Begitu ia keluar dari lift, dengan tergesa Lyra berlari menuju unit apartemen Dino. Ia memasukkan kode akses ke pintu unit itu namun kode akses yang ia masukkan salah. Lyra mencobanya lagi namun masih tak bisa padahal ia yakin telah memasukkan kode yang benar. Akhirnya Lyra menyalakan bel dan beberapa saat kemudian pintu terbuka.
"Sayang?" Dino mempersilahkan Lyra masuk.
Lyra masuk dan langsung saja ia bertanya. "Kamu ganti kode akses pintunya?" Tanya Lyra penasaran.
"Iya, Yang. Soalnya kemarin sempet error jadi aku ganti." Jawab Dino menghindari bertemu tatap dengannya. "Kamu udah sehat? Gimana keadaan kamu?" Dino mengalihkan pembicaraannya.
"Iya, aku udah mendingan. Aku kesini buat nanyain tentang kabar itu, beneran kamu dipindahin ke Medan?" Lyra berlari menuju apartemen Dino sesaat Dino mengabarkan tentang hal itu.
Dengan sedih Dino mengangguk. "Iya, Yang. Aku juga gak ngerti kenapa tiba-tiba aku dipindahin kesana. Tapi saat aku tanyain, cabang perusahaan di sana masih dalam tahap pengembangan. Jadi mereka butuh orang baru."
"Tapi 'kan kamu masih baru banget, Yang? Kalau mau mengembangkan cabang baru, harusnya mereka milih orang yang udah lebih berpengalaman 'kan?!" Lyra begitu emosi.
Sebenarnya Lyra curiga ini adalah perintah langsung dari Zachery. Pria itu pasti sudah mengetahui bahwa Dino adalah kekasih Lyra. Zachery akan melakukan apapun untuk membuat Lyra tunduk kepadanya.
Dino memeluk Lyra dengan eratnya. "Kalau perusahaan bilang gitu aku bisa apa, Yang? Kayaknya hubungan kita udah mulai ketahuan deh. Makanya aku dipindah-tugasin. Tapi masih mending dipindahin, daripada kita dipecat."
Lyra melepas pelukannya. "Kalau gitu, aku bakal resign."
"Yang, gak mungkin kamu resign! Kamu tahu gimana susahnya keterima kerja di Vander Enterprise 'kan? Kamu gak bisa lepasin semua ini gitu aja." Dino meyakinkan Lyra.
"Ya terus gimana, Yang? Aku gak mau kita LDR-an!" Lyra memeluk kembali Dino dengan eratnya. Ia sungguh tak rela sang kekasih harus pergi jauh meninggalkannya.
"Aku yakin kita bisa, Yang." Dibalasnya pelukan Lyra. "Kita masih bisa..."
Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kamar Dino. Seketika Lyra melepas pelukannya. "Ada siapa di kamar?"
"Gak... ada siapa-siapa." Wajah Dino memucat.
Lyra tidak bisa tidak curiga karena selain wajah Dino yang memucat, matanya mengedip-ngedip dengan cepat, deru nafasnya juga terdengar tak beraturan. Lalu tatapan Lyra tertuju pada resleting celana Dino yang terbuka dan kancing kemejanya yang berantakan seperti terburu-buru saat dipakai. Dino bukannya baru pulang kerja? Kenapa pakaiannya malah tidak rapi?
Lyra mencoba menerobos ke dalam kamar, namun Dino menghalanginya. "Sa-sayang, mau apa kamu ke kamar?!" Teriaknya tanpa sadar. Dia sangat panik.
"Kenapa? Gak boleh aku masuk ke kamar kamu?" Tanya Lyra merasa aneh.
"Bu-bukan gitu, Sayang. Gak ada apa-apa..." Dino semakin panik, membuat Lyra semakin curiga.
Didorongnya tubuh Dino sekuat tenaga, dan Lyra pun berhasil memasuki kamar. Ia melihat ke sekeliling tidak ada yang aneh. Kecuali... tempat tidur yang terlihat agak berantakan. Ia sangat mengenal kekasihnya itu. Dino adalah laki-laki yang sangat rapi. Mana mungkin tempat tidurnya berantakan saat dirinya baru saja pulang bekerja.
Kemudian Lyra menghampiri lemari, entah mengapa ia punya firasat buruk dengan lemari yang tertutup itu. Seketika Lyra pun menarik pintu lemari dengan sekuat tenaga dan terlihatlah seorang perempuan tanpa pakaian duduk di lemari itu, sambil memeluk pakaian dan tas miliknya. Ia menggigit bibir bawahnya merasa kesal karena tertangkap basah.
Lyra menutup kembali lemari itu. Dengan tenang ia membalikkan badannya dan melihat Dino mengusak rambutnya dengan kesal. Wajahnya gelisah.
"Sejak kapan?" Tanya Lyra dengan mata yang sudah terasa panas.
"Yang, dengerin..."
"Iya, aku dengerin. Coba jelasin semuanya. Siapa dia, kenapa dia ada disini, dan sejak kapan kamu berhubungan sama dia?" Didorongnya tubuh Dino saking Lyra emosi, "kenapa juga dia gak pake baju? Abis ngapain kamu sama dia?!"
Dino pun tak punya pilihan lain. Ia menjelaskan semuanya. Perempuan itu bernama Mia. Dia seorang pelayan di sebuah coffee shop. Mereka tidak sengaja bertemu sekitar beberapa minggu lalu.
"Aku gak pacaran sama dia, Yang! Pacar aku cuma kamu! Tapi karena kamu gak mau ngelakuinnya sama aku, aku ngelakuin itu sama dia. Maafin aku, Yang. Aku..."
Lyra menyapukan rambut panjang hitam panjangnya dengan jari-jarinya merasa frustasi dan sakit hati.
"Bohong!" Tiba-tiba Mia keluar dari lemari itu, membuat Dino dan Lyra menatap ke arahnya. "Gue pacaran sama Dino. Bahkan Dino ngajak gue buat ikut dia ke Medan dan gue udah bilang kalau gue bersedia."
"Mia!" Teriak Dino.
Beberapa saat Lyra tak bisa berkata-kata. Ia terlalu syok.
"Kenapa?" Sahut Mia menatap marah pada Dino. "Kamu udah merenggut kesucian aku! Kamu harus tanggung jawab dengan nikahin aku!"
"Kamu udah gila? Aku udah bilang aku cintanya sama..."
"Oh jadi gitu." Potong Lyra.
"Yang, ini semua... aku khilaf, Yang. Aku gak maksud khianatin kamu. Aku cinta banget sama kamu! Kamu yang pengen aku bawa ke Medan, bukan dia!"
"Apa? beberapa saat lalu kamu gak ngomong kayak gitu, Din!" Mia tak terima.
Hati Lyra benar-benar seperti diremas kuat, sakit sekali. Lyra pun menatap kembali Dino. "Jadi lo sampai berencana bawa Mia ke Medan dengan tetap berhubungan sama gue?! Gak nyangka lo bisa seegois itu!" Lyra sudah tak lagi menggunakan aku-kamu. Ia benar-benar muak, laki-laki yang selama ini yang begitu baik dan setia bahkan pernikahan sudah menjadi topik pembicaraan yang sering mereka diskusikan, ternyata bisa setega ini mengkhianatinya.
"Sayang, tolong kasih aku kesem..."
"Kita putus." Potong Lyra dengan tegas.
Seketika terlihat mata Dino berkaca-kaca. "Yang..."
"Udah selesai, Din. Kalau lo sampai niat bawa cewek itu ke Medan, sedangkan lo malah lebih memilih LDR-an sama gue, berarti udah jelas. Lo emang lebih milih dia daripada gue. Semuanya udah jelas buat gue, kita udahan."
Lyra pun pergi. Ia tak membiarkan Dino menghadangnya lagi. Bahkan Dino berusaha menerobos ke dalam lift, namun Dino tak sempat masuk. Saat Lyra tiba di lantai bawah dan keluar gedung apartemen, Dino berhasil menyusulnya.
"Lyra!" Dino berhasil mengejar Lyra dengan menuruni tangga darurat. Ia tergopoh menghampiri Lyra dan meraih tangannya. "Sayang, please! Aku gak mau putus! Aku cinta sama kamu, Ra! Aku suka kamu sejak kita masih jadi mahasiswa baru! Udah selama itu aku suka sama kamu! Aku gak mau kita berakhir aja kayak gini. Tolong kasih aku kesempatan satu kali aja. Aku akan lupain Mia dan memilih kamu!"
Lyra segera melepas tangannya. "Lo gak cinta sama gue, Din. Kalau lo cinta sama gue, lo gak akan ngebiarin cewek lain masuk diantara kita! Lupain gue, toh kita udah bakalan pisah. Udah bener kayak gini, lo bawa dia ke Medan dan nikahin. Lo udah sentuh dia, jadi lo harus tanggung jawab."
"Aku gak mau, Sayang. Aku..."
Tepat saat itu sebuah mobil berhenti dan membunyikan klakson. Mobil itu berasal dari sebuah merk ternama dan harganya sangat mahal. Lalu kaca jendela supir mobil itu terbuka. "Nona, anda butuh taksi? Naiklah."
Baik Dino dan Lyra terdiam beberapa saat, mereka sama-sama keheranan, taksi online dengan mobil semewah ini?
Namun tanpa pikir panjang lagi, Lyra membuka pintu belakang mobil itu dan seketika melihat Zachery di kursi penumpang. Lyra siap membuka mulutnya namun Zachery menaruh telunjuknya di depan bibirnya. Akhirnya Lyra memilih untuk masuk ke dalam mobil itu agar ia bisa segera melarikan diri dan tidak mempedulikan lagi Dino yang berusaha menahannya.
Mobil pun kembali melaju. Lyra sekuat tenaga menahan air matanya padahal dagunya sudah sampai bergetar.
"Menangislah." Sontak Lyra menatap ke arah Zachery. "Aku tak akan mengganggu. Anggap saja aku tidak ada di sini." Ia memperlihatkan dua buah earphone bluetooth dan memakainya di kedua telinganya. Kemudian Zachery melihat ke arah jendela dan mengabaikan Lyra.
Seketika Lyra pun menangis tersedu-sedu. Lyra tak bisa lagi menahannya. Ia tak peduli Zachery berada di sana. Yang Lyra pikirkan hanyalah saat ini ia ingin menangis dan mengeluarkan segala sakit hatinya.
Lyra berpikir mungkinkah ini balasan yang memang pantas didapatkan olehnya? Perempuan sepertinya tak pantas lagi mendapatkan pria yang baik. Dia sudah kotor. Di belakang Dino ia membiarkan dirinya berhubungan dengan pria lain dengan cara yang sangat kotor, jadi ini pastilah karma untuknya. Buktinya, sekarang Tuhan menunjukkan pada Lyra bahwa Dino yang dikenalnya sebagai pacar terbaik yang pernah dimilikinya, ternyata tidak sebaik itu.
Lyra merasa hancur. Ia merasa tak berhak lagi mendapatkan kasih sayang yang tulus dari pria manapun, karena ia sudah terlanjur seperti ini, menjadi wanita rendah yang menjual dirinya sendiri demi uang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Pie Yana
pak bos itu mngkin yg jodoh kamu bukan dino
2024-03-24
4
rosita sari
wow kurang di hajar si Dino nya
2024-03-22
2
Rahmawati
ah dino saurus beneran selingkuh ternyata
2024-02-23
2