Daniel pun mengantarkan Nadhira di halaman depan perusahaannya. Suasana terasa hening karena ngga ada yang bicara
Daniel pun sibuk berdebat dalam hatinya tentang perbedaan Nadine dna Nadhira.
"Mobilmu sudah diderek," ucap Daniel ketika Nadhira akan membuka seatbelt.
"Pengawalku sudah datang?" Nadhira balik beetanya.
"Dia ikut dengan mobil dereknya."
"Ooh," senyum Nadhira membuat wajahnya sangat cerah.
"Thank's, ya," sambungnya lagi setelah melepaskan seatbeltnya. Tangannya bersiap membuka pintu mobil. Tapi wajahnya masih menghadap Daniel. Seperti menunggu jawaban Daniel yang tampak terpaku.
"Ya," senyum Daniel baru tersadar akan kelambanan responnya.
Nadhira pun membuka pintu mobilnya, kemudian menutup pelan.
Tangannya melambai ketika mobil Daniel berlalu meninggalkan halaman perusahaannya Jantungnya masih berdebar aneh.
Nadhira merasa ngga pantas jika dia memiliki perasaan ini. Belum tentu juga Daniel.akan menanggapinya.
Kalo pun Daniel merasa hal yang sama, itu pasti karena dia kembaran indentik Nadine. Ngga lebih.
Nadhira menghembuskan nafas panjang. Rautnya terlihat sedih sesaat.
Sementara Daniel ternyata mengamatinya dari kaca spion di depannya sebelum jarak menghilangkan bayangan Nadhira.
Sebenarnya apa yang aku rasakan. Tadi aku yakin, dia sedikit berbeda dari Nadine. Ya, senyumnya beda, batin Daniel resah.
Mereka sepertinya punya kepribadian yang berbeda, batin Daniel lagi.
Dia pun menghela nafas panjang dan mulai fokus dengan kendaraan yang berada di depannya.
*
*
*
"Hazka dan Kirania sakit?" mata Daniel menatap ngga percaya. Ansel bersandar pada kursi di ruang meeting yang sudah ditinggali klien mereka.
"Begitulah laporan dokter yang dikirim mama," jelas Ansel
"Sekarang gimana keadaan keduanya?" Daniel tau Ansel mengkhawatirkan keadaan adik satu satunya itu. Bukan Hazka.
"Kalo Kiran sudah sembuh. Sekarang malah Hazka yang tumbang. Kenapa dia lemah sekali jadi laki laki," dengus Ansel mengomel kesal.
Bukannya bisa melindungi dan menjaga adiknya, malah adiknya yang menjaga laki laki yang udah jadi suaminya itu.
Daniel tergelak.
"Jangan lupakan background anak tunggalnya," selanya sedikit mengejek.
Pantasan Kirania selalu mengejek Hazka-anak mami, ngga dewasa Dan yang terbaru, penakut hanya gara gara Hazka takut jarum suntik.
Kadang kadang Daniel ngga ngerti dengan jalan pikiran orang tua Hazka dan Kirania yang ingin menyatukan keduanya. Padahal sifat mereka sangat berlawanan.
Keduanya pun punya pandangan yang jauh berbeda.
Memang disayangkan Thoriq yang sudah tiada. Kirania hanya menurut padanya. Sedangakn pada Hazka, Kirania akan selalu membangkang. Semuanya jadi kacau balau untuk keduanya sekarang.
"Kamu pengen nyusul?" tanya Daniel curiga melihat Ansel yang sudah kepanasan.
"Maunya, tapi pasporku sudah dicekal mami," sungut Ansel kesal. Begitu juga semua sepupunya yang laen.
Intinya dua keluarga besar ngga ingin dua pasangan itu diganggu gugat.
Daniel pun tergelak.
*
*
*
Hazka membuka matanya karena perutnya terasa lapar. Dia menoleh ke sisinya, sudah ngga ada siapa siapa.
Di mana Kiran? Saking kagetnya, Hazka sampai terduduk. Kepalanya langsung terasa pusing.
Tapi Hazka langsung speechless melihat istrinya yang sedang duduk di meja makan sedang menikmati makan siangnya dengan lahap
Tapi bukan itu yang membuat jantungnya hampir copot dan darahnya terasa panas.
Gadis itu mengenakan kemeja putih miliknya dan celana tipis satu jengkal di atas lutut saja.
Gadis itu ingin menggodanya?
Hazka memijat kepalanya. Dia pun beranjak ke kamar mandi. Dirinya butuh air untuk membasuh kepalanya. Mendinginkannya.
Adik temannya itu sudah sangat menggodanya. Juniornya sudah mulai bangkit. Jadi dia harus menenangkannya..
Agak lama juga Hazka berada di kamar mandi. Niatnya cuci muka, akhirnya malah mandi untuk mendinginkan dan melemaskan anggota tubuhnya yang lain.
Kirania masih saja serius dengan makanan di depannya ketika Hazka membuka pintu kamar mandi.
Mantap juga selera makannya, nyengir Hazka. Padahal hampir setengah jam dia mandi, gadis itu masih saja belum selesai makan. Dia baru tau ternyata gadis ini makannya banyak juga.
Dengan lilitan handuk di pinggangnya, Hazka mendekat sambil menggosokan rambutnya menggunakan handuk yang lebih kecil
Harumnya makanan membuat perut laparnya ingin dia cepat mendekat. Gadis itu sepertinya ngga sadar akan kehadiran Hazka
Hazka pun segera duduk dan menikmati sup beserta roti.
"Kamu kenapa ngga pake baju!" teriak Kirania terkejut, baru sadar setelah melihat Hazka mencomot roti di dekatnya. Dia bahkan sampai berdiri membuat Hazka mengeluh dalam hati,
Laki laki itu masih telanjang dada, tapi nampak cuek menikmati supnya. Ngga ada kesan malu yang ditangkap Kirania daei wajah Hazka. Padahal di depannya ada seorang gadis yang masih suci.
"Kamu pake bajuku," tukas Hazka memberitau. Dia ngga mau menatap wajah gadis itu yang terlihat sangat menantang dengan kemejanya.
"Bajumu banyak, aku cuma pinjam satu," marah Kirania sambil berkacak pinggang. Dia ngga sadar posisinya sekarang membuat kepala Hazka jadi pusing.
Padahal Hazka barusan mandi untuk melemaskan adiknya tadi. Ngga mungkin dia akan mandi lagi. Belum juga sepuluh menit. Rambutnya masih basah.
Dengan kesal karena Hazka ngga meladeninya tapi malah sibuk menikmati supnya, Kirania melangkah mendekati koper Hazka.
Gadis itu kini malah sedang membungkuk saat Hazka menoleh padanya, karena ingin tau apa yang dia lakukan.
Darah Hazka lagi lagi tersirap melihat posisi yang sangat strategis itu.
Kembali dia palingkan wajahnya ke arah supnya. Selera makannya sudah menghilang. Otaknya malah sekarang sedang traveling kemana mana gara gara pemandangan indah yang dia lihat.
Harusnya langsung dia sergap aja Kirania. Bukannya sudah halal. Gadis itu pun sudah jadi istrinya, batinnya mengompori.
Hazka menggelengkan kepalanya. Ingat kata katanya pada Ansel. Dia akan membebaskan Kirania jika gadis itu sudah memiliki calon suami yang dia cintai dan ngga akan menyentuhnya.
Tapi selagi Kirania selalu memancingnya, dia ngga yakin akan kuat menahan godaan ini. Dia laki laki normal walau sempat digosipkan punya kelainan gara gara Bram.
"Nih." Kirania mengulurkan sehelai kaos di sampingnya.
Hazka mengambilnya tanpa menoleh.
Kemudian dengan acuh memakainya.
Tapi dia agak heran karena Kirania masih berada di dekatnya.
Jantung Hazka berdebar keras
Umurnya berapa, sih? Apa.dia ngga sadar dengan keadaannya bisa memancing singa lapar? keluh Hazka membatin.
Sekarang harum tubuh Kirania sudah masuk ke dalam penciumannya, menimbulkan sensasi aneh
"Hazka.....," panggil Kirania dengan nada kesal karena merasa ngga dipedulikan
"Apa?"
"Antar aku ke mall."
"Buat apa?"
"Beli baju. Tau sendiri, kan, aku ngga ngecek koper dari mami. Aku... aku ngga suka baju bajunya." Suara Kirania terdengar seperti orang setres dan frustasi
Bayangkan saja, saat membuka koper atas nama dirinya, yang dia temukan hanya baju baju tipis yang membuka semua auratnya.
Terpaksa dia membongkar koper Hazka yang isinya sangat normal.
Celana pendek ini terpaksa dia gunakan untuk menutupi bokongnya.
Dia terpaksa berpakaian seperti ini. Saat memprotes pada maminya lewat telpon, malah membuatnya tambah kesal. Karena maminya hanya tertawa tawa saja mendengar rengekannya.
Kali ini Hazka menatapnya sambil menguatkan hati. Tapi wajah Kirania yang manja dan terlihat sangat membutuhkannya membuatnya tampak manis di mata Hazka. Karena Kirania yang selama ini dikenal Hazka adalah alpha woman, wanita mandiri yang ngga butuh laki laki.
"Kamu pake baju apa ke mall?"
"Baju waktu berangkat. Ngga bau, sih," nyengir Kirania.
"Oke. Habisin makananmu. Habis ini kita ke mall."
"Janji, ya." Sepasang mata Kirania berbinar menatap Hazka.
Hazka tersenyum dengan debaran yang aneh.
"Ya, janji."
Senyum Kirania tambah lebar saat melangkah kembali ke kursinya. Hatinya sudah kepalang senang. Dia akan memborong banyak pakaian untuk dikenakannya selama di Paris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Deandra Putri
prospek yg bagus antara hazka dan kiran..
2024-06-17
1
Elisabeth Ratna Susanti
wah, udah ada pengawalnya
2024-02-13
1