Hazka masih menunggu Kirania yang masih tepekur di depan makam Thoriq.
Banyak tamu yang sudah pergi, sekarang hanya tinggal anggota keluarga inti yang masih ada di sana. Padahal sudah satu jam berlalu dari proses pemakaman Thoriq. Mereka masih setia menunggu Kirania yang masih belum juga bergerak dari tempatnya. Di samping kuburan Thoriq.
"Ajak Kirania pulang," bisik Ansel yang sudah ngga tega melihat keadaan adiknya. Pasti saat ini dia sudah ngga baik baik saja. Mungkin sudah mau pingsan, tapi dia mencoba kuat yang entah sampai berapa lama dia bisa bertahan.
Kalo di acara biasa saat adiknya ngambek begini, Ansel akan langsung menggendongnya di atas bahunya dan akan membawanya.pulang biarpun Kirania akan protes. Tapi di situasi dan kondisi sekarang, sangatlah ngga mungkin.
"Pulang kemana?" tanya Hazka bingung. Dia sudah ngga bisa berpikir lagi sejak kalimat akad sudah dia lantunkan tadi.
"Ke......" Ansel pun terdiam. Dia mendadak ngga punya jawaban.
Diantar ke rumah dia atau ke rumah Hazka? batin Ansel juga bingung. Soalnya mereka sudah jadi suami istri.
Padahal rencananya setelah akad dengan Thoriq, Keduanya akan menuju ke hotel tempat resepsi dna menginap di sana bersama dua keluarga besar.dna tamu khusus lainnya.
Tapi resepsi di hotel.sudah dibatalkan setelah kepergian Thoriq dan akad nikah Hazka bersama adiknya yang berlangsung dramatis
Hanya saja jika pihak dua keluarga dan tamu khusus mau menginap di hotel, dipersilakan. Hotelnyanjuga milik keluarga Airlangga. Bebas digunakan kapan aja dan berapa lama , ngga ada batas waktu.
Hanya saja masalah besarnya, Kirania pasti ngga mungkin mau tidur di kamarnya yang sudah dihias sebagai kamar pengantinnya bersama Thoriq. Thoriq sudah meninggal.dunia, dab sekarang yang jadi mempelai pria tak terduganya adalah Hazka.
Hazka juga pasti belum siap tidur satu kamar dengan Kiramia yang sudah jelas pasti akan menolak.
Ansel jadi kasian melihat keduanya.
Thoriq, kenapa kamu harus meminta hal ruwet seperti ini?
Jika saja Thoriq ngga mendesak di saat terakhirnya untuk meminta Hazka menikahi adiknya, hidup keduanya akan normal dan baik baik saja.
Lagi pula Kirania bukan gadis yang ngga laku. Adiknya mungkin akan patah hati setahun, setelahnya dia akan bisa menyeleksi lagi calon suaminya yang baru.
Apalagi Hazka. Dia juga lagi menghadapi masalah berat. Ditambah lagi masalah Kirania yang mendadak jadi istrinya pasti sekarang dalam.otaknya sedang pusing tujuh keliling.
Mungkin maksud Thoriq baik. Dia hanya ingin Kirania berada di tangan yang dia kenal setelah dia ngga bisa menepati janji untuk selalu menjaga Kirania.
Ansel pun belum menemukan laki laki yang bisa dia percaya menjaga adiknya-Kirania selain Thoriq almarhun dan Hazka sendiri.
Untuk Hazka, Ansel hanya pernah memintanya menjaga saja, bukan dinikahi.
Ansel tau Hazka juga pasti masih dalam keadaan bingung. Wajahnya dan sikapnya pun seperti orang linglung Ngga percaya kalo dia sudah menikah kayaknya. Ansel beberapa kali melihat Hazka memijat keningnya, mungkin kepalanya mau pecah. Sementara Kirania masih diam mematung saja. Seolah hidupnya sudah berhenti di sini.
Sekarang pasti keduanya berada dalam situasi dan kondusi canggung dan penuh rasa bersalah karena keputusan terpaksa menikah ini.
"Sebaiknya Kirania pulang ke rumah mami dulu," sela mami Ansel sambil menatap keduanya saat melihat Ansel belum juga menyelesaikan ucapannya.
Ansel dan Hazka menghembuskan nafas lega. Satu masalah selesai.
"Kamu ke rumah mami juga," sambung mami lagi membuat Hazka dan Ansel tercengang.
"Aku pulang aja mam," tolak Hazka cepat sambil menatap maminya, minta tolong. Dia ngga mungkin satu rumah dengan Kirania. Kalo dulu karena Kirania sebagai adik Ansel, Hazka ngga ada masalah. Tapi sekarang berbeda. Sangat!
"Ya Hazka. Kamu beberapa hari ini pulang ke rumah mami Kiran, nanti baru ke rumah kita," jawah maminya membuat Hazka menatap maminya ngga percaya.
Dia minta tolong, tapi maminya malah ngga membantunya..
"Mami.....," protes Hazka langsung frustasi.
Ansel bahkan masih terpana mendengar ucapan mami Hazka.
Sedangkan si kembar Emir dsn Emra, Kalanda dan Daniel yang berada di dekatnya hanya bisa menggelengkan kepala mereka.
Situasi ini sangat rumit!
Karena suara mami Hazka cukup keras, rupanya terdengar juga oleh Kirania. Dia reflek menggelengkan kepalanya pada Hazka agar laki laki yang mendadak jadi suaminya ini bisa menolaknya.
Umi Thoriq yang memperhatikan gestur kedua pasangan baru ini tersenyum maklum. Dia ngga menyalahkannya.
"Umi rasa apa yang dikatakan mami mami kalian ada benarnya. Kiran sayang, lupakan Thoriq. Kamu sekarang adalah istri Hazka, nak." ucapnya menasehati dengan lembut walaupun hatinya terasa hampa saat mengatakannya. Tapi ini memang keinginan putranya.
Hazka rasanya ingin segera dilemparkan sejauh jauhnya. Terserah kemana. Asal bukan tetap di sini.
Thoriq! Kenapa kamu kasih aku beban sebearat ini, batinnya tambah stres. Kemudian menghembuskan nafas panjang dan wajahnya nampak sangat kesal.
Ansel menggaruk kepalanya yang ngga gatal.
"Ayo sekarang kita ke rumah papi dulu. Kita bicarakan di sana," putus Akbar. Dia juga cukup pusing dengan keadaan yang berubah sekejap mata di depannya ini.
Kirania masih ngga bersuara tapi dari wajahnya sudah jelas dia ngga setuju.
Kenapa dengan orang orang ini, batinnya kesal.
Dia lagi berduka, lanjutnya lagi dalam hati.
Nayara dan Puspa pun berinisiatif menggandeng Kirania. Rihana, Nidya, Adriana, dan Kiara juga sudah berkumpul di dekat Kirania. Mereka hanya bisa diam, situasi sangat canggung.
"Sudah, turuti dulu, Kiran. Hari juga sudah semakin sore," ucap Nayara lembut. Dia pun kalo di hadapkan pada situasi seperti yang Kirania hadapi, pasti juga akan sulit menerimanya.
"Aku akan temani kamu," janji Puspa. Dia rasa Herdin akan mengerti. Kirania dan Hazka terjebak dalam situasi yang sangat sulit dna tidak mengenakkan.
Emra pun memghampiri Hazka.
"Ayo, kita temani," ucapnya sambil menarik tangan Hazka yang masih berdiri mematung. Emir, Kalandra dan Daniel pun ikut mendampinginya. Bisa mereka lihat wajah frustasi Hazka.
Tapii memang itu sudah seharusnya. Mereka sudah menikah, batin Ansel akhirnya mengikuti langkah sepupu dan sahabatnya.
Alexander dan Herdin saling tatap.
"Aku bisa bayangkan stresnya Hazka," cetus Herdin pelan.
"Ya," sahut Alexander sambil melihat istrinya dan istri Herdin yang ikut bersama istri istri yang lain untuk menguatkan hati Kirania.
"Ayo," ajak Fathan yang menepuk bahu Alexander dan menganggukkan kepala pada Herdin.
"Kita ke rumah Om Akbar," sambungnya lagi.
Alexander dan Herdin mengaggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Bungatiem
banyak banget orang orang nya GW sampai bingung ngeraba nya
2025-02-14
1
Nung 123
baca sambil mikir..saking banyak orang e
2025-02-21
1
Elisabeth Ratna Susanti
mampir lagi di sini 😍
2024-01-31
1