Dari pagi hari hingga malam hari Veronika masih di hotel bersama Dandi, dari mereka berdua curhat lalu membahas masalah pekerjaan, setelah itu main games membuat ia melupakan masalah rumah tangganya.
Veronika juga tadi mengabarkan ke semua rekan bisnisnya agar tidak bekerja sama dengan perusahaan milik suaminya.
Veronika belum cukup puas untuk melihat kehancuran suaminya, ia ingin suaminya dan Intan menderita, ia tidak ingin mereka bahagia di atas penderitaannya.
Setelah makan malam Veronika langsung mengajak Dandi ke taman kota, ia ingin melihat pemandangan malam, tidak lupa ia juga mematikan ponselnya agar suaminya tidak bisa menghubunginya karena sudah belasan kali suaminya menelpon dan mengirim pesan padanya, tentu saja membuat ia terganggu.
Mereka berdua sudah berada di taman kota, Veronika sedang duduk menunggu Dandi yang sedang membeli jagung bakar pesanannya.
"Ini pesanan kamu."
Dandi menyerahkan jagung bakar pada Veronika sambil duduk di samping Veronika.
"Terima kasih Dan."
Veronika berbicara sambil mengambil jagung bakar yang di berikan Dandi.
"Sama-sama."
"Kamu dulu ingat tidak Dan waktu di luar negri saat kita bertemu untuk yang ke dua kalinya kamu memberikan aku jagung bakar, hingga sekarang aku jadi suka jagung bakar."
"Tentu saja aku ingat Veronika."
Tentu saja Dandi masih sangat ingat semuanya karena Veronika adalah wanita yang sangat ia cintai, bahkan ia juga ingat pertemuan pertamanya saat Dandi menolong Veronika dari orang jahat.
Di situ lah kedekatan mereka di mulai hingga mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama, lalu Dandi mulai menjaga jarak saat tau Veronika adalah putri dari bos tempatnya bekerja.
Veronika memakan jagung bakar sambil melihat ke sekelilingnya, ia juga berkali-kali tersenyum saat melihat anak-anak sedang bermain kejar-kejaran.
"Mereka lucu iya Dan?"
Veronika berbicara sambil menujuk ke arah anak kembar yang sedang bermain sambil tertawa.
"Iya mereka memang sangat lucu Veronika."
"Aku jadi pengen punya anak kembar, pasti mereka akan membuat hidupku berwarna."
Veronika berbicara masih sambil melihat ke arah anak kembar itu masih sambil memakan jagung bakarnya.
"Maksud kamu mau punya anak dari Rafa?"
Dandi bertanya dengan perasaan sangat kecewa, tapi tidak dengan raut wajahnya yang masih menampilkan senyum ceria untuk menutupi kecewanya.
"Mana mungkin aku mau punya anak dari lelaki bajingan itu Dan, lagi pula sekarang aku hanya ingin berpisah, aku tidak ingin hatiku semakin hancur, apa lagi ucapan kamu benar kalau aku tidak boleh bodoh karena cinta."
"Syukur lah kalau kamu berpikir seperti itu."
Dandi sangat lega setelah mendengar jawaban dari Veronika, ia memang tidak mau kalau Veronika terus saja di lukai hatinya oleh Rafa, lelaki yang tidak pernah menghargai keberadaan Veronika.
"Dan, kalau boleh tau memang siapa wanita yang kamu cintai?"
Veronika bertanya untuk mengalihkan pembicaraan, ia memang sudah tidak ingin lagi membahas masalah suaminya yang akan membuat hatinya terluka lagi.
"Kamu tidak perlu tau siapa wanita itu."
Dandi memang lebih memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya, terlebih sekarang Veronika sedang sedih, tidak sedih saja ia tidak berani karena mengingat ia hanya seorang bawahan dari Veronika.
"Tidak asik kamu!"
Veronika berbicara sambil melihat ke arah Dandi, ia memang sedikit penasaran siapa wanita yang di cinta Dandi.
"Kamu tidak perlu tau siapa wanita yang aku cintai."
Dandi berbicara sambil mengusap sudut bibir Veronika bekas jagung bakar.
"Jangan bilang kalau kamu suka sama aku?!"
Veronika bertanya sambil bercanda pada Dandi lalu ia juga langsung tertawa kecil, lagi pula tidak mungkin Dandi menyukai ia, karena Dandi tau kalau ia wanita yang sangat bar-bar dari masa SMA, ia menjadi wanita alim dan tidak banyak tingkah saja hanya di depan Rafa, lelaki yang sangat ia cintai.
"Iya memang aku suka sama kamu Veronika."
Dandi menjawab pertanyaan dari Veronika sambil tersenyum kecil untuk menutupi kecanggungan, walau pun ia tau kalau Veronika hanya bercanda, tapi entah kenapa ia merasa canggung sendiri.
"Kamu bisa saja Dan. Oh iya aku mau mengucapkan Terima kasih karena hari ini hingga malam kamu menemani aku ngobrol, aku memang tidak ingin menghubungi Sasa dan Tasya, aku tidak ingin membahas Rafa berlarut-larut, apa lagi kamu juga tau kalau mereka tidak suka aku mengejar cintanya Rafa."
"Sama-sama, lagi pula aku senang kalau kamu mau curhat tentang masalah rumah tanggamu, walau pun aku tidak bisa memberimu solusi, setidaknya aku orang pertama untuk tempat kamu mengeluh."
Dandi memang sangat senang saat Veronika menceritakan masalah rumah tangganya, bukan ia senang memiliki harapan untuk mendapatkan hati Veronika, tapi ia senang karena ia menjadi orang pertama untuk menjadi tempat Veronika mengeluh.
Dandi juga senang karena Veronika akan mengakhiri pernikahannya, karena ia memang tidak mau melihat wanita yang sangat ia cintai selama ini menjadi wanita bodoh karena cinta.
"Tidak apa-apa kamu tidak bisa memberi aku solusi, lagi pula kamu belum pernah berumah tangga, bahkan pacaran saja tidak pernah karena cintamu itu sangat tulus pada wanita yang kamu cinta hingga kamu tidak ingin bermain-main dengan wanita lain."
Veronika memang sangat mengenal kepribadian Dandi, jangankan Dandi bermain-main dengan wanita, bahkan saat Dandi mengontrol para model, Dandi selalu berbicara formal dan tanpa senyum di bibir Dandi.
Dandi selalu menjalankan pekerjaannya dengan tegas dan tidak bisa di dekati oleh wanita mana pun, tapi tidak bisa Veronika pungkiri kalau ia mengagumi kepribadian Dandi.
Bahkan banyak lelaki yang hanya wajah dan uangnya pas-pasan, tapi masih banyak tingkah, masih tebar pesona pada banyak wanita, sedangkan Dandi kalau tidak suka iya tidak suka.
Apa lagi Dandi memang tidak memiliki sahabat perempuan, dulu saat di luar negeri Veronika sempat tau kalau Dandi dekat dengan Sonia, tapi ternyata itu hanya sebatas teman biasa, saat Sonia mengutarakan perasaan pada Dandi, Dandi langsung menolak Sonia lalu langsung menjaga jarak dengan Sonia. Dandi bukan tipe lelaki yang suka memanfaatkan wanita yang mencintainya.
"Setelah ini kamu mau pulang kemana Veronika?"
"Aku mau tidur di hotel saja Dan, aku tidak ingin pulang untuk sementara, dan mungkin aku juga akan menelpon Bibi Darmi untuk mengambil semua yang ada di kamarku untuk bibi Darmi, lagi pula aku tidak ingin memakai barang apa pun yang ada di rumah Rafa lagi."
"Baiklah, tenangkan dirimu, ayo kita pulang sekarang sudah malam."
Memang tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.30WIB, bahkan di sana sudah sepi pengunjung.
"Ayo Dan."
Mereka berdua langsung berjalan ke arah mobil, lalu Dandi langsung melajukan mobilnya.
"Kalau ada apa-apa atau kamu butuh teman ngobrol, kamu boleh telpon aku."
"Iya Dan, Terima kasih sudah merepotkan kamu hari ini."
"Jangan tidak enak hati, lagi pula aku ini bawahanmu."
"Kalau di perusahaan kamu memang bawahanku Dan, tapi kalau di luar perusahaan kamu sahabatku yang paling mengerti perasaanku."
Memang dari dulu hingga Dandi menjaga jarak padanya, Veronika tetap menganggap Dandi sebagai sahabat terbaiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
2024-03-21
0
Evlyne Christine
Next ama Dandi lah Ver, semoga hari lu terbuka buat Dandi Ver...
2024-02-26
1
Elisabeth Ratna Susanti
keren 😍
2024-01-17
1