Setelah perdebatan tadi pagi Veronika memutuskan untuk menemui orang tua Intan, ia memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan keluarga Safitri Grup.
Walau pun Veronika tau kalau Safitri Grup juga akan di ambang kehancuran, tapi ia tetap menemui mereka.
Sekarang Veronika berada di dalam ruangan ketua Safitri Grup dengan kaki yang ia libatkan ke atas dan mata yang menatap tajam ke arah Dimas Safitri.
"Saya minta maaf Non Veronika, saya tidak tau kalau Non adalah istri dari Rafa, saya janji kalau saya akan menyuruh Intan untuk berpisah dengan Rafa."
Dimas minta maaf sambil bersujud di depan Veronika, ia memang tidak tau kalau Veronika adalah istri dari Rafa, kalau ia tau Veronika adalah istri dari Rafa, mana mungkin ia menikahkan putrinya dengan Rafa karena selama ini yang membantunya adalah Veronika.
Kalau saja dari awal Dimas melanggar janji pada Veronika dan menceritakan tentang Veronika pada putrinya, tidak mungkin kejadian ini terjadi, ia tidak akan setuju walau pun putrinya mencintai Rafa, karena itu akan berakibat pada perusahaannya.
"Bangun, duduk lah di sofa, lagi pula semuanya sudah terjadi dan nasi sudah menjadi bubur, apa lagi Intan juga sedang mengandung benih Rafa."
Lagi pula Veronika memang sudah tidak peduli tentang rumah tangganya, yang ia pedulikan sekarang hanya membalas dendam pada orang-orang yang telah mengkhianatinya.
Dimas hanya mengangguk pelan, ia langsung duduk di sofa berlawanan dengan Veronika.
"Saya sudah tidak peduli dengan masalah rumah tangga saya, yang jelas saya kesini hanya menghentikan kerja sama kamu dengan perusahaan saya, lagi pula dari dulu perusahaan kamu belum memenuhi syarat untuk bergabung dengan perusahaan saya, saya memberikan itu semua karena semata-mata kamu orang tua dari sahabat saya."
Dimas hanya menganggukkan kepala dengan perasaan kecewa, ia menyetujui putrinya menikah siri dengan Rafa karena Rafa adalah lelaki sukses dan akan terjamin kehidupan putrinya.
Namun tidak sesuai harapan, bukannya kehidupan Dimas terjamin, tapi ia di ambang kebangkrutan, belum lagi perusahaan Rafa juga sama di ambang kebangkrutan.
"Satu hal lagi, saya tidak ingin kamu memberikan uang 1miliyar untuk Intan, kalau sampai kamu memberikannya bisa jadi perusahaan kamu hanya tinggal nama."
Lagi-lagi Dimas hanya menganggukkan kepala, ia bingung harus membantah bagai mana karena ia yang salah, jadi terpaksa ia hanya menyetujui ucapan dari Veronika.
"Rahasiakan identitas saya dari Intan! Kalau begitu saya permisi!"
"Iya pasti Non."
Dimas langsung berdiri akan mengantar Veronika keluar, tapi Veronika melarangnya.
"Tidak perlu mengantar saya, saya bisa keluar sendiri."
"Baik Non."
Veronika langsung pergi keluar dari ruangan Dimas, sepanjang perjalanan melawati karyawan dan karyawati banyak yang memuji kecantikan Veronika, bahkan mereka juga bilang Rafa adalah lelaki bodoh, istrinya sangat cantik tapi masih tergoda pada Intan yang memiliki wajah dan tubuh hanya di atas rata-rata.
"Di kasih istri cantik masih saja menikah lagi."
"Aku dulu mengagumi pak Rafa, tapi sekarang aku tidak suka lagi karena ternyata pak Rafa buaya darat."
"Di kasih wanita cantik seperti bidadari maunya sama batu kerikil, heran apa mata pak Rafa itu katarak?"
"Lagian merebut suami orang itu tidak perlu cantik, yang penting tidak tau malu saja."
"Gimana mau tau malu kalau Intan merebut suami dari sahabatnya sendiri."
Masih banyak lagi ucapan-ucapan lainnya yang di dengar oleh telinga Veronika, lagi pula wanita Indonesia paling benci dengan namanya pelakor, membuat ia tersenyum mengambang.
Bahkan tidak ada di antara mereka yang menjatuhkan Veronika karena masih belum bisa hamil, tapi mereka sangat membela ia.
Setelah di dalam mobil Veronika langsung melajukan mobilnya ke perusahaan Wijaya Grup, karena ia memang akan menanda tangani berkas-berkas permintaan kerja sama dengan perusahaannya.
Veronika menyetir mobil sambil bernyanyi kecil, sesekali ia juga tertawa kecil sambil mengingat bayangan masa lalunya yang sangat bodoh terus bertahan bersama Rafa.
Veronika pikir bisa menggerakkan hati Rafa tanpa harus membuka identitasnya, ternyata ia sama sekali tidak bisa menggerakkan hati Rafa.
Setelah sekitar 30 menit Veronika sampai di perusahaan Wijaya Grup, ia langsung masuk ke ruangan Dandi.
"Selamat siang Veronika?"
Dandi menyapa Veronika sambil tersenyum saat melihat yang membuka pintu tanpa mengetuk itu Veronika.
Dandi dan Veronika memang pernah sangat dekat di masa lalu, namun saat tau kalau Veronika adalah putri dari Wijaya Grup membuat ia menjadi menjaga jarak dengan Veronika.
Dandi juga menepis jauh-jauh keinginannya yang ingin bersama Veronika, mengingat ia hanya orang biasa, sedangkan Veronika putri dari tempat ia bekerja.
Namun Veronika tidak suka di panggil Non oleh Dandi karena saat Dandi mengetahui identitas Veronika ia mengubah panggilannya, tapi Veronika tetap menyuruh Dandi memanggilnya dengan panggilan Veronika.
Veronika hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum lebar ke arah Dandi, lalu ia langsung duduk di sofa.
Dandi langsung menghampiri Veronika sambil membawa berkas-berkas yang harus di tanda tangani, lalu ia langsung duduk di sofa sebelah Veronika.
"Bagai mana kabarmu? Kamu baik-baik saja?"
Dandi bertanya dengan raut wajah kuatir, memang setelah berita pernikahan Rafa dan Intan beredar ia sama sekali tidak bisa tidur, ia selalu memikirkan perasaan Veronika.
"Aku baik-baik saja, kalau kamu tanya tentang hatiku?"
Veronika yakin kalau Dandi sedang bertanya tentang hatinya.
"Syukur lah kalau kamu baik-baik saja."
Veronika langsung serius membaca berkas yang akan ia tanda tangani, ia juga mematikan ponselnya saat suaminya menelponnya.
"Kenapa tidak kamu angkat?"
"Tidak penting."
Kalau dulu Veronika senang saat mendapat panggilan telpon dari suaminya saat telat pulang, setidaknya keberadaan ia sangat di hargai oleh suaminya, tapi sekarang saat suaminya menelponnya, ia sama sekali tidak senang dan merasa tidak penting.
"Nanti malam kamu ada acara tidak?"
Veronika bertanya sambil masih fokus dengan berkas yang ia baca.
"Tidak ada, kenapa?"
"Nanti malam kamu temani aku bisa? Aku akan bertemu Alex, putra pak Broto, dia mengajakku bertemu untuk membahas proyek yang ada di Semarang."
"Tentu saja bisa Veronika."
Memang kalau masalah pembahasan proyek di Semarang bukan pekerjaan Dandi, tapi ia sangat senang saat Veronika mengajak ia untuk bertemu Alex.
Apa lagi setelah Veronika menikah, Dandi sudah tidak pernah lagi mengantar Veronika ke suatu tempat, alasannya karena Veronika takut kalau Rafa mengetahui identitasnya.
"Kamu tidak mengajak malam minggu wanita yang kamu sukai itu?"
Memang 1 tahun yang lalu saat Veronika bertanya apa kamu sudah mencintai seseorang atau belum, karena ia tidak pernah melihat Dandi bersama wanita lain selain ibunya Dandi sediri, dan Dandi mengatakan pada ia kalau Dandi memang memiliki wanita yang ia cintai.
"Tidak."
"Kenapa? Kamu jadi lelaki itu jangan pemalu, aku saja tidak malu saat mengejar cinta dari Rafa, iya walau pun hasilnya nihil."
"Aku dan kamu itu berbeda cerita, dia sudah menikah dengan lelaki pilihannya, masa iya aku masih harus mengejar cintanya."
"Maaf aku tidak tau, yang sabar."
Veronika merasa bersalah pada Dandi."
"Tidak apa-apa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
2024-03-21
1
Spyro
Di real life pun begitu. Pelakor msi dibawah standarnya istri sah 😎
2024-01-11
1
Elisabeth Ratna Susanti
like 👍
2024-01-10
1