BRAKK!
Puspa membuka pintu ruangan Kirania dengan kasar. Wajahnya tanpak pucat.
"Kiran, Kak Thoriq kecelakaan!"
Kirania yang sudah cemas karena acara udah molor hampir satu jam jadi terperangah. Dia bahkan hanpir jatuh kalo saja Rihana ngga menahan punggungnya. Nayara pun memegang lengannya.
"Puspa! Jangan bercanda," sergah Kiara yang melihat wajah pucat Kirania. Tapi wajah Puspa juga ngga kalah pucatnya. Bahkan gadis itu seperti sedang menahan tangis yang siap meledak.
"Ak aku serius. Baru saja diumumkan." Akhirnya tangis Puspa meledak juga. Rihana, Nayara dan Kiara pun tanpa sadar ikut menangis sambil menatap wajah Kirania yang seperti kehabisan darah .
Kak Thoriq.... Ngga mungkin, kan . Kaaak......
Selanjutnya pandangan Kirania terasa gelap. Tubuhnya terasa limbung dan ngga bertenaga. Menangis pun dia ngga bisa.
"KIRAN!" teriak para gadis itu bersamamaan.
Mereka memegangi tubuh Kirania, tapi agak kesulitan karena pakaian kebaya dan jarit sempit yang mereka kenakan.
"Kiraan!"
Mereka menoleh dan mendapat Emir muncul bersama istrinya Kamila.
"Kak Emir!" panggil Puspa panik.
Emir yang sudah mendekat langsung menggendong Kirania-adik sepupunya ala briydal. Gadis itu sudah ngga sadarkan diri
"Kita ke rumah sakit sekarang!" serunya juga panik agar para sepupu dan iparnya mengikuti langkahnya. Istrinya yang seorang dokter ikut menjejeri langkahnya sambil memeriksa denyut nadi di tangan Kirania.
"Kiran pingsan," kata Kamila memberitau.
Emir mengangguk sambil melangkah cepat. Mereka harus segera sampai ke rumah sakit. Menurut kabar, Thoriq kritis. Katanya ada yang ingin calon pengantin itu sampaikan.
Mereka segera menuju lapangan luas di belakang masjid. Sudah ada beberapa heli yang parkir. Mereka akan terbang untuk menghemat waktu menemui Thoriq.
Sementara itu Hazka yang sudah terbang bersama Ansel, Emra, Kalandra dan Adriana-istrinya, menatap ngga mengerti, kenapa Ansel mengajaknya pergi. Bahkan memaksanya.
"Rasanya aku ngga berkepentingan. Aku tadi lebih baik pake motor saja. Heli untuk keluarga," akhirnya dia berucp juga, mengeluarkan unek uneknya.
"Umi Thoriq yang minta kamu ikut, katanya permintaan Thoriq," jelas Ansel sambil melihat layar ponselnya.
"Kenapa?" tanya Hazka tambah ngga ngerti. Pertanyaan itu juga mampir di kepala yang lainnya juga selain Ansel. Tapi Ansel terlihat jelas sedang menyembunyikan sesuatu.
"Iya, kenapa Hazka dilibatkan," timbrung Emra juga penasaran.
"Nanti kita semua akan tau," jawab Ansel berteka teki.
"Huh......." Dengus Emra kesal. Hazka juga kesal tapi ada perasaan aneh yang lebih menguasai hatinya.
Kalandra yang sedang mengenudikan helinya melirik Ansel sekilas.
Dia sudah punya dugaan, tapi ngga berani mengatakannya. Dia hanya bisa berharap dan berdo'a semoga dugaannya salah dan ngga berdasar.
Mereka pun sampai di roof top rumah sakit dan bergegas menuju ruang perawatan Thoriq.
Dokter Misel-mama Kirania saling berpelukan dan menangis dengan umi Thoriq. Di keningnya ada perban, ada lecet juga di tangannya. Secara keseluruhan keadaan Umi Thoriq masih baik baik saja. Begitu juga dengan keadaan Abi Thoriq. Tangan kirinya digips. Tapi beliau juga nampak masih baik baik saja.
Tapi bagaimana keadaan Thoriq?
Mereka malah berkumpul di depan ruang ICU.
Akbar Wisesa Airlangga saling berjabat tangan dengan Abi Thoriq. Perasaannya ngga tenang. Penuh dugaan buruk walaupun berusaha ditepisnya.
Ngga lama kemudian rombongan Emir datang. Kirania sudah sadar, tapi tubuhnya sudah hilang kekuatannya. Baru kali ini Kirania merasa lemah ngga berdaya.
Setelah dirasa orang orang yang berkepentingan sudah berkumpul, Abi Thoriq mulai membuka pembicaraan.
"Terimakasih sudah hadir." Beliau terdiam,terasa berat untuk melanjutkan. Dadanya terasa sangat sesak Tapi dia harus mengutarakan permintaan Thoriq.
"Bapak dan Ibu Akbar. Maafkan kami atas peristiwa ini."
"Sudah Pak Nur. Jangan katakan apa pun lagi. Ini bukan salah anda. Ini musibah," jawab Akbar cepat.
Umi Thoriq menghapus air matanya yang bergulir perlahan. Mereka hampir saja berbesanan. Apalagi saat melihat Kirania yang tampak hancur dalam gendongan sepupunya, hatinya pun sama hancurnya.
"Pak, Thoriq sekarang kritis." ucap Abi Thoriq dengan suara tercekat.
Terdengar seruan kaget. Kirania memejamkan mtanya. Kesedihan ini sangat luar biasa menghantam dadanya.
Kak Thoriq, jangan becanda, batinnya lemah. Takut dengan kenyataan yang menanti di depannya.
Harusnya ini adalah hari bahagianya. Sebentar lagi dia akan jadi istri teman kakaknya.
Tapi kini apa.yang terjadi.
"Kirania," panggjl Abi Thoriq perlahan.
Kini semua pasang mata diarahkan pada Kirania. Walau.lemah, tapi dia merasa akan terjadi sesuaru yang buruk.
"Thoriq meminta pesta tetap dilanjutkan. Dia ingin Kirania mengikat diri dengan sahabatnya, Hazka."
Seperti ada letupan dahsyat di telinga orang orag yang berada disana. Mereka berseru kaget
Kirania sampai menutup mulutnya dengan sorot mata membesar tak percaya.
Hazka kini tau kenapa dirinya dipaksa ikut oleh Ansel.
Tapi kenapa dia yang dilimpahi beban seberat ini!
Hazka tau saat ini maminya pasti sangat senang mendengarnya.
"Thoriq ngga bisa bertahan, Kiran. Harapan terakhirnya melihat Hazka menikahi kamu," ucap Umi Thoriq dengan air mata bergulir perlahan. Tak sanggup melihat luka di mata calon menantu kesayangannya.
Kirania seperti mendengar suara petir lagi di dekat telinganya.
Perasaannya semakin terguncang setelah mendengar perkataan Umi Thoriq.
"Kalo itu permintaan Thoriq, saya sebagai orang Hazka setuju. Kirania gadis yang baik," tukas daddy Hazka tegas.
Kirania memejamkan matanya
Sebenarnya apa yang terjadi.
"Syukurlah. Bagaimana ya, ibu dan bapak Kiran? Apakah setuju?
Kedua orang tua Kirania saling pandang dengan hati bergetar. Semuanya terlalu mendadak .Walaupun mereka ngga keberatan dengan Hazka, tapi yang terjadi saat ini sungguh membingungkan.
Mereka juga mengkhawatirkan perasaan Kirania-putrj bungsu mereka yang pasti saat ini sedang terguncang hebat.
Mama Hazka mendekati Mama Kirania.
"Hazka.akan menjaga Kiran," ucapnya meyakinkan.
Abi Thoriq menepuk bahu Hazka.
"Thoriq percaya, cuma kamu yang bisa menjaga Kiran," ucapnya terbata bata. Air matanya sudah berdesakan mau keluar.
Hazka terdiam, dia menatap Kirania yang menggelengkan kepalanya. Saat ini dia masih digendong Emir.
"Hazka. Kalo.Thoriq percaya sama kamu, om juga percaya," ucap Akbar sambil menggenggam erat tangan istrinya.
Hazka masih terdiam. Papinya memberi isyarat agar dia menerimanya.
Hazka menarik nafas panjang, kemudian menatap Kirania yang juga sedang menatapnya cemas.
"Saya terima, Om."
Dunia Kirania serasa runtuh. Dia mengira Hazka akan menolaknya, tapi ternyata engga. Hazka menerima permintaan abi Kak Thoriq.
Abi Thoriq menghembuskan nafas lega.
"Kalo begitu sekarang kita masuk menemui Thoriq," ucapnya seakan memberi komando.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Lilo Stitch
sorry byk typo
2024-10-26
1
Deandra Putri
ya allahh thoorr gini amat nasib orang baik...
2024-04-03
1
kiran
kalau bikin cerita yang nyesek2 emang othor juwaranya
2024-02-05
1