Setelah keluar dari kamar Veronika Intan langsung mengadu pada suaminya kalau Veronika mendorong ia dengan keras hingga terjatuh kelantai.
Intan juga tersenyum sekilas saat melihat wajah marah dari suaminya, ia yakin kalau sebentar lagi suaminya akan memarahi Veronika.
"Suruh siapa kamu melawanku Veronika, kamu tidak akan bisa melawanku, pakai berbicara tentang kebohonganku juga, lagi pula Veronika juga belum tentu tau siapa orang yang menolong Mas Rafa saat kecil." batin Intan
Intan langsung mengikuti suaminya yang sedang berjalan tergesa-gesa ke arah kamar Veronika sambil tersenyum penuh kemenangan.
Bukan hanya mereka berdua, tapi Bagas juga mengikuti ke duanya saat melihat cucunya berjalan tergesa-gesa. Rafa langsung membuka pintu kamar istrinya dengan sangat kasar sambil berteriak.
"Apa yang kamu lakukan pada Intan Veronika?!!!"
Suara suaminya begitu sangat keras membuat Veronika yang baru saja tertidur lagi langsung duduk, ia melihat ke arah suaminya dengan perasaan bingung saat melihat kemarahan dari suaminya.
"Ah sial, drama apa lagi yang akan mereka mainkan, tidak bisa kah sebentar saja tidak menggangguku yang sedang tidur." batin Veronika
Veronika langsung mengacak-acak rambutnya karena ia merasa sangat frustasi dengan ke dua orang yang mengganggunya dari semalam.
"Apa yang kamu lakukan pada Intan?!! Kamu ingin membunuh anakku dengan sengaja mendorong Intan kelantai?!!"
Mulut Veronika menganga saat mendengar pertanyaan dari suaminya, dari semalam ia belum turun dari ranjang, bagai mana ia akan mendorong Intan.
Lagi pula Veronika tidak sekejam itu, bahkan berpikir untuk membuat Intan keguguran saja tidak terbesit dalam pikirannya.
Veronika langsung melihat ke arah Intan yang sedang menatapnya sambil tersenyum penuh kemenangan, membuat ia mendengus kesal, ia bersyukur bekas tamparannya belum di olesi obat yang menghilangkan bekas memar hanya dalam 10 menit.
"Memangnya aku kapan mendorong Intan?"
Rafa yang mendengar pertanyaan dari istrinya membuat ia mendengus kesal, ia merasa kalau istrinya sama sekali tidak merasa bersalah.
"Kamu jangan sok polos iya Veronika! Kamu iri sama Intan karena sedang mengandung anakku? Kalau kamu iri aku bisa memberikan keinginanmu, kamu juga bisa mengandung anakku asal dengan satu syarat kalau kamu mau menyetujui aku untuk menikahi Intan secara resmi!"
Veronika langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengar syarat dari suaminya, bahkan tanpa syarat saja ia tidak akan sudi untuk di sentuh oleh suaminya.
"Jangan terlalu percaya diri Rafa, kalau pun kamu tidak memberiku syarat saja aku sudah tidak tertarik denganmu, jangan samakan dengan sekarang, dulu aku memang mau di perlakukan layaknya sampah asalkan bisa mendapatkan cinta dari kamu, sekarang aku sudah bukan Veronika yang mengemis cintamu, lagi pula di luar sana masih ada orang yang mencintaiku dengan tulus, untuk apa aku mencintai lelaki penghianat sepertimu?"
Cinta Veronika memang masih ada, tapi sekarang ia sudah di penuh rasa kecewa yang membuat ia tidak tertarik lagi dengan tawaran apa pun dari suaminya.
Rafa langsung mengepalkan tangan kanannya, ia tidak mengerti kemana perginya Veronika yang selalu saja mencari cara agar di sentuh olehnya, tapi sekarang ia menjaga jarak jauh-jauh padanya.
"Lalu kenapa kamu mendorong Intan?!"
Rafa kembali melontarkan pertanyaan awal lagi.
"Memangnya kamu melihat aku mendorong istri kesayanganmu itu?!"
Rafa hanya menjawab dengan gelengan kepala, ia memang tidak melihat istri pertamanya mendorong istri keduanya.
"Kamu saja tidak melihatnya, tapi kamu mempercayainya?! Kamu benar-benar lelaki yang tidak punya pendirian, memangnya dalam penilaianmu itu aku wanita jahat? Aku bukan istri kesayanganmu itu yang tega menyakiti wanita lain hanya untuk keuntungannya sendiri!"
"Kakek yakin kalau Veronika bukan orang seperti itu Rafa, Kakek sangat kenal betul kepribadian Veronika."
Akhirnya Bagas juga angkat bicara, ia memang tidak percaya kalau Veronika sejahat itu pada Intan, apa lagi tau kalau Intan sedang hamil.
"Kakek jangan ikut membela Veronika, nanti Veronika merasa tidak bersalah karena ada yang membelanya."
Veronika yang mendengar ucapan dari suaminya membuat ia mendengus kesal.
"Rafa, apa istri kesayanganmu itu ada memar di kaki sebagai bukti kalau aku mendorongnya?"
Rafa langsung melihat ke dua kaki istrinya dari atas kebawah, tapi memang tidak ada luka di kaki istrinya membuat ia menggelengkan kepalanya pelan.
Saat melihat suaminya menggelengkan kepala Veronika langsung melihat ke wajah Intan yang awalnya tersenyum penuh kemenangan itu menjadi gugup.
"Sekarang masalahnya sudah selesai bukan kalau Veronika itu bukan orang yang kamu tuduhkan? Kamu saja bodoh, kamu bisa mempercayai nenek lampir seperti Intan!"
Bagas berbicara sambil mantap tajam pada Intan, itu menunjukan kalau ia sangat tidak suka pada Intan.
"Tapi memang Veronika mendorongku Mas."
Intan tetap mencari pembelaan walau pun sudah jelas-jelas tidak ada luka apa pun di kakinya.
"Kamu masih mau menuduh cucu menantuku?! Dasar wanita ular!"
Untuk pertama kalinya Bagas berbicara kasar pada wanita, ia memang tidak suka dengan Intan dari pertemuan pertamanya kemarin, di tambah lagi dengan masalah Intan yang memfitnah cucu menantunya, membuat ia semakin membenci Intan.
"Sudah lah sayang, kita tidak perlu membesar-besarkan masalah ini, lagi pula kamu juga tidak kenapa-napa."
Rafa mencoba membujuk istrinya, ia tidak ingin kakeknya semakin marah karena ucapan istrinya. Intan hanya menganggukkan kepalanya pelan dengan raut wajah kecewa, apa lagi melihat Veronika yang sangat di bela oleh Bagas membuat ia semakin membenci Veronika.
"Enak sekali masalahnya selesai begitu saja."
Veronika tidak terima saat masalah itu selesai begitu saja, apa lagi di masalah ini ia yang paling di rugikan, sudah di tampar dua kali, masih di fitnah juga sama Intan.
"Memangnya apa lagi yang belum selsai Veronika?"
Rafa bertanya dengan raut wajah tidak mengerti, bukan kah seharusnya istrinya itu senang karena masalahnya selesai begitu saja.
"Lihat pipiku ini bekas di tamparan Intan, bukan kah kamu bilang harus adil, tapi kenapa aku yang mendapatkan tamparan tidak di hiraukan, sedangkan bukti sudah di depan mata?!"
Rafa sangat terkejut saat melihat pipi yang di tunjukan oleh istrinya, ia bisa melihat bekas telapak tangan di pipi istrinya.
Bukan hanya Rafa, tapi Bagas juga terkejut saat menyadari pipi cucu menantunya ada bekas tamparan.
"Apa itu ulah kamu Intan?!!"
Bagas bertanya dengan suara yang sangat keras, membuat ke tiga orang di kamar Veronika terkejut saat mendengar pertanyaan dengan suara yang sangat marah.
Intan langsung menundukkan kepalanya karena takut, mata ia sudah memerah akan menangis saat mendengar pertanyaan dari Bagas.
"Apa kamu menampar Veronika sayang?"
Rafa bertanya dengan sangat lembut saat melihat istrinya yang sudah menundukkan kepalanya, ia tau kalau istrinya sekarang sedang takut, tapi ia juga tidak menyangka kalau istrinya bisa melakukan kekerasan.
"Iya Mas maaf."
"Kamu bukan minta maaf pada Rafa, tapi minta maaf pada Veronika!!"
Bagas berbicara sambil berteriak, yang di tampar Veronika, tapi kenapa Intan minta maaf pada Rafa.
"Iya Kek saya salah, Veronika saya minta maaf."
"Sudah lah keluar kalian dari kamarku!"
Veronika sudah malas melihat drama yang sangat membosankan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Anita Jenius
/Rose/buatmu kk.
semangat
2024-04-17
0
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-03-21
1
虞书欣 Vííҽ🦂
semangat kak, lempar bunga biar semangat up🌹
2024-01-22
1