Pengantin Baru

BRAK!

Kirania langsung membuka kasar pintu kamarnya. Para sepupu dan iparnya yang sedang berkumpul di kamarnya terkejut. Mereka semua di kamarnya karena diminta mami Kirania memberekan kamar Kirania yang akan dijadikan kamar pengantinnya dengan Hazka

"Apa apa ini?" kaget Kirania melihat keadaan kamarnya yang sudah berubah. Sudah penuh bunga dan alas tempat tidunya pun sudah berganti. Semuanya terlihat mewah dan siap untuk menyambut malam pertama sang pengantin.

Kirania pengen tertawa dalam sedihnya. Sepertinya semua orang akan membuatnya gila.

"Tante minta kita menghias kamar kamu," ucap Nindya sambil mendekat. Dia yang paling tua diantara mereka semua.

Dia pun langsung memeluk Kirania. Tangis yang ditahan Kirania akhirnya meledak. Suaranya sangat memilukan.

Puspa cs pun ikut meneteskan air mata.

Sebelumnya, satu jam yang lalu.

"Serius, kak. Aku takut Kiran marah," tolak Puspa.

"Ini perintah tante loh. Kita bisa apa. Tante sama om pasti sekarang lagi pusing banget," keluh Nidya juga merasa ngga ngga enak hati dengan sepupunya.

"Nurut kamu gimana Rihana?" tanya Nidya sambil menatap istri Alexander yang juga nampak bingung.

"Ya...., terpaksa."

"Nay?" Nidya kini menatap Nayara yang sangat dekat dengan Kirania.

"Ya, aku ikut aja."

Kamila, Adriana dan Kiara saling pandang. Mereka hanya diam karena posisinya hanya sebagai istri dan juga ngga begitu akrab dengan yang lain. Sedangkan Nayara sudah lama mengenal lama keluarga Kirania.

"Yang lain oke juga, kan." Nidya menatap iparnya yang ngga disebut satu persatu.

Ketiganya pun mengangguk tanpa mengatakan apa pun.

Dan setelahnya Nidya keluar yang ngga lama kemudian beberapa art laki laki datang membawa sepre dan selimut yang masih terbungkus plastik, juga bunga bunga hidup.

Di bantu para art mereka pun mendekor ulang kamar Kirania sesuai dengan foto yang dikirimkan mama Kirania.

Pekerjaan pun telah selesai dengan cepat, karena ngga banyak yang diubah. Mereka sedang mengaso ketika Kirania datang.

"Aku ngga mungkin satu kamar dengan Hazka," ucap Kirania setelah setengah jam kemudian. Dia menyusut sisa sisa air matanya.

Membayangkannya saja dia ngga bisa.

"Tau sendiri Hazka gimana. Aku takut dia khilaf," omel Kirania tiba tiba jadi kesal.

Senyum senyum samar tersungging di bibir para sepupunya sebagai tanggapan akan perkataan kesal Nayara.

Mereka sudah mengenal Hazka. Dia memang cukup nakal. Wajar kalo Kirania merasa malam malamnya ngga akan tenang dan aman karena berdua saja bersama laki laki itu.

*

*

*

"Ansel, kalo aku mengajukan pernikahan kontrak dengan adikmu, kamu setuju?"

Setelah meninggalkan ruangan yang membuatnya pengap, Hazka pun mencari Ansel yang sedang bergabung dengan para lelaki lainnya.

Tanpa sungkan dia menariknya pergi. Kepalanya sudah mau meledak.

"Isinya apa?" Ansel.jadi tertarik

"Kita ngga akan saling menyentuhlah. Aku akan membebaskannya kalo dia sudah punya kekasih."

Ansel berderai suara tawanya

"Aku malah ngga yakin dengan keselamatan adikku hanya karena mendengar ucapanmu," ucapnya masih dalam tawanya.

"Sialan! Ya ngga mungkin jugalah kami tidur bersama dan melakukan hal hal yang biasa aku lakukan pada wanita lain. Kirania dan aku sama sama ngga saling tertarik," dengus Hazka kesal.

Ansel malah tambah berderai tawanya. Ada sedikit kelegaan dalam hatinya mendengar kata kata Hazka.

Dia juga takut kalo adiknya belum siap secara lahir dan batin menikahi laki laki yang brengsek yang baru saja kena musibah. Beda dengan Hazka yang biasa menyergap perempuan mana pun tanpa merasa sungkan.

"Maksudmu, kamu ngga berniat melanjutkan pernikahan ini?" tanya Ansel lebih detil.

Hazka menggusar rambutnya hingga tambah acak acakan..

"Entahlah. Di satu sisi aku ngga mau mempermainkan janji suci yang sudah aku ucapkan. Aku masih takut dosa. Tapi aku juga takut Kiran merasa ngga nyaman denganku," ungkap Hazka jujur.

"Beri Kiran waktu. Saat ini dia pasti sedang terguncang."

"Aku tau."

"Aku harap kali ini kamu lebih bisa bersabar menghadapi adikku," pinta Ansel terus terang.

Hazka ngga menjawab. Dia terdiam cukup lama.

"Hazka.....," panggil Ansel menyadarkannya.

"Ya, aku akan lebih sabar dan sabar lagi," janji Hazka.ngga yakin. Soalnya Kirania sangat galak dan suka memancing kemarahannya.

"Terimakasih," ucap Ansel tulus.

Hazka hanya memijat keningnya lagi.

"Kabarnya kamar pengantin kalian sudah dihias," senyum usil mengembang di bibir Ansel.

Ngga minat, batin Hazka sewot.

Saat ini isi kepalanya sudah siap untuk meledak Tapi Hazka masih berusaha menahannya.

*

*

*

"Apa.yang mereka bicarakan?" tanya Emra kepo.

"Entahlah, aku juga penasaran," timbrung Daniel.

"Harusnya dia mengatakannya juga pada kita. Ngga hanya dengan Ansel saja," omel Fathan.

"Mungkin dia sedang bingung, bang," bela Emir.

Alexander dam Herdin saling tatap. Ngga berkomentar apa pun. Hanya menyimak.

"Sebentar lagi Ansel akan ngasih tau kita. Dia mana bisa menyimpan rahasia dalam waktu lama," kekeh Kalandra pelahan. Sangat hapal kebiasaan adik sepupunya itu.

"Betul," respon Emra cepat.

"Ntar malam pasti kita juga akan tau," sambungnya lagi super yakin.

Meeka pun tertawa mendengar celutukan Emra.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

biasanya pintu kamar dibuka.. bunyi Ceklek.. mergo ngamuk dadi...😡 Braakk

2024-01-21

2

Yuli a

Yuli a

keluarga yg seru...

2024-01-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!