Veronika sudah menceritakan semua tentang Intan pada ke dua sahabatnya di restoran tadi, bahkan ke dua sahabatnya tidak berhenti mengumpat tentang Intan yang tega menusuknya dari belakang.
Namun Veronika tidak menanggapi ucapan itu, ia hanya ingin fokus menghabiskan uang milik suaminya.
Selama menikah Veronika tidak pernah memakai kartu kredit milik suaminya, tapi sekarang waktunya ia berfoya-foya dengan uang milik suaminya.
Setelah dari salon Veronika dan ke dua sahabatnya berbelanja dari tas sepatu dan baju, yang tidak tanggung-tanggung mengambil barang-barang mahal.
Bahkan Veronika juga mentraktir ke dua sahabatnya agar membuat pusing semua tagihan kartu kredit suaminya.
"Kamu tidak takut di marahi sama Rafa?"
"Untuk apa aku takut pada Rafa? Ini baru awal mula kehancuran mereka, bahkan aku akan membuat mereka lebih gila lagi karena berani berkhianat dengan sahabatku sendiri."
Veronika menjawab pertanyaan dari Sasa sambil tersenyum lebar, ia sedikit lupa dengan kejadian kemarin setelah berbelanja dengan ke dua sahabatnya, tapi ia juga tidak yakin akan selalu tersenyum seperti sekarang saat sendiri.
"Lalu apa rencanamu selanjutnya?"
Tasya bertanya dengan sedikit kuatir, karena ia tau sahabatnya itu kalau sudah membahas tentang dendam menjadi wanita yang paling kejam.
"Mungkin aku akan mempublikasikan pernikahanku tanpa harus membuka identitasku, lalu aku juga akan mempublikasikan pernikahan siri mereka, agar aku memiliki alasan untuk menyuruh Dandi memecat wanita sialan itu."
Veronika menjawab sambil tersenyum licik, bahkan masih banyak lagi rencana jahat dalam otaknya, ia sudah cukup menjadi wanita bodoh untuk suaminya, tapi kali ini ia tidak ingin lagi menjadi wanita bodoh karena cinta.
"Menurutku itu tidak sebanding dengan luka yang kamu dapat Veronika."
Sasa tidak setuju kalau Veronika hanya akan membuat Intan di pecat saja, ia ingin Intan juga merasakan sakit seperti yang Veronika rasakan.
"Tunggu dan lihat saja permainanku, menurutmu siapa yang akan menolak kecantikanku?"
Mulai dari sekarang Veronika akan berdandan cantik seperti dulu lagi, ia juga tidak percaya kalau suaminya tidak tertarik dengan kecantikannya nanti.
"Kamu gila?! Kamu perawatan hanya untuk suamimu yang jelas-jelas sudah mengkhianatimu, apa kamu tidak jijik dengan burungnya? Bisa-bisa tertular penyakit karena bekas wanita gatel itu!"
Tasya bertanya sambil menatap tajam pada Veronika, ia tidak habis pikir kalau Veronika menggunakan kecantikannya hanya untuk mendapatkan Rafa yang sudah jelas-jelas mengkhianatinya.
"Aku tidak sebodoh itu, aku tidak mungkin mau dengan Rafa lagi, yang jelas mereka akan menyesal."
"Oke aku percaya sama kamu, jangan pernah sesekali lagi kamu menangisi lelaki bajingan seperti Rafa, kamu itu cantik dan kaya, Rafa tidak ada apa-apanya denganmu, kamu bisa mendapatkan lebih baik dari lelaki bajingan itu."
Veronika hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, yang Sasa ucapkan memang benar menurutnya, ia tidak perlu meratapi rumah tangganya lagi.
"Aku bersyukur punya sahabat seperti kalian."
Veronika langsung memeluk ke dua sahabatnya sambil meneteskan air mata, ia tidak menyangka kalau ke dua sahabatnya ada pada pihaknya, jelas-jelas kalau Sasa adalah sepupu dari Intan, tapi Sasa membela Ia bukan membela Intan.
Setelah percakapan itu mereka bertiga langsung ke toko perhiasaan dan membeli banyak perhiasan. Setelah itu Veronika memutuskan untuk pulang karena waktu sudah sore.
Setelah sampai di rumah Veronika membawa barang-barangnya masuk ke dalam kamar di bantu oleh Pak Budi, supir pribadinya.
Baru saja Veronika meletakan tas, suaminya langsung mengunci pintu kamarnya dengan mata yang memerah seperti menahan amarah.
"Kamu gila?! Menghabiskan uang hingga 3 miliyar! Kamu pikir cari uang itu seperti memetik daun?!"
Walau pun Rafa memiliki uang banyak, ia belum pernah menghabiskan uang hingga miliyaran hanya untuk berfoya-foya.
Apa lagi usahanya baru saja naik daun, ia tidak mungkin meminta uang pada Kakeknya saat kekurangan uang.
"Iya kalau mau cantik harus perawatan bukan?"
Setelah mendapat pertanyaan dari istrinya Rafa menyadari kalau kulit wajah istrinya sangat cantik, terutama dengan gaun yang istrinya gunakan, biasanya istrinya hanya memakai daster layaknya ibu-ibu.
Beberapa kali Rafa menelan ludahnya sendiri, apa lagi melihat lekuk tubuh dan paha istrinya yang begitu seksi.
Veronika melihat suaminya menelan ludahnya sendiri, ia langsung mengumpat di dalam hatinya.
"Dasar buaya darat!" batin Veronika
"Kamu berdandan begini hanya untuk menarik perhatianku?"
Rafa bertanya sambil tersenyum nakal pada istrinya, ia tidak menyangka kalau istri yang di anggap kampungan itu ternyata sangat cantik.
"Tidak, aku hanya ingin memanjakan diriku sendiri, aku tidak akan berdandan cantik hanya untuk sampah sepertimu yang tidak bisa di daur ulang!"
Ucapan istrinya membuat Rafa terkejut, ia tidak menyangka istrinya yang sangat begitu gila mencari cara ingin di cintai itu mengatakan hal tidak terduga.
"Maafkan aku, aku mencintai Intan, tapi kalau kamu menginginkan aku berlaku adil, aku pasti akan berlaku adil, dan aku bisa memberikan kehangatan padamu."
"Tidak sudi! Aku tidak butuh kehangatan darimu, aku sudah biasa tidur sendiri!"
"Kamu masih cemburu pada Intan?"
"Tidak!"
mungkin kalau dulu Veronika akan bahagia dengan ucapan suaminya yang bisa memberinya kehangatan, tapi kali ini ia sudah merasa benci.
Veronika tidak pernah suka dengan masalah membagi kasih sayang, apa lagi dengan sahabatnya sendiri.
Veronika tidak setegar itu untuk berpura-pura tidak sakit hati, dulu saat suaminya tidak menganggap ia sebagai istrinya, ia masih bisa tersenyum ceria dan berharap cintanya terbalas.
Walau pun Veronika sendiri selalu di abaikan, ia selalu berusaha dengan giat agar mendapatkan perhatian dari suaminya.
"Aku tidak percaya kalau kamu tidak mencintaiku lagi Veronika."
Tiba-tiba saja suara ketukan pintu dari luar kamar Veronika.
Tok-tok.
"MAs aku lagi ngidam mandi sama Mas!"
Suara teriakan dari luar kamar membuat Rafa menghela nafas berat.
"Iya sebentar!"
"Pergi, temui istri tercintamu."
"Iya, tapi aku akan ke kamarmu lagi, dan satu hal lagi, jangan bikin ulah dengan uangku lagi, kamu kira aku itu pencetak uang, bisa seenaknya memakai uangku sebanyak itu?!"
Sebelum pergi Rafa memperingatkan kembali tentang uangnya yang habis begitu saja oleh istrinya.
"Selama 2 tahun kamu makan masakanku dan sayurnya aku beli pakai uangku, kamu sakit saya yang merawat kamu, emangnya kamu pernah sakit memanggil dokter? Uang yang aku pakai tidak sebanding dengan jasaku, saat aku masak dan menyetrika bajumu, apa kamu pernah memberiku gaji? Kamu hanya mengaji Bibi Darmi dan anaknya. Jadi kalau aku pakai uangmu itu sudah seharusnya bukan?!"
Memang benar adanya kalau selama ini Veronika memakai uangnya sendiri untuk membeli keperluan dapur dan belanja bulanan, belum lagi bayar listrik dan pam juga ia yang bayar pakai uangnya, ia tidak pernah menyusahkan suaminya karena bisnis suaminya belum sebesar sekarang.
Veronika selalu mendukung semua tentang suaminya, saat suaminya sakit ia menjaga suaminya 24 jam agar suaminya bisa segera sembuh, tapi suaminya bukan membalas kebaikannya dengan kebahagian, namun suaminya membalasnya dengan penghianatan.
Tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut Rafa, ia membenarkan semua ucapan dari istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
martina melati
bicara emang mudah... semudah mengeluarkan gas
2024-04-09
0
martina melati
iy spt metik daun teh/Smirk/ ... drpd nikah sembunyi2 tanpa ijin istri, bisa dpidanakn lho jaman now
2024-04-09
0
martina melati
saran investasi beli emas antam, agar sewaktu2 bisa djual lho!
2024-04-09
0