usaha mantan

"Kalian ngga ingin jalan jalan?" tanya Stela gencar walaupun ngga dipedulikan. Tapi melihat senyum Hazka setiap menanggapi ucapannya dan jawaban pendek pendek mantannya itu ngga mengecilkan semangatnya.

Mungkin Hazka merasa ngga enak hati dengan istri hasil perjiodohannya, hatinya memberi semangat.

"Kami masih lelah," ucap Hazka penuh makna

Kirania sampai menoleh padanya dan mengomel kesal sambil mengalihkan tatapannya, karena Hazka tadi mengedipkan sebelah matanya dengan nakal.

Kenapa dia membuat mantannya berpikir kalo mereka sudah menuntaskan malam panasnya

"Lelah?" Stela gagal paham

"Iya, namanya juga pengantin baru."

Stela tercekat dengan wajah pias.

Mereka.....? Stela ngga mau memikirkan hubungan keduanya lebih jauh....

"Ohh....jetlag ya," tebaknya tentang topik yang lain. Stela mencoba sabar.

Paling lelah karena perjalanannya Stel, batinnya menguatkan.

Ngga mungkin junior Hazka bangkit dengan tubuh kurus dan tipis itu, ejeknya dalam hati sambil membandingkan dengan keindahan tubuhnya yang dulu selalu dipuja Hazka.

Salahnya dia dulu belum siap, waktu Hazka pernah memintanya untuk menikah, beberapa tahun lalu.

Stela lebih suka.dengan hubungan yang keduanya jalani tanpa adanya ikatan saat ini. Padahal dia tetap memprioritaskan Hazka.

Dari pada menikah dan kemudian nantinya bercerai juga, akan terlalu banyak urusan yang harus di selesaikan. Lebih baik bebas begini. Stela pun penganut childfree. Dia ngga mau direpotkan dengan kehadiran anak anak kecil yang nakal.

"Hazka, aku mau ke kamar dulu." Kinara kesal banget melihat Hazka yang membiarkan saja tubuhnya ditempeli mantannya yang belum move on itu.

Dia pun segera bangkit dari duduknya.

"Oke. Kita lanjut lagi di kamar," kerling Hazka penuh makna sambiil ikut bangkit dari duduknya

Kirania menatap malas.

"Hazka, bisakah kita bicara sebentar?" tahan Stela. Dia harus bisa bertindak cepat

"Aku ngga bisa," tolak Hazka. Bukan hanya karena menghargai Kirania saja, tapi Hazka tau, banyak pengawal papinya yang mengawasinya.

Selagi dia belum bisa menghamili Kirania, nasibnya sebagai pewaris masih menggantung.

Dia ngga akan mencari masalah dengan para perempuan yang menggodanya. Dulu dia melayani mereka, tapi sekarang tidak lagi.

Yang jadi sumber masalah utamanya, bagaimana caranya dia bisa membuat adik Ansel hamil. Padahal dia sudah merayunya, masih ngga mempan juga.

Dulu dulu dengan

banyak perempuan di luar sana, Hazka sangat gampang melakukan. Tapi dengan Kirania, tubuhnya harus merasakan pukulan pukulan keras gadis itu. Kasian sekali nasibnya.

"Sebentar saja Hazka," rengek Stela.

"Aku ha--."

"Selesaikan urusan kalian. Aku bosan melihat dia di sekitar kita," potong Kirania ngga suka.

Stela yang tersenyum mendengar kata kata yang diucapkan Kirania. Kesempatannya menggoda Hazka terbuka lebar.

Tapi senyumnya langsung menyurut mendengar balasan kata kata Hazka.

"Kamu cemburu?"

Stela speechless. Sedangkan Kirania sepertinya merasa di kepalanya akan tumbuh tanduk.

"Sama kamu? Mimpi kali." Emosi Kirania mulai meledak. Dia ngga sudi dikatakan cemburu.

Hazka tersenyum lebar.

"Ngapain mimpi. Kamu itu istriku, Kinar, sangat wajar cemburu."

Perkataan istri membuat Kinara terpaku.

"Ayoo.... kita lanjut yang belum selesai tadi." Hazka mendekat dan meraih.tangan Kirania. Mengajaknya pergi.