Tadi Dandi memang sedang ada di apartment itu kenapa ia cepat sampai rumah Rafa, biasanya ia tinggal di rumah orang tuanya, tapi setelah sering di desak masalah pernikahan dan bahkan ibunya selalu mengenalkan seorang Gadis dari teman-teman arisan, membuat ia memilih tinggal sendiri.
Setelah keluar dari pekarangan rumah Rafa, Dandi melirik ke arah Veronika yang masih mengenakan baju tidur, lalu beralih ke wajah Veronika, ia menghela napas berat saat ada bekas tamparan di wajah putih Veronika.
Namun Dandi tidak ingin bertanya tentang masalah rumah tangga Veronika, kalau Veronika menceritakan sendiri tentu saja ia siap menjadi pendengar setianya.
"Kita mau kemana?"
Saat mendengar pertanyaan dari Dandi Veronika diam sesaat, ia tidak mungkin pulang ke rumah Papanya, dan kalau ia pulang ke apartment ia yakin kalau asisten rumah tangganya akan mengadu pada Papanya.
"Antarkan aku ke hotel terlebih dahulu, aku tidak mungkin pulang ke apartment dengan menggunakan baju tidur dan wajah bekas tamparan, bisa-bisa bibi akan melapor pada Papa tentang rumah tanggaku."
"Baik lah."
Setelah di jawab Dandi tidak bertanya apa pun, sepanjang perjalanan ia hanya diam membisu dengan pikiran yang sangat kacau saat melihat wanita yang ia cintai sangat menderita.
Dandi ingin sekali bertanya pada Veronika sampai kapan kamu merendahkan harga dirimu hanya untuk lelaki seperti Rafa, yang berkali-kali mematahkan hatimu.
Namun Dandi sadar ia hanya bawahan dari Veronika, jelas ia tidak bisa bertanya tentang masalah Veronika, ia tidak mau kalau Veronika berpikir ia ikut campur dengan urusan rumah tangganya.
Setelah sekitar 30 menit mobil Dandi sampai di Putri hotel, itu adalah hotel milik Veronika sendiri dari peninggalan Mama Veronika yang bernama Putri Saskia Anderson.
"Dan, bisa temani aku? Aku butuh orang untuk mengobrol."
"Bisa."
Veronika langsung berjalan beriringan bersama Dandi sambil sesekali bawahan Veronika menyapa Veronika.
Namun mereka semua bingung kenapa Veronika membawa Dandi ke hotel, memang mereka tau kalau Dandi adalah bawahan Veronika, tapi mereka tidak pernah melihat Veronika membawa Dandi ke hotel selama ini.
Belum lagi berita di internet tentang Veronika sudah menikah itu membuat mereka bingung karena melihat Veronika tanpa jarak bersama Dandi, tapi tidak ada yang ber bisik-bisik di belakang Veronika, karena mereka tau kalau Veronika selalu tegas dan tidak bisa memberikan toleransi pada bawahannya.
Setelah masuk ke dalam hotel yang memang tempat pribadi milik Veronika, ia langsung merendamkan seluruh tubuhnya di dalam kolam untuk meredakan amarahnya.
Sedangkan Dandi hanya duduk di tepi kolam, ia sama sekali masih tidak mau bertanya pada Veronika, tapi ia juga menunggu apa yang akan di bicarakan oleh Veronika.
Cukup lama Veronika merendam seluruh tubuhnya di dalam kolam, ia berharap rasa sakit yang ada di hatinya itu berangsur-angsur hilang, ada rasa menyesal di hatinya saat ia yakin kalau suaminya akan mencintai ia dengan seluruh pengorbanan yang ia berikan.
Namun ternyata suaminya sama sekali tidak pernah membalas cintanya, suaminya juga tidak pernah menyadari hingga sekarang kalau ia lah yang membantu perusahaan suaminya selama ini.
"Veronika, kenapa kamu mencintai lelaki bajingan seperti Rafa?!" batin Veronika
Setelah berendam cukup lama Veronika langsung duduk di samping Dandi dengan tubuhnya yang masih berendam.
"Dandi, menurutmu apa aku kurang cantik?"
Tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulut Veronika, walau pun ia belum pernah di bilang jelek oleh seorang lelaki, bahkan lelaki selalu bilang kagum pada kecantikannya.
"Kamu cantik Veronika, hanya saja otakmu bodoh!"
Dandi berbicara sambil tersenyum kecil agar Veronika tidak terlalu memikirkan rumah tangganya.
"Tidak ada dalam kamusku kalau aku bodoh, memangnya selama ini aku pernah gagal dalam mengurus pekerjaan? Tentu saja jawabnya tidak."
Veronika memang tidak mengerti kemana alur pembicaraan Dandi.
"Iya kamu bodoh dengan masalah percintaan."
"Memangnya kamu pikir kamu juga tidak bodoh? Kamu bodoh karena tidak bisa merebut wanita yang kamu cintai dari suaminya!!"
Setelah mengatakan itu Veronika tertawa dengan sangat keras hingga membuat Dandi tersenyum kecil.
"Bagai mana aku bisa merebut wanita itu dari suaminya kalau wanita itu sangat mencintai suaminya? Bahkan dia selalu gila melakukan apa pun agar di perhatikan oleh suaminya, lagi pula kalau aku sampai merusak rumah tangga mereka dan aku bisa mendapatkan wanita yang aku cintai, menurutmu apa aku masih bisa di katakan cinta saat aku merusak kebahagiaannya?"
Pertanyaan dari Dandi menyadarkan hati Veronika, ia seharusnya sadar kalau cintanya pada Rafa itu tidak perlu memaksakan Rafa untuk mencintainya juga.
Veronika sadar kalau selama ini ia egois telah melakukan apa pun untuk Rafa hanya untuk mendapatkan Rafa.
"Veronika, kalau aku gila ingin memilikinya, itu berarti cintaku tidak tulus padanya, melainkan aku sangat terobsesi padanya. Lagi pula bagiku cinta tidak harus memiliki, asalkan melihat wanita yang aku cintai bahagia, aku akan jauh lebih bahagia karena wanita itu di tangan lelaki yang tepat."
Air mata Veronika menetes begitu saja saat mendengar curhatan dari Dandi, ia sangat kagum pada Dandi, karena cinta Dandi sangat tulus pada wanitanya, sampai-sampai hati Dandi rela menderita hanya untuk wanita yang di cintainya.
"Menurutmu aku egois iya karena terlalu memaksakan Rafa untuk membalas cintaku juga?"
Dandi menggeleng pelan sambil tersenyum saat melihat beberapa tetes air mata Veronika jatuh.
"Kamu bukan egois, tapi karena kamu belum pernah gagal dengan keinginanmu Veronika, cintamu juga pada Rafa tulus, hanya saja Rafa bodoh memilih wanita lain tanpa menyelidiki kebenarannya."
Veronika hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Kalau kamu mau menangis tidak perlu di tahan Veronika, di sini cuma ada kita berdua."
Veronika hanya menggelengkan kepala saat mendengar ucapan dari Dandi, Dandi saja bisa menahan luka hatinya bahkan belum pernah bisa bersama wanita yang di cintainya, apa lagi ia yang memang sudah berjuang, tapi masih tidak di cintai oleh suaminya.
"Kenapa kamu malu?"
"Tidak, kamu saja bisa hidup tanpanya, kenapa aku harus menangisinya? Apa lagi aku tidak memiliki rasa penasaran tentang cintanya terbalas atau tidak karena sudah memperjuangkan cintaku pada Rafa, jadi untuk apa aku menangisi Rafa lagi?"
"Aku harap kamu seperti Veronika yang aku kenal dulu, tidak memiliki kelemahan apa pun dalam hidupmu, tidak bodoh lagi karena cinta."
Dandi berbicara sambil mengelus rambut Veronika, sudah lama ia tidak mengelus rambut Veronika, semenjak ia tau identitas Veronika.
"Aku harap juga begitu, aku lelah seperti ini terus, mungkin secepatnya aku akan melayangkan gugatan cerai untuk Rafa."
"Bagus kalau kamu berpikir seperti itu, aku tidak mau melihatmu menderita, ingat orang tuamu yang membesarkan kamu, apa dia pernah memukulmu? Mereka sangat menyayangi kamu, tapi kamu tidak menghargai mereka, kamu mau menjadi wanita bodoh karena cinta, menurut kamu kalau sampai Papa kamu tau apa hati Papa kamu tidak hancur saat melihat putrinya di perlakukan seperti budak oleh Rafa?"
Veronika hanya menganggukkan kepalanya, ia memang gila karena cinta sampai mau menjadi wanita bodoh.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
teussemangat
2024-03-21
1
Endang Supriati
ya salah juga veronika kenapa tdk terus terang.laki2 klu cinta mau kaya msu miskin cinta ya cinta engga ya engga.terlalu drama veronika
2024-02-29
1
Elisabeth Ratna Susanti
like 😍😍😍😍😍
2024-01-16
1