Sudah 3 hari Veronika tidak pulang ke rumah suaminya, 3 hari juga ia menghabiskan waktu bersama Dandi, rasa sakit di hatinya perlahan sudah jauh lebih baik.
Tadi juga Veronika sudah pergi ke pengadilan untuk mengajukan gugatan cerai, walau pun hatinya belum terlalu mantap untuk berpisah dengan suaminya, tapi ia berpikir lebih cepat lebih baik sebelum Papanya yang akan turun tangan sendiri.
Apa lagi waktu yang sudah di berikan Papanya hingga sampai 2 tahun itu sudah habis dari hari saat ia keluar dari rumah suaminya.
Veronika tidak mau kalau sampai Papanya turun tangan, karena bukan hanya perusahaan suaminya yang akan hancur, bisa jadi perusahaan seluruh keluarga suaminya ikut hancur.
Apa lagi Veronika yakin kalau selama ini ia masih dalam pengawasan Papanya bagai mana pun juga ia adalah penerus satu-satunya dari keluarga Wijaya, tentu saja Papanya akan selalu mengawasi ia di saat ia keluar dari rumah suaminya.
Sekarang Veronika baru saja keluar dari panti asuhan bersama Dandi karena memang setiap bulan ia akan menyumbang dana, baju-baju dan sembako, tapi biasanya ia percayakan pada Dandi, baru hari ini lagi ia datang ke panti asuhan setelah menikah.
Sekarang Veronika dan Dandi sedang ada di dalam mobil, mereka berdua akan ke rumah Wijaya.
"Terima kasih sudah 3 hari ini aku jadi merepotkan kamu terus, aku tidak enak selalu merepotkan kamu, pasti kamu kesal sama aku yang harus kemana-mana minta di temani kamu, mungkin kalau aku bukan bos kamu, kamu bisa mengomeli aku habis-habisan."
"Aku sama sekali tidak merasa direpotkan, Ver."
Dandi langsung melirik ke arah Veronika sekilas lalu ia langsung fokus lagi ke jalan, ia menang sama sekali tidak merasa direpotkan, justru kalau Veronika bukan bosnya sendiri, mungkin ia sudah mengungkapkan perasannya pada Veronika, tidak seperti sekarang yang selalu tidak berani mengungkapkan perasaannya.
Dandi hanya merasa bahagia saja saat Veronika meminta ia untuk menemani kemana Veronika pergi, bagi ia sudah dekat dengan wanita yang di cintainya saja sudah bersyukur, setidaknya ia bisa melihat keadaan Veronika yang baik-baik saja walau pun memiliki masalah dalam rumah tangganya.
"Bohong sekali kamu, setahuku kamu sangat risih sama wanita yang mendekatimu, jadi aku yakin kamu pasti risih."
"Tidak sama sekali, untuk apa aku bohong? Bukankah seharusnya aku bersyukur karena bisa dekat dengan dokter Putri?"
Dandi bertanya sambil melihat ke arah Veronika dan sambil menaik turunkan ke dua alasannya.
"Iya sudah lama aku meninggalkan profesiku untuk si brengsek Rafa, nyatanya aku tidak bisa mendapatkan hati si brengsek itu."
Dandi hanya tertawa kecil saat mendengar Veronika memaki Rafa, jelas-jelas Veronika meninggalkan segalanya hanya untuk bersama Rafa, tapi sekarang Veronika memaki Rafa.
"Kamu jangan tertawa seperti itu Dan, jujur aku takut melihat kamu tertawa."
Veronika berbicara sambil tersenyum lebar, ia mengatakan itu hanya bercanda, ia tau kalau Dandi tertawa karena ia memanggil suaminya brengsek, terlebih dulu ia selalu melakukan apa pun hanya agar cintanya di balas oleh Rafa.
"Mana mungkin kamu takut sama aku Vero, oh iya apa kamu tidak akan mengungkapkan kebenarannya kalau kamu yang sebenarnya menolong Rafa? Jujur aku tidak mau Intan terus membohongi Rafa, biar Rafa itu tau kalau orang yang selama ini Rafa sia-siakan itu adalah wanita yang memiliki janji akan di nikahi Rafa."
"Tidak tau, sama sekali aku belum memikirkan tentang masalah itu, lagi pula sekarang Rafa pasti sedang bingung memikirkan tentang perusahaannya, jadi biarkan saja, apa lagi sekarang perusahaan Dimas sudah di ambang kebangkrutan."
Menang kebangkrutan Safitri Grup sudah di beritakan di berbagai media, bahkan para karyawan dan karyawati kemarin di kabarkan demo karena Dimas tidak sanggup untuk membayar gaji mereka.
"Kelihatannya kamu bahagia saat melihat perusahaan orang tua sahabatmu dan perusahaan lelaki yang sangat kamu cintai bangkrut?"
Dandi bertanya dengan kening berkerut saat melihat wajah Veronika sangat tenang membicarakan masalah mereka.
"Tentu saja sangat bahagia, rasa sakit hatiku selama 2 tahun ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang mereka rasakan sekarang."
Menurut Veronika rasa sakit mereka masih belum seberapa di bandingkan rasa sakitnya, apa lagi terutama Intan, wanita yang selalu ia anggap sahabat terbaiknya itu tega mengkhianatinya.
"Kita sudah sampai Veronika."
"Iya."
Veronika dan Dandi langsung berjalan masuk sesekali ia mengangguk saat di sapa banyak asisten rumah tangganya.
"Papa!!!"
Veronika berteriak sambil berlari kecil saat melihat Papa yang sangat ia rindukan itu sedang berdiri menatap ke arahnya.
Sudah Veronika duga kalau Papanya pasti mengirim mata-mata hingga Papanya sekarang sedang menunggu ia kembali ke rumah.
Veronika langsung memeluk Papanya dengan sangat erat, apa lagi semenjak kematian Mamanya, Papanya yang mengurusnya seorang diri tanpa lelah selama ini.
"Akhirnya kamu pulang juga sayang, Papa sangat merindukanmu."
Atmaja Wijaya langsung membalas pelukan dari putrinya sambil mengecup kening putrinya. Sedangkan Dandi hanya berdiri sambil tersenyum karena tadi Veronika meminta Dandi untuk masuk ke rumah.
Tentu saja Dandi tidak bisa menolak, ia hanya bisa mengikuti permintaan Veronika karena ia juga tidak memiliki pekerjaan, sedangkan pekerjaan di Wijaya Grup Veronika serahkan pada Samuel untuk sementara.
Samuel adalah sepupu dari Dandi untuk menggantikan Dandi karena Veronika minta di temani kemana pun Veronika pergi. Setelah cukup lama Atmaja dan putrinya melepaskan pelukannya.
"Dan silahkan duduk, kamu mau minum apa?"
Veronika bertanya sambil menggaruk-garuk kepala karena lupa kalau ada Dandi juga di sana.
"Tidak perlu Veronika."
"Pa, Veronika mau ke kamar dulu."
"Iya sayang."
Setelah Veronika pergi ke kamarnya, di sana tinggal ada Atmaja dan Dandi. Dandi merasa sedikit gugup saat Atmaja menatap ia dengan tatapan tajam.
"Kamu menyukai putri saya?"
Pertanyaan itu mampu membuat jantung Dandi berdetak lebih kencang.
"Iya Pak, maaf lancang, tapi jujur saya sama sekali tidak berniat untuk bersama putri Bapak, Bapak jangan salah paham sama saya, saya sangat sadar siapa saya."
Tiba-tiba saja ucapan Dandi di sambut gelak tawa oleh Atmaja yang membuat Dandi langsung menundukkan kepala.
Sedangkan Atmaja sendiri sangat bahagia saat mendengar jawaban dari Dandi, memang dari awal Atmaja ingin menjodohkan putrinya bersama Dandi, tapi karena putrinya mencintai Rafa membuat ia mengurungkan niatnya.
"Saya sudah tau tentang rumah tangga putri saya bersama Rafa, setelah mereka berpisah saya harap kamu bisa mendekati putri saya, saya setuju kalau kamu bersama putri saya."
Atmaja memang tidak pernah mempedulikan lelaki itu memiliki kekayaan yang setara atau tidak dengan putrinya, selama lelaki itu bisa memperlakukan putrinya dengan baik, maka ia akan setuju.
"Maksud Bapak?"
Dandi bertanya sambil mengangkat kepalanya dengan perasaan bingung walau pun ia mengerti maksud Atmaja, tapi ia merasa tidak percaya kalau Atmaja mengatakan itu.
"Saya merestui hubungan kalian kalau kamu bisa membuat putri saya mencintai kamu, saya sama sekali tidak pernah memandang derajat seseorang selama putri saya bahagia"
"Terima kasih Pak."
"Sama-sama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Spyro
Asik.. udah dapat restuuu
2024-01-28
1
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
semangat buat Dandi ya.
nih aku kasih 🌹 biar tambah semangat.
2024-01-28
1
Elisabeth Ratna Susanti
semangat selalu cowok keren
2024-01-21
1