatkan oleh pak Bambang dan pak beni. Paham akan hal ini, Medi langsung berdiri dan mempresentasikan satu kali lagi dengan benar-benar fokus untuk meyakinkan keduanya.
Presentasi ini, cukup memakan waktu tiga puluh menit saja. Sepertinya, dilihat dari raut wajah pak Bambang. Ia sangat tertarik dengan apa yang Medi tawarkan, begitu juga dengan keuntungannya. Melihat wajah pak Bambang yakin, Medi dengan terus pede meyakinkan client nya satu ini. Jika, pak Bambang ini suka, dapat dipastikan pak beni juga akan menyetujui.
Ketika Medi melemparkan pertanyaan untuk meyakinkan pak Bambang dengan yakin, tak disangkanya dan tak di duga duga. Pak Bambang memberikan respon yang sangat positif. Ini membuat Medi, Bu Yeni, dan juga Edo sangat bahagia.
Pak Bambang
"Pak Medi, inilah yang saya tunggu sedari tadi. Jujur saya sebelumnya saya sedikit ragu, hal ini juga saya sampaikan kepada pak beni. Namun, mendengarkan penawaran bapak yang sangat menarik dan juga keutungan yang sangat pantastik dengan ini saya yakin dan ingin bekerjasama dengan perusahaan bapak. Benarkan itu beni?"
Pak Beni
"Benar pak, awalnya saya juga sependapat dengan bapak bahwasanya saya bukan karena ragu tapi tidak tertarik sama sekali. Cuman melihat kegigihan pak Medi menyampaikan kedua kalinya, akhirnya kita menemukan apa yang kita inginkan. Jika pak Bambang juga menyetujui, begitu juga dengan saya."
Mendengar hal tersebut, Medi, Bu Yeni, dan Edo tersenyum bahagia. Apa yang Mereka nantikan akhirnya terwujud, tidak sia-sia rapat besar kali ini. Karena mereka benar-benar mendapatkan ikan kakap yang besar. Akhirnya, pak Medi pun bersalam dengan pak Bambang dan juga pak beni disusul dengan yang lainnya.
Edo pun dengan sigap menyiapkan, seluruh berkas yang perlu ditandatangani oleh mereka berdua. Begitu juga dengan Bu Yeni, Bu Yeni membatu Edo dengan sigap. Akhirnya rapat pun di tutup. Edo, Medi, dan Bu Yeni menggantarkan pak Bambang dan pak beni menuju loby utama. Dikarenakan mereka akan segera pulang.
Sedari tadi, Medi melirik di setiap lantai. Sekiranya dia akan menemukan Cika diantara ruang karyawan lainnya. Namun, mata medi pun tak menangkap satu pun helai rambut Cika. Terlihat mobil mewah berwarna hitam, terparkir di loby utama. Ternyata sopir dari pak Bambang dan pak beni sudah tiba ditempat sekitar dua puluh menit yang lalu. Pak Bambang dan pak beni memang pergi bebarengan ke kantor Medi.
Tak lupa Medi, bersalaman kembali kepada keduanys menandakan rasa hormat. pak Bambang dan pak beni memasuki mobil dan duduk di kursi belakang yang sedari tadi sudah dibukakan pintunya oleh sang supir. Keduanya pun telah memasuki mobil, segeralah pintu mobil ditutup. Sopir berlari kecil, dan langsung duduk disigahsananya. Tak lupa pak beni dan pak Bambang melambaikan tangan kepada mereka bertiga. Iya mereka bertiga, Medi, Edo dan Bu Yeni. Hal ini dibalas mereka dengan lambaian yang santai. Mobil pun melaju perlahan, dan meninggalkan loby kantor.
"Edo, kamu segera siapkan apa saja yang diperlukan. Proyek ini, benar-benar harus berjalan dengan efektif. jika dalam waktu dua bulan sudah terlihat pesat, kamu akan saya kasih bonus tambahan begitu juga dengan Bu Yeni ..." Perintah Medi, sambil tersenyum kepada keduanya.
"Baik pak ..." Bu Yeni dan Edo pun menjawab serentak.
Diliriknya jam yang berada di loby kantor saat itu, dan betapa terkejutnya Medi. Ternyata jam sudah menunjukan pukul empat sore. Dengan langkah yang tergesa-gesa Medi pun meninggalkan keduanya di loby hotel untuk langsung masuk ke dalam lift.
kalian benar gaessss, Medi sedang mencari keberadaan Cika. Dari lantai tiga sampai ke rooftop pun tak ada. Medi sangat gelisah dan risau, karena dia tak kunjung juga menemukan keberadaan Cika. Akhirnya Medi, memutus untuk kembali ke ruangan kerjanya. Sambil menenangkan dirinya, siapa tau Cika benar benar berada di dalam ruangan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments