Wejangan Pernikahan

"Sekarang kalian sudah menikah. Walau jalan pernikahannya ngga seperti yang kalian harapkan. Tapi kalian udah sah jadi suami istri," ucap Akbar setelah menghela nafas berkali kali.

Dia merasa perlu menjelaskan hubungan keduanya sekarang.

Saat ini dirinya sedang berkumpul dengan istrinya, besannya yang merupakan sahabatnya dan sepasang suami istri yang baru saja mengalami pernikahan yang menyesakkan.

"Maksud om---."

"Papi, Hazka," ralat dr Misel-mami Kirania dengan senyum hangatnya.

"Emm.... Iya .... mmmm......"

"Mami," senyum mami Kirania lagi melihat kecanggungan dan kegugupan Hazka yang ngga seperti biasanya.

"Kiran juga manggilnya mami sama papi ya," sambung mami Hazka.

Kirania mengangguk dengan lidah kelu. Bibirnya sulit untuk berkata kata. Dia masih belum bisa menerima apa yang sudah terjadi padanya.

"Hazka, kamu sebagai suami Kiran harus bertanggungjawab lahir dan batin," sela papinya.

Hazka dan Kirania spontan terbatuk

Nafkah batin? Hazka tersentak.

No! batin Kirania panik.

Hazka semakin intens memijat keningnya.

Apa nanti mereka akan minta cucu juga? Hazka semakin frustasi.

Dia pikir inilah saatnya mengatakan keinginannya untuk tidak melanjutkan pernikahan ini. Kirania pasti juga berpikir tentang hal yang sama dengan dirinya.

Mereka berdua ngga akan sanggup melanjurkan pernikahan ini. Terlalu berat

"Papi udah beliin rumah buat kalian. Kalian harus bisa mengatur rumah tangga sendiri," tukas papi Hazka lagi.

Hazka bengong mendengarnya.

Kapan papinya membelinya?

"Kalian sudah menikah. Papi dan mami hanya ingin kalian hidup bahagia," sambung Akbar lagi. Beliau pun ngga sanggup melihat wajah putrinya yang nampak semakin pucat.

Hazka pun dari tadi dilihatnya hanya memijat keningnya.

"Kirania harus menghormati Hazka. Dia suami kamu. Dia sekarang sudah jadi imam kamu, sayang," tambah maminya lembut .

Kirania.hanya menganggukkan kepalanya.

"Begitu juga Hazka. Harus bisa sabar dan menjadi suami yang baik untuk Kirania," sambung mami Hazka.

Hazka ngga menyahut. Dia masih merenung dan mencoba memaknai apa yang sudah terjadi

"Malam Hazka akan tidur di kamar Kiran. Nanti kalo di rumah Hazka, Kiran tidur di kamar Hazka," ucap maminya lagi.

Keduanya bergeming dengan perasaan kalut.

Walaupun dalam hati papi Hazka sama seperti istrinya, bahagia Hazka menikah dengan Kirania, tapi melihat sikap keduanya yang seperti menolak.dalam diam, mereka ngga yakin dengan lamanya waktu keberlangsungan pernikahan mereka.

Tapi para orang tua itu akan beusaha keras agar keduanya tetap mempertahankan ikatan yang diciptakan sampai akhir.

Mereka juga menunggu cucu yang menggemaskan lahir dari rahim Kirana.

Rasanya ngga sabar menunggu kedua memprosesbya.

^

*

*

"Kasian juga Hazka " Ansel membuka mulutnya setelah hanya bisa terdiam melihat Hazka dan Kirania digiring ke ruangan kerja papinya yang sudah ditutup rapat.

"Pasti sedang dikasih wejangan pernikahan," celutuk Emra, teringat dia dan Kiara juga begitu setelah resepsi. Wajah Kiara sontak merona teringat betapa lugasnya orang tua mereka memaparkan hubungan suani istri yang harus mereka jalani. Tanpa beban seakan mereka berdua adalah boneka yang ngga bisa merasaà malu.

Mungkin perasaan malu mereka ngga akan sebesar Hazka dan Kirania yang ngga saling mencintai dna menikah dalam keadaan terpaksa.

"Pastinya" timpal Ansel. Dulu juga dia dan Nayara mengalaminya. Begitu juga dengan sepupunya yang lain.

"Aku merasa keduanya sudah lama.saling tertarik tapi ngga sadar," imbuh Emra. Dia bisa berkata begitu karena melihat gestur keduanya yang agak berbeda.

"Mereka.saling membenci," ralat Puspa

"Hobi bertengkar," tambah Nidya juga ikut mengoreksi ucapan Emra.

"Betul," timpal Farhan. Seingatnya jjika bertemu, keduanya akan suka adu mulut sampai dirinya merasa letih untuk melerai.

"Ya," sahut Emir menimpal. Ngga setuju dengan pendapat kembarannya.

"Tapi mereka itu sudah dekat sejak kecil..Pasti ngga akan sulitlah menjadi suami istri," kilah Emra tetap.mempertahankan pendapatnya.

Mereka kembali terdiam. Ada yang membenarkan tapi ngga sedikit yang meragukan ucapan Emra.

"Semoga," sahut Kalandra yang diikuti yang lainnya.

Berharap keduanya bisa bahagia dengan pernikahan yang terpaksa mereka lakukan.

Dia bersyukur karena menikah dengan Adriana-gadis yang dia cintai. Jadi ngga akan sulit meralisasikan keinginan kedua orang tua mereka.

"Kita harus sering menghibur Hazka," ucap.Emir.

"Juga Kiran," sambung Puspa..

Dalam diamnya, mereka tentu akan melakukannya, agar pengantin baru itu tidak merasa sendirian.

Terpopuler

Comments

FT. Zira

FT. Zira

bacanya berahap ya kak.. aku tinggalin 🌹 untukmu

2024-02-06

2

Vfone 123

Vfone 123

saling mendukung ,saling pengertian semua saudaranya

2024-02-06

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

banyak saudara itu memang enak

2024-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!