Bab 19: Posesif

Lyra terbangun dan seketika terkesiap. Cahaya matahari menyorot ke wajahnya dengan sangat terang, tanda pagi sudah hampir berganti siang. Saat kesadarannya kembali padanya, ia langsung terduduk. Ia melihat sekeliling, berantakan sekali. Pakaian dalamnya berserakan di lantai. Begitu juga dress merah yang dikenakannya tadi malam. Lyra menutupkan selimut hingga ke dadanya saat menyadari ia tak menggunakan pakaian. Selain pakaiannya, terlihat pakaian Zachery juga berceceran. Bantal, sprei, dan alat make up dan skin care miliknya di meja rias juga terlihat berjatuhan dan tidak pada tempatnya.

Lyra memijat kepalanya yang terasa pusing. "Semalem apa yang terjadi? Kok gue gak inget?"

"Good morning, Baby." Zachery tetiba masuk ke kamar itu. Ia terlihat sangat santai, berte lan jang dada menampakkan perut kotak-kotaknya, dan hanya menggunakan celana rumahan. Rambutnya yang biasanya tertata rapi, kini terlihat berantakan, membuatnya terlihat jauh lebih muda dan tentu saja sangat tampan. Kadang Lyra merasa berdebar jika melihat Zachery sedang berpenampilan santai seperti ini.

Diraihnya kemeja putih miliknya yang tergeletak di lantai dan menghampiri Lyra. Lyra langsung menunduk dengan segan.

"Pakailah. Aku sudah membuat sarapan. Ayo kita makan." Ajak Zachery. Ia duduk di tepi tempat tidur berniat membantu Lyra menggunakan kemeja itu.

"Saya bisa melakukannya sendiri, Daddy." Ujar Lyra merasa segan. "Dan saya akan ambil pakaian saya di lemari. Saya pakai pakaian saya sendiri saja, Daddy. Terimakasih."

Zachery mengerutkan dahinya. "Semalam kamu mengatakan ingin menggunakan kemejaku." Sebuah senyum tersungging di bibirnya. "Katanya kamu merasa sangat se ksi saat mengenakannya, seperti di salah satu film yang pernah kamu tonton."

"Apa? Saya tidak berkata seperti itu..." Di akhir ucapannya Lyra merasa tak yakin.

Zachery tertawa melihat reaksi Lyra. "Ayolah, bersikaplah seperti tadi malam. Luwes dan manja. Kamu mengatakan banyak hal yang mengga irahkan. Aku sangat suka itu, Baby." Diraihnya tangan Lyra dan dikecup telapak tangannya.

Lyra menutup matanya dengan rapat-rapat. Ia malu dan bingung. Apa sebenarnya yang ia lakukan tadi malam? Ia sama sekali tak mengingatnya. Terlebih kata-kata menggairahkan seperti apa yang ia katakan pada Zachery?Benarkah ia sampai mengatakan ingin menggunakan kemeja milik Zachery dan berkata bahwa ia merasa se ksi saat menggunakannya?

'Masa gue ngomong kayak gitu, sih?!' Dumel Lyra dalam hati, benar-benar tak dapat membayangkan kata-kata itu ia lontarkan pada pria di depannya ini.

"Maafkan saya, Daddy. Saya benar-benar tidak sopan. Saya tidak ingat apapun..." Lyra menunduk penuh sesal.

Dagu Lyra diangkat sedikit oleh jari-jari Zachery, mereka pun bertemu tatap. "Kamu tidak ingat? Sama sekali?"

Lyra menggeleng ragu membuat wajah Zachery seketika kecewa. "Sayang sekali, padahal kita sangat menikmati apa yang kita lakukan kemarin malam." Zachery mendekat ke telinga Lyra. "Kamu sangat li ar, baby."

Seketika Lyra menutup mulutnya dengan tangannya. Wajahnya pun merona merah.

Zachery kembali tertawa. "Lain kali kita harus minum bersama. Aku ingin melihatmu seperti tadi malam lagi."

Sontak Lyra menggeleng. "Tidak, Daddy. Saya tidak akan pernah melakukannya lagi."

"Kenapa?" Zachery kecewa.

"Kemarin saya terpaksa meminum minuman itu karena paksaan dari teman saya."

"Oh ya? Memang kemarin kamu kemana? Kenapa tidak memberitahuku?" Protes Zachery.

"Maaf, Daddy. Apakah saya memang harus selalu mengatakan setiap kegiatan saya?" Tanya Lyra hati-hati, sambil mengingat-ingat poin perjanjian itu, rasanya tidak ada poin yang mengatakan ia harus selalu memberitahukan semua kegiatannya pada Zachery.

Zachery berpikir sejenak. "Memang tidak ada di poin perjanjian. Tapi aku lebih suka jika kamu melakukannya. Katakan kamu dimana, dengan siapa, melakukan apa. Mulai sekarang kamu harus melakukan itu. Okay? Berikan kabarmu setiap hari, setiap kamu ada kegiatan di luar jam kantor dan tidak bersamaku. Apa kesukaanmu, siapa saja teman-temanmu, aku ingin tahu semuanya."

Sebenarnya Lyra merasa keberatan dengan permintaan atau lebih tepat terdengar seperti perintah baginya itu. Bukankah Zachery membutuhkannya hanya untuk memu askannya saja? Kenapa Lyra jadi harus melaporkan semua yang dilakukannya?

Lyra jadi teringat pada Dino, saat masih berpacaran, Dino pun mengatakan bahwa Lyra harus selalu memberinya kabar. Lyra harus mengabarinya terutama jika terjadi sesuatu padanya. Tapi Dino adalah kekasihnya saat itu, wajar jika Dino posesif terhadapnya. Sedangkan Zachery? Dia hanya membutuhkan Lyra untuk memuaskan has ratnya saja. Tak bisakah dirinya memiliki privasi tanpa Zachery ketahui?

"Baik, Daddy." Sahut Lyra pasrah. Walaupun hatinya merasa sangat keberatan, ia tak bisa mengatakan tidak.

Zachery tersenyum puas. "Jadi siapa teman yang membawamu mabuk itu?" Tanya Zachery seraya memakaikan kemejanya kembali pada Lyra. Kali ini Lyra pun menurutinya.

"Teman di divisi saya yang lama, Daddy. Tapi saya hanya minum satu gelas kecil. Ternyata saya tidak terbiasa."

"Salah satu karyawanku?" Semua kancing kemeja sudah terkancing, dan kemeja itu terlihat kebesaran di tubuh Lyra. Lyra membuktikan ucapannya. Dengan pakaian itu, entah mengapa ia terlihat sangat menggoda dan rasanya Zachery ingin segera menyerang Lyra lagi.

Namun Zachery menahannya. Ia ingin memastikan ada makanan yang masuk ke dalam tubuh Lyra. Ia tak bisa membiarkan Lyra sakit dan tak bisa melayaninya lagi. Zachery pun meraih tangan Lyra dan membimbingnya keluar kamar.

"Iya, Daddy. Tapi saya mohon Daddy jangan menegurnya." Pinta Lyra.

"Tentu saja tidak. Ini adalah akhir pekan, mereka pasti membutuhkan hiburan setelah lelah bekerja." Zachery memaklumi.

Mereka duduk di kursi meja makan dan mulai memakan sarapan yang tersedia.

"Jadi, apa yang kamu lakukan seharian kemarin?" Tanya Zachery penasaran.

"Saya mengerjakan semua instruksi dari Pak Felix, Daddy. Semuanya sudah saya kerjakan, termasuk menyusun jadwal Daddy selama seminggu ke depan."

"Aku tidak bertanya tentang itu." Sanggah Zachery. "Maksudku kamu dan temanmu. Kenapa kamu sampai bisa meminum alkohol jika kamu tidak biasa?"

Kembali Lyra merasa aneh. Biasanya pria ini tak pernah se kepo ini. Ia tak pernah peduli dengan keseharian Lyra. Yang ia pedulikan hanyalah Lyra harus ada disaat ia menginginkannya.

Akhirnya Lyra pun menceritakannya. "Kemarin saat pekerjaan saya sudah selesai, saya pergi ke lantai 31 untuk mengunjungi teman-teman saya. Lalu mereka mengajak saya ke tempat karaoke. Kami pun berkaraoke dan makan malam. Saat sudah hampir waktunya habis, salah satu teman saya memesan minuman itu. Dan, ya, mereka memaksa saya. Kalau tidak, saya tidak boleh pulang. Sedangkan saya harus segera menemui Daddy. Jadi terpaksa saya meminumnya."

"Apakah yang memaksamu itu laki-laki?" Tanya Zachery penuh curiga. Ia tidak akan membiarkannya jika teman yang memaksa Lyra adalah laki-laki.

"Kami berempat, Daddy. Dua laki-laki dan dua perempuan."

Seketika Zachery meradang. "Kamu melakukan double date?!"

"Tidak Daddy. Bukan seperti itu." Sanggah Lyra menggoyang-goyangkan kedua tangannya.

"Aku tidak percaya." Sorot mata Zachery menajam. "Perlihatkan aku foto kalian."

"Daddy, tolong, mereka hanya teman saya." Lyra merasa, kenapa dirinya seperti sedang meyakinkan kekasihnya bahwa dirinya tidak berselingkuh?

"Kalau begitu perlihatkan. Aku yakin kalian pasti sempat berfoto." Desaknya.

Lyra pun membuka ponselnya dan memberikannya pada Zachery. "Saya mohon biarkan mereka, kami murni hanya berteman, Daddy!"

Zachery meraih ponsel Lyra dan mulai menelisik foto yang memang sempat diambil oleh Jihan itu. Namun seketika Zachery mengerutkan dahinya. "Ini... Siapa nama ketiga orang ini? Sebutkan nama mereka satu per satu."

"Gerald, Chiko, dan Jihan." Lyra begitu khawatir. Mengapa Zachery sampai menanyakan nama mereka?

Sontak Zachery meraih ponselnya dan berjalan menjauh dari Lyra dengan wajah yang luar biasa kesal. Hal itu semakin membuat Lyra merasa resah.

"Selamat pagi, Pak." Sahut Felix di sambungan telepon.

Kedua alis Zachery menyatu. "Cari tahu sekarang juga, kenapa ada wanita yang pernah menghiburku, bekerja di perusahaanku!"

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Kan.. Kan.. Ternyata.. Si jihan menyamar dan sdh tau tabiat si zacher yg suka celap celup sekretaris.. 🤭 Makanya dia jebak si lyra

2024-04-25

1

May Tanty

May Tanty

wah banyak banget wanita si Zachary

2024-03-23

1

Susanty

Susanty

waaaah Zachery kebanyakan wanita penghibur jadi gitu tuh.

2024-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2 Bab 2: Wanita untuk Tuan Felix
3 Bab 3: Zachery Khaled Ivander
4 Bab 4: Menghilang
5 Bab 5: Bertemu Kembali
6 Bab 6: Tak Terbendung
7 Bab 7: Terjebak
8 Bab 8: Rasa Bersalah
9 Bab 9: Karma
10 Bab 10: Sugar Baby
11 Bab 11: Panggil Aku Daddy
12 Bab 12: Hal Gila tentang Rachel
13 Bab 13: Tentang Zachery
14 Bab 14: Lesung Pipi
15 Bab 15: Hadiah
16 Bab 16: Nyonya Rosalie
17 Bab 17: Batas Waktu
18 Bab 18: Terperdaya
19 Bab 19: Posesif
20 Bab 20: Benih Cinta
21 Bab 21: Rindu yang Ditutupi
22 Bab 22: Menyingkirkan Kerikil
23 Bab 23: Bukan Teman
24 Bab 24: Berpenampilan Berani
25 Bab 25: Di Pesta
26 Bab 26: Panik
27 Bab 27: Cerai
28 Bab 28: Zachery yang Hangat
29 Bab 29: Tiga Bulan
30 Bab 30: Romantisme Semu
31 Bab 31: Lambat Laun
32 Bab 32: Di Balik Kabar Perselingkuhan
33 Bab 33: Lyra adalah Milikku
34 Bab 34: Pria yang Pantang Menyerah
35 Bab 35: Konferensi Pers
36 Bab 36: Buktikanlah
37 Bab 37: Turun ke Dunia Lyra
38 Bab 38: Jadilah Kekasihku
39 Bab 39: Sepasang Kekasih
40 Bab 40: Yang Sebenarnya
41 Bab 41: Lyra yang Semakin Luwes
42 Bab 42: Apa yang Terjadi?
43 Bab 43: Rencana yang Nyaris Berhasil
44 Bab 44: Kebodohan Rachel
45 Bab 45: Akhir Hubungan
46 Bab 46: Melamar Zachery
47 Bab 47: Jauhi Tunanganku
48 Bab 48: Saat Itu
49 Bab 49: Perempuan Pembenci
50 Bab 50: Akhir untuk Jihan
51 Bab 51: Kabar Baik
52 Bab 52: Cinta Pertama Zach
53 Bab 53: Perasaan yang Terjeda
54 Bab 54: Takdirku adalah Kamu
55 Bab 55: Cinta Segitiga
56 Bab 56: Perempuan dari Masa lalu
57 Bab 57: Zachery Kecil yang Malang
58 Bab 58: Rumah Singgah
59 Bab 59: Penyesalan Zachery
60 Bab 60: Upik Abu Menjadi Cinderella
61 Bab 61: Peringatan untuk Hanna
62 Bab 62: Jangan Bilang Kalau...
63 Bab 63: Bukan Ibu yang Baik
64 Bab 64: Merawat Galen
65 Bab 65: Lepaskan Lyra
66 Bab 66: Saya Suka pada Tuan
67 Bab 67: Kesempatan dalam Kesempitan
68 Bab 68: Kepercayaan yang Diuji
69 Bab 69: Syarat dari Jason
70 Bab 70: Pertengkaran
71 Bab 71: Pamit
72 Bab 72: Aku Pergi, Mas
73 Bab 73: Laura Ruby H.
74 Bab 74: Kebenaran
75 Bab 75: Takdir
76 Bab 76: Hasil Hubungan Gelap
77 Bab 77: Laura Bertemu Kakek
78 Bab 78: Pelampiasan
79 Bab 79: Interaksi yang Berubah
80 Bab 80: Pergi dan Jangan Kembali
81 Bab 81: Wanita Itu adalah...
82 Bab 82: Kembalinya Dua Sahabat
83 Bab 83: Tidak Cukup Pintar
84 Bab 84: Dua Orang yang Pergi
85 Bab 85: Hari-hari yang Normal
86 Bab 86: Awal Bahagia(end)
87 Ekstra 1: (Jason) Bertemu Wanita Alpha
88 Ekstra 2: (Jason) Dokter Fasha
89 Ekstra 3: (Jason) Semudah dan Sesingkat itu
90 Ekstra 4: (Seruni) Di Tempat Biasa
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
2
Bab 2: Wanita untuk Tuan Felix
3
Bab 3: Zachery Khaled Ivander
4
Bab 4: Menghilang
5
Bab 5: Bertemu Kembali
6
Bab 6: Tak Terbendung
7
Bab 7: Terjebak
8
Bab 8: Rasa Bersalah
9
Bab 9: Karma
10
Bab 10: Sugar Baby
11
Bab 11: Panggil Aku Daddy
12
Bab 12: Hal Gila tentang Rachel
13
Bab 13: Tentang Zachery
14
Bab 14: Lesung Pipi
15
Bab 15: Hadiah
16
Bab 16: Nyonya Rosalie
17
Bab 17: Batas Waktu
18
Bab 18: Terperdaya
19
Bab 19: Posesif
20
Bab 20: Benih Cinta
21
Bab 21: Rindu yang Ditutupi
22
Bab 22: Menyingkirkan Kerikil
23
Bab 23: Bukan Teman
24
Bab 24: Berpenampilan Berani
25
Bab 25: Di Pesta
26
Bab 26: Panik
27
Bab 27: Cerai
28
Bab 28: Zachery yang Hangat
29
Bab 29: Tiga Bulan
30
Bab 30: Romantisme Semu
31
Bab 31: Lambat Laun
32
Bab 32: Di Balik Kabar Perselingkuhan
33
Bab 33: Lyra adalah Milikku
34
Bab 34: Pria yang Pantang Menyerah
35
Bab 35: Konferensi Pers
36
Bab 36: Buktikanlah
37
Bab 37: Turun ke Dunia Lyra
38
Bab 38: Jadilah Kekasihku
39
Bab 39: Sepasang Kekasih
40
Bab 40: Yang Sebenarnya
41
Bab 41: Lyra yang Semakin Luwes
42
Bab 42: Apa yang Terjadi?
43
Bab 43: Rencana yang Nyaris Berhasil
44
Bab 44: Kebodohan Rachel
45
Bab 45: Akhir Hubungan
46
Bab 46: Melamar Zachery
47
Bab 47: Jauhi Tunanganku
48
Bab 48: Saat Itu
49
Bab 49: Perempuan Pembenci
50
Bab 50: Akhir untuk Jihan
51
Bab 51: Kabar Baik
52
Bab 52: Cinta Pertama Zach
53
Bab 53: Perasaan yang Terjeda
54
Bab 54: Takdirku adalah Kamu
55
Bab 55: Cinta Segitiga
56
Bab 56: Perempuan dari Masa lalu
57
Bab 57: Zachery Kecil yang Malang
58
Bab 58: Rumah Singgah
59
Bab 59: Penyesalan Zachery
60
Bab 60: Upik Abu Menjadi Cinderella
61
Bab 61: Peringatan untuk Hanna
62
Bab 62: Jangan Bilang Kalau...
63
Bab 63: Bukan Ibu yang Baik
64
Bab 64: Merawat Galen
65
Bab 65: Lepaskan Lyra
66
Bab 66: Saya Suka pada Tuan
67
Bab 67: Kesempatan dalam Kesempitan
68
Bab 68: Kepercayaan yang Diuji
69
Bab 69: Syarat dari Jason
70
Bab 70: Pertengkaran
71
Bab 71: Pamit
72
Bab 72: Aku Pergi, Mas
73
Bab 73: Laura Ruby H.
74
Bab 74: Kebenaran
75
Bab 75: Takdir
76
Bab 76: Hasil Hubungan Gelap
77
Bab 77: Laura Bertemu Kakek
78
Bab 78: Pelampiasan
79
Bab 79: Interaksi yang Berubah
80
Bab 80: Pergi dan Jangan Kembali
81
Bab 81: Wanita Itu adalah...
82
Bab 82: Kembalinya Dua Sahabat
83
Bab 83: Tidak Cukup Pintar
84
Bab 84: Dua Orang yang Pergi
85
Bab 85: Hari-hari yang Normal
86
Bab 86: Awal Bahagia(end)
87
Ekstra 1: (Jason) Bertemu Wanita Alpha
88
Ekstra 2: (Jason) Dokter Fasha
89
Ekstra 3: (Jason) Semudah dan Sesingkat itu
90
Ekstra 4: (Seruni) Di Tempat Biasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!