Episode 14

10.00 WIB

Semua orang nampak sibuk dengan pekerjaan masing masing. Terlebih Cika, sejak kejadian Medi tak masuk kantor kurang lebih satu Minggu, perubahan sikapnya pun nampak terlihat. Ia terbilang, lebih banyak diam dari pada berbicara.

Lisa yang nampak, asik bercermin dengan touch-up make up-nya tipis-tipis tiba-tiba terdiam seketika sembari melihat pria yang sedang berjalan di hadapannya. Dengan tubuh tinggi besar, dan sangat ideal. Aroma parfum yang khas membuat Lisa nampak tercengang.

Pria itu tak mengucapkan sekata apa pun, dia hanya berjalan lurus dan memasuki ruang kerjanya. Tiba-tiba, Lisa menyikutkan tangannya ke tangan Cika yang asyik menekan alphabet dengan lincahnya.

"Kenapa sih loe? jgn ganggu gue!" Tegas Cika.

Lisa pun masih tak menghiraukan ucapan Cika. Lisa terus, menyengol tangan Cika sampai akhirnya Cika menoleh ke hadapannya.

Lisa hanya memberikan kode mata kepada Cika, untuk melihat ke arah jam sembilan. Lalu dengan cepat, Cika mengarah ke arah yang dimaksud. Benar saja, rupanya Medi tengah memasuki pintu ruang kerjanya.

"Pak Medi, pak!! ..." Cika setegah berteriak. mendengar hal itu, Lisa secara spontan membekap mulut Cika dengan Erat. Sadar dengan ucapannya, Cika pun menundukkan kepala dan bersembunyi di bawang kolong mejanya.

Sebenarnya Medi tau jika Cika berteriak namanya. Tapi dia, memilih untuk tetap masuk ke ruang kerjanya tanpa melihat ke belakang. "ehmmm emmmmm emmm ..." Gerak Cika, sambil berusaha membuka dekapan mulutnya dari tangan Lisa. Lisa yang sadar hal itu, langsung melepas tangannya dengan cepat. "Sorry cik, sorry ..." ucap Lisa. Cika hanya menarik nafas dalam-dalam, dan kembali duduk sempurna di tempat duduk kerjanya.

"Eehh Cika, loe ngapain teriak teriak kayak tadi?" Tanya Lisa dengan tegas sambil betolak pinggang.

"hmmmm, gue spontan aja Lis ... Habis dari sekian purnama tuh sih Medi baru masuk. Seenggaknya kan di enggak punah ..." tutur Cika dengan nada yang sedikit menekan.

"Loe, bisa sopan enggak! Medi .. Medi ... Medi ... Adik loe die!!" Ucap Lisa sambil menunjukan tangannya ke arah ruang kerja Medi.

"eeeehh eehhh iya, sorry maaf-maaf keceplosan gue! Lagian luee iya Lis, kenapa bekap mulut gue iya? malu banget gue diliatin sama anak nak satu ruangan ini!" Ungkap Cika sambil melihat seluruh arah ruangan.

Lisa dengan sigap mentoyor kening Cika "emang ... Emang loee oon banget cik ... cik! coba loe pikir kalo pak Medi tadi denger dan sampai ke sini gimana cik? Gimana? Untungnya pak Medi enggak dengerkan! Buktinya dia langsung masuk ke ruang kerjanya ..." Jelas Lisa dengan sangat panjang.

Cika hanya memberikan respon anggukan dengan semua, apa yang dikatakan Lisa.

Sementara, di balik ruang kerja Medi pun hanya tersenyum melihat tingkah karyawannya. Diam-diam Medi melihat Cika, dari balik kaca ruang kerjanya. Sontak, Medi teringat satu hal dia langsung menepuk jidatnya pelan.

"Duuhh, kok gue bisa lupa ngabarin dia malam itu ..." Ungkap Medi.

Benar saja setelah kejadian makan nasgor bareng malam itu, niatan Medi memang ingin menghubungi Cika untuk memberikan kabar ketika dia sampai di rumah. Namun hal ini tidak sempat dilakukannya, mengingat keadaan malam itu sangatlah penting.

Selama satu Minggu lebih pun, Medi juga tak memainkan ponselnya sama sekali. Dia hanya fokus, menemani ayahnya dalam masa pemulihan. Jika, dilihat entah berapa banyak pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Untung saja malam tadi, sebelum berangkat ke kantor Medi menyempatkan mencharge ponselnya hingga full baterai. Jadi, hal yang ia lakukan pertama kali di ruang kerjanya adalah mengecek semua pesan yang masuk lewat ponselnya. Serta, mengecek beberapa email yang masuk dan dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya yang harus segera di tanda tangani.

Namun, semua hal itu dia kesamping sejenak. Dia mengambil ponselnya yang berada tepat di atas meja kerja. Lalu mencari di pencarian kontak, nama Cika. Betapa kagetnya Medi, rupanya no ponsel Cika di save di kontaknya dengan nama Cika manis sekali hal ini membuat Medi tersenyum sangat manis. Entah mengapa, hati Medi tergerak untuk mengirim pesan singkat kepada Cika melalui wa.

Medi

"kamu nyariin aku iya? 😊"

Tak lama, pesan itu pun centang dua di wa nya Medi. Sambil melihat ke arah kaca, Cika nampaknya Tidak melihat pesan yang dikirimkan oleh Medi. Terlihat Cika lagi asyik berdebat dengan Lisa. Entah apa yang mereka perdebatkan, melihat hal tersebut medi hanya tersenyum dan menggelengkan kepala secara perlahan. "Dasar bocil ..." Batinnya dalam hati.

Sebenarnya, hari ini Medi masih belum mau masuk kantor untuk melalukan aktivitas kerjanya. Karena, dari lubuk hati yang paling dalam. Ia benar-benar ingin, menemanin ayahnya yang sedang sakit dirumah sampai benar-benar sangat pulih. Namun, Medi juga tida bisa menolak permintaan ayahnya yang harus mewajibkan Medi pergi ke kantor hari ini untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya yang sedang menumpuk. Mau tak mau, Medi menurutin semua kemauan ayahnya. Karena, ia teringat pesan dokter Arman yang harus membuat ayahnya happy, karena dengan kita happy percaya enggak percaya itu juga meningkatkan masa pemulihan dengan baik.

Medi duduk dikursi kebesaran, sambil memegang Pena berwarna emas dengan tinta hitam. Satu persatu dokumen, yang sudah menumpuk di hadapannya dibaca dengan teliti. Setelah membaca satu persatu dengan teliti, Medi menandatangani secara perlahan. Akhirnya, satu persatu tumpukan dokumen yang menumpuk itu selesai juga ia kerjakan.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, ini menandakan jam istirahat makan siang dimulai. Sebenarnya hati kecil Medi, ingin melanjutkan mengecek email masuk yang ada di leptopnya. Namun, cacing- cacing di perut Medi memberontak keras. Ini cukup membuat Medi, memegangi perutnya.

Dilirknya ponsel di hadapannya, rupanya belum juga mendapatkan balasan dari Cika. Tanpa, pikir panjang lagi Medi memutuskan menuju kantin kantor dengan segera.

***

Cika sedang duduk dipojokan kantin kantor, sambil menikmati roti bakar yang ia pesan. kali ini, Cika hanya sendiri tidak ditemani oleh Lisa. Lisa lebih memilih makan siang, bersama my pacar di bakso pakde. Sebenarnya Cika, mau aja ikut tawaran Lisa untuk bergabung bersama mereka. Tapi setelah Cika pikir-pikir lagi, kayaknya enak di sendiri saja dari pada jadi obat nyamuk.

Walaupun ini sudah menunjukan akhir bulan, Cika mau benar-benar menikmati makan siang apa pun yang ia mau. Sebelum, menghadapi hantu kuburan dua hari lagi.

Ia, pembaca ....

Kalian harus tau dua hari lagi Cika harus menyiapkan uang sebesar satu juta empat ratus ribu rupiah ke pada hantu kuburan. Walaupun Cika setegah kepikiran, dia tetap harus membuat dirinya bahagia.

Cika melihat dari bilik kaca, ada sebuah burung yang hinggap di palem botol yang masih kecil. Melihat itu Cika hanya tersenyum, "enak banget iya loe burung! andaikan gue juga bisa bebas dari ini semua!" batin Cika dalam hati. Cika lalu tersadar dari lamunannya sejenak, dilihatnya lah ponselnya. Ia melihat ada pesan wa masuk, tapi tak ada namanya.

0813xxxxxxxx

"kamu nyariin aku iya? 😊"

Sontak saja mata Cika, membulat sempurna. "Siapa lagi ini yang wa gue?" cibir Cika.

Baru saja Cika ingin membalas pesan dari no baru tersebut. Cika dikagetkan dengan, sosok tinggi besar dihadapannya.

"Haiii, apakah disini bangkunyo kosong nona?" Sapa laki-laki itu.

Cika tidak menjawab apa pun, ia masih terdiam membisu.

"Sepertinya, saya tidak diizinkan duduk disini, baiklah saya akan cari kursi yang lain ... "Ujar laki-laki itu sambil tersenyum.

Cika, masih saja terdiam. Betapa kagetnya Cika, ternyata yang mengajaknya berbicara adalah Medi. Bodohnya, Cika hanya terdiam bukan tidak mau berbicara namun Cika masih terkejut melihat sosok Medi dihadapannya.

Baru saja Cika akan, memenggil namanya kembali. Medi sudah tak terlihat lagi. Alhasil, balas pesan Cika pun juga ikut terkirim yang isinya ...

Cika

"qwerrjajabakajajjaaan ..."

Benar benar typo banget nih cik iya pembaca.

***

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 episode 9
10 Episode 10
11 episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 SAH
52 Panah Asmara
53 Pesta Pernikahan
54 Panti Asuhan
55 Sedih
56 Panti Asuhan
57 Di Kantor
58 Di rumah
59 Klinik
60 aroma cinta
61 Penagihan Hutang
62 Persaingan
63 Warung Bakso
64 Kantor
65 Kosan Lisa
66 Tanggal 25
67 Rumah ibu
68 Rumah Ibu Part II
69 Klinik
70 kecewa
71 Rumah Sakit
72 Kantin Rumah Sakit
73 Histeris
74 Sebuah Rindu
75 es cendol
76 Kecewa
77 Aura panas
78 Masak
79 Sedih
80 Bimbang
81 Pertemuan
82 Penyesalan
83 Pasar
84 Terkejut
85 Rujuk
86 Olahraga full day
87 Kejadian Kantor
88 Perang batin
89 Iseng
90 Mall
91 Keluarga yang misterius
92 Akhir
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
episode 9
10
Episode 10
11
episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
SAH
52
Panah Asmara
53
Pesta Pernikahan
54
Panti Asuhan
55
Sedih
56
Panti Asuhan
57
Di Kantor
58
Di rumah
59
Klinik
60
aroma cinta
61
Penagihan Hutang
62
Persaingan
63
Warung Bakso
64
Kantor
65
Kosan Lisa
66
Tanggal 25
67
Rumah ibu
68
Rumah Ibu Part II
69
Klinik
70
kecewa
71
Rumah Sakit
72
Kantin Rumah Sakit
73
Histeris
74
Sebuah Rindu
75
es cendol
76
Kecewa
77
Aura panas
78
Masak
79
Sedih
80
Bimbang
81
Pertemuan
82
Penyesalan
83
Pasar
84
Terkejut
85
Rujuk
86
Olahraga full day
87
Kejadian Kantor
88
Perang batin
89
Iseng
90
Mall
91
Keluarga yang misterius
92
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!