Setelah perdebatan Rafa dan Intan sore tadi, sekarang mereka berdua di kejutkan dengan kedatangan Kakek dari Rafa yang bernama Bagas Samudra.
Rafa yakin kalau kedatangan Kakeknya ada maksud tertentu, apa lagi kalau bukan masalah rumah tangganya bersama Veronika.
Setelah basa-basi tentang kabar, kini Bagas menatap cucunya dengan tatapan tidak suka saat melihat cucunya terus saja menggandeng tangan Intan.
Lalu Bagas juga melihat ke arah Veronika yang sedang menatapnya sambil tersenyum, membuat ia menghela napas kasar.
Menurut Bagas senyuman Veronika penuh dengan arti, membuat ia kuatir, kalau sampai Veronika marah, bukan hanya perusahaan cucunya yang di ambang kebangkrutan, tapi perusahaannya juga bisa di ambang kebangkrutan.
"Apa alasan kamu menikah lagi Rafa?!"
"Ayah jangan membentak putraku, seharusnya tanyakan pada cucu menantu kesayangan Ayah, kenapa cucu kesayangan Ayah mandul?!"
Walau pun Mirna sering menghina Veronika kampungan dan wanita miskin, tapi ia tidak berani menghina di depan Ayahnya.
"Veronika bukan wanita mandul! Jaga ucapanmu Mirna! lagi pula saya tidak berbicara dengan kamu, tapi saya sedang bertanya pada Rafa!"
Bagas tidak terima saat pertanyaan untuk cucunya di jawab oleh putrinya, apa lagi Mirna membela cucu yang jelas bersalah.
"Rafa mencintai Intan Kek, lagi pula Intan sedang mengandung benih Rafa."
Rafa menjawab ucapan dari Kakeknya sambil menunduk, ia takut kalau Kakeknya tambah marah.
"Kamu bilang cinta?! Apa kurangnya Veronika dalam penilaianmu?! Veronika cantik, sopan, dan yang jelas Veronika adalah wanita yang sangat sempurna, satu hal lagi, Veronika itu wanita pembawa keberuntungan, coba kamu ingat-ingat apa selama ini kamu memiliki kesulitan setelah menikahi Veronika? Tentu saja jawabannya tidak, sedangkan setelah kamu menikahi Intan, perusahaanmu sudah di ambang kehancuran!"
Bagas menghela nafas pelan sebelum melanjutkan kembali ucapannya.
"Menurutku kamu adalah cucu terbodoh ku!"
Rafa menghela nafas berat, ia mengingat kembali kejadian di mana ia menikahi Veronika, memang benar adanya semenjak ia menikahi Veronika keberuntungan selalu ada dalam pihaknya, tapi ia menepis jauh-jauh tentang keberuntungan itu dan di dapatkan karena menikahi Veronika.
Rafa yakin kalau kesuksesannya di capai oleh kerja kerasnya, bukan karena menikahi Veronika, apa lagi Veronika hanya wanita kampung dan tidak memiliki pengalaman apa pun.
"Kesuksesanku di capai oleh kerja keras Rafa Kek, bukan keberuntungan karena menikahi Veronika, apa lagi selama ini Rafa bekerja siang dan malam agar Rafa bisa sukses, Rafa yakin kalau semua itu hanya kebetulan saja."
Bagas langsung menghela nafas kasar saat mendengar jawaban dari cucunya yang masih tidak menyadari, sedangkan ia tidak mungkin membuka identitas Veronika, ia sudah berjanji pada Veronika untuk menutupi identitasnya.
"Iya sudah itu terserah kamu, tapi jangan pernah kamu menyuruh Kakek untuk mengakui Intan sebagai cucu menantu Kakek, Kakek tidak sudi mengakuinya, dan masalah anak yang ada di dalam kandungan Intan, sama sekali tidak akan mendapatkan warisan dari Kakek, karena yang Kakek tau cucu menantu Kakek hanya Veronika."
Setelah mengatakan itu Bagas menghela nafas berkali-kali dengan sangat kasar, ia tidak menyangka kalau cucunya masih tidak bisa mengenali Veronika sebagai kekasih kecilnya di masa lalu, dan sekarang cucunya membuat kesalahan patal.
"Iya Keke."
Rafa hanya bisa mengalah, ia yakin kalau suatu saat Kakeknya pasti akan menerima cucunya.
Sedangkan Intan sudah mengepalkan tangan kanannya, ia sangat marah saat janin yang ada dalam kandungannya tidak bisa menggerakkan hati Kakek dari suaminya.
"Apa kelebihan Veronika, sampai-sampai Kakek sangat membelamu!" batin Intan
"Kakek akan ke kamar, nak Veronika, Kakek ingin berbicara padamu."
"Iya Kek."
Veronika berjalan mengikuti Bagas ke dalam kamar lalu ia juga duduk di sofa bersamanya.
Bagas langsung menatap sekilas ke arah Veronika, lalu ia langsung menundukkan kepalanya sebagai tanda kalau ia sangat menghormati Veronika, bagai mana pun juga Veronika adalah termasuk jajaran orang terkaya di Asia.
"Maafkan saya Non Veronika, saya sama sekali tidak bisa mendidik cucu saya dengan baik."
Veronika menghela nafas berat, bagai mana pun juga itu bukan kesalahan Bagas, ia tidak menyalahkan siapa pun dalam permasalahan rumah tangganya selain suaminya dan Intan.
Bagai mana pun kalau suaminya tidak tertarik dengan Intan dan Intan tidak tertarik dengan suaminya, rumah tangannya tidak akan berantakan, atau minimal Intan menghargai persahabatannya dan tidak mau merebut suaminya, tidak mungkin masalah itu terjadi.
"Sudah saya ingatkan kalau Kakek harus manggil saya Veronika, tidak perlu ada embel-embel Non, saya masih cucu menantu Kakek."
Veronika memang sudah sering mengatakan kalau tidak ada siapa pun Bagas tidak perlu memanggilnya dengan panggilan Non, bagai mana pun juga ia adalah bagian dari keluarga Bagas.
Bagas hanya menganggukkan kepala sambil menghela nafas berat, Veronika masih orang yang sama, masih tetap rendah hati padanya.
"Lalu apa keinginanmu sekarang nak?"
"Sepertinya saya sudah cukup untuk berjuang mendapatkan cinta dari Rafa Kek, saya tidak ingin memaksa Rafa untuk membalas cinta saya juga, terlebih saya sudah memiliki perjanjian dengan Papa, jadi saya akan mengakhiri pernikahan ini."
Bagas mengangguk pelan, ia tidak bisa memaksakan Veronika untuk tetap bersama cucunya, padahal kalau Veronika masih bersama cucunya ia mudah bekerja sama dengan perusahaan mana pun.
Bagai mana pun juga orang-orang sangat menghormati Veronika, sedangkan cucunya begitu sangat bodoh, membuang berlian hanya untuk batu krikil.
Bagi Bagas Intan itu hanya batu kerikil, belum lagi Veronika adalah orang yang menyelamatkan ia dan cucunya, Walau pun ia juga tidak gila harta, tapi kalau Intan tau masalah etika, jelas ia akan setuju kalau cucunya bersama Intan, tapi Intan datang di waktu yang tidak tepat, tentu saja membuat ia tidak suka.
"Maafkan cucu Kakek."
"Tidak apa-apa Kek, mungkin ini sudah takdir saya, tentang masalah yang menyelamatkan Rafa, tolong jangan di ungkapkan dulu, saya akan mencari waktu yang tepat, saya kembalikan kalung ini pada Kakek."
Veronika langsung menyerahkan kalung yang selalu ia bawa di saku celananya, kalung itu adalah pemberian dari suaminya saat suaminya berjanji akan menikahinya.
Veronika merasa kalau kalung itu sudah tidak berarti lagi untuknya, hatinya sudah benar-benar hancur karena suaminya bukan hanya tidak mencintainya, tapi suaminya juga menikah lagi.
Bagas hanya menganggukkan kepala sambil memandangi kalung yang di berikan Veronika, ia yakin kalau suatu saat cucunya itu akan menyesal karena sudah menyia-nyiakan wanita baik seperti Veronika.
"Saya hanya berharap kalau berpisah dengan Rafa adalah jalan terbaik."
Walau pun Veronika berat mengatakan itu, tapi sudah waktunya untuk mengatakan itu karena sudah waktunya juga untuk ia kembali ke kehidupan normalnya.
Bagas lagi-lagi hanya bisa menganggukkan kepalanya, kebodohan cucunya akan membawa masalah banyak.
"Kakek tenang saja, selama tidak memberikan dana pada Rafa, perusahaan Kakek akan tetap aman, tapi saat Kakek memberikan suntikan dana pada perusahaan Rafa, jangan harap kalau perusahaan Kakek tetap baik-baik saja."
Bagas hanya menganggukkan kepala, ini lah yang ia takutkan saat Veronika marah, semuanya akan hancur hanya dalam waktu semalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Jumli
aku luncurkan 2 iklan dan 1 bunga 🌹 ya Thor.
semangat trus untuk Author 💪
2024-03-27
1
Jumli
si kakek-kakek itu kenapa tidak jelaskan juga ke cucunya sih.
kesel aku, gini nih.
hal hal yang membuat cerita novel menarik.
kesalahpahaman😑
2024-03-27
1
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-03-21
1