Episode 19

*

*

*

Satria masih berdiri ditempatnya, 5 pria itu maju satu persatu. Satria mundur dua langkah kebelakang. Dengan mengambil posisi yang tepat. Pria pertama yang maju memandang remeh Satria karena mengira Satria takut.

"Kenapa? Takut?" tanyanya. Tapi Satria tidak menjawab.

Pria itu menyerang Satria dengan cara memutar tubuhnya dan menendang kearah Satria. Satria mundur demi menghindari tendangan tersebut. Karena tendangan tersebut terlihat begitu sangat kuat.

"B***sat!!" umpat pria itu. Satria hanya tersenyum.

Pria itu kembali menyerang, kali ini tendangannya memutar berkali-kali. Tapi tidak ada satupun yang mengenai tubuh Satria. Membuat pria itu semakin berang.

"Hebat juga kamu anak muda, belum pernah ada seorang pun yang lolos dari seranganku," ucap pria itu.

"Habisi saja dia," kata salah satu temannya.

"Maju kalian semua," tunjuk Satria kepada mereka.

"Cari mati nih orang," gumam salah satu dari mereka.

Kemudian mereka maju secara bersamaan. Mereka membuat lingkaran, sehingga Satria berada ditengah-tengah mereka saat ini.

Satu orang maju, dengan gesit ia menendang Satria. Satria menangkap kaki tersebut dan memutarnya sehingga tubuh pria itu juga ikut bergerak dan akhirnya jatuh ke tanah.

Melihat temannya tumbang, yang lain merasa diremehkan. Lalu menyerang secara bersamaan.

Kali ini Satria lebih serius melawan mereka. Satria mencari celah untuk melawan mereka. Karena Satria hanya menangkis serangan mereka.

Satu orang dapat Satria patahkan Serangannya sehingga terlempar beberapa meter dan terguling di tanah.

"Hanya tersisa 3 lagi," ucap Satria. Mereka semakin marah karena merasa dipermainkan oleh Satria.

Sementara wanita tadi sudah kabur saat melihat dua orang suruhannya kalah, melihat Satria begitu santai melawan orang suruhannya, sudah bisa ditebak kalau orang suruhannya itu akan kalah.

"Sialan," umpat pria pertama.

Kemudian ia kembali menyerang Satria, Satria hanya menangkis, dan saat ada celah barulah Satria menghantam tubuh pria itu. Satu kali tinjuan didada pria itu mampu membuat pria terkapar dan muntah darah.

"Giliran kalian," ucap Satria.

Kedua pria itu saling pandang, lalu melarikan diri dari situ. Keduanya berlari berlawanan arah. Entah kemana tujuan mereka, yang penting mereka selamat dari Satria.

Satria menepuk tangannya seolah berdebu. Lalu melanjutkan mengemas barang belanjaannya agar tidak terjatuh saat dibawa bermotor.

Satria pun meninggalkan tempat itu. Dan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Satria tiba di perusahaan, kedua sekuriti membungkuk hormat. Satria memberikan dua bungkus cemilan kepada sekuriti tersebut.

"Terima kasih tuan," ucap keduanya. Mereka sangat senang dengan pemberian dari Satria.

Saat di lobby, Satria mengumpulkan semua karyawannya, dan mereka pun segera berkumpul. Satria membagikan satu persatu cemilan yang ia bawa.

Dewi yang baru keluar dari lift, tersenyum mendapati tuan mudanya membagikan cemilan tersebut. Kemudian Satria memberikan satu untuk Dewi dan satu untuk Ariel.

"Datang keruangan ku," titah Satria.

"Baik tuan muda," jawab Dewi.

Kemudian keduanya pun masuk kedalam lift dan naik kelantai tempat ruangan mereka berada.

Tiba diruangannya, Satria duduk dikursi kebesarannya. Dan Dewi duduk didepan berhadapan dengan Satria.

"Ada apa tuan?" tanya Dewi.

"Tolong kamu selidiki wanita dan anak ini," perintah Satria. Satria memperlihatkan foto wanita dan anak itu yang sempat ia ambil secara diam-diam dulu.

"Baik tuan muda," jawab Dewi. Satria mengirim foto tersebut kepada Dewi. Kemudian Dewi pun keluar dari ruangan tersebut.

"Aku penasaran, siapa mereka sebenarnya?" gumam Satria.

Satria pun melakukan pekerjaannya, karena ia tidak bisa berdiam diri saja tanpa melakukan apa-apa.

Setelah 3 jam berlalu, Dewi masuk kembali kedalam ruangan Satria. Sebelum masuk, Dewi mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah ada perintah dari dalam barulah Dewi masuk.

"Tuan muda, saya sudah mendapatkan informasi yang tuan minta," lapor Dewi. Lalu menyerahkan map berwarna coklat.

Satria membuka dan membaca yang tertulis disitu. Satria membacanya satu persatu takutnya ada yang terlewat.

"Jadi mereka adalah istri dan anak dari Tuan Shun penguasa wilayah timur?" tanya Satria.

"Benar tuan muda, mereka dikabarkan hilang beberapa tahun lalu. Dan sekarang sudah ditemukan," jawab Dewi.

"Dan juga Tuan Shun adalah penguasa terkuat setelah kita," kata Dewi lagi. Satria mengangguk.

"Tapi kita tidak pernah menyinggung mereka tuan." Dewi menjelaskan.

"Hmmm. Baiklah, aku mengerti sekarang," ucap Satria.

Satria tidak mengenal mereka, jadi Satria harus berhati-hati agar tidak menyinggung kekuasaan mereka.

Setelah mendapatkan informasi, Satria pun keluar dari ruangannya. Ia ingin ketempat bosnya dan mengundurkan diri dari pekerjaan.

Setelah berpamitan kepada Dewi, Satria pun pergi dari perusahaan. Saat di parkiran, Satria digoda oleh seorang wanita cantik.

"Tuan!" panggil wanita itu dengan nada manja.

Satria menoleh, "siapa kamu?" tanya Satria.

"Saya Desi tuan," jawabnya.

"Kamu bekerja disini?" tanya Satria lagi.

"Iya tuan, saya juga bisa melayani tuan," ucapnya genit.

"Kamu masih ingin bekerja disini?" tanya Satria.

"Tentu Tuan," jawabnya.

"Bagus, kalau begitu jaga sikap kamu, dan jaga harga dirimu," ucap Satria pedas. Kemudian ia menghidupkan mesin motornya dan segera pergi dari tempat itu. Satria geleng kepala saat teringat tingkah wanita itu.

"Sewaktu aku miskin, tidak ada yang peduli," batin Satria.

Satria tiba ditempat kerjanya. Satria langsung menemui bosnya itu. Satria mengetuk pintu ruangan bosnya tersebut.

"Masuk!" perintah suara dari dalam. Satria perlahan membuka pintu dan masuk.

"Satria, kamu sudah datang?" tanyanya.

"Bos, saya datang ingin menyerahkan ini," ucap Satria.

"Apa ini?" tanya bos, padahal ia sudah tau.

"Saya ingin mengundurkan diri, bos," jawab Satria.

"Kenapa? Apa gajinya terlalu kecil? Atau mereka berbuat ulah lagi?" cerca bos.

"Saya sudah mendapatkan pekerjaan lain, bos. Di perusahaan," jawab Satria.

Si bos menghela nafas, "sejujurnya saya sangat menyayangkan kalau kamu harus berhenti bekerja. Tapi saya juga tidak bisa memaksa."

Kemudian bos memberikan gaji Satria, walaupun hari ini dia tidak bekerja. Satria tidak bisa berkata apa-apa lagi, saat berpamitan pun Satria tidak mengatakan apa-apa. Si bos memeluk Satria, seakan mereka tidak akan pernah bertemu kembali.

"Semoga ditempat baru kamu bisa lebih baik," ucap bos.

"Terima kasih," balas Satria.

Kemudian Satria keluar dari ruangan itu, si bos perlahan mengusap matanya yang berair. Dia harus kehilangan pekerja yang rajin dan juga kompeten. Tidak pernah mengeluh, apapun yang diperintahkan selalu dilaksanakan selama masih dibatas wajar.

Satria juga pamit kepada rekan sekerja nya, mereka meminta maaf berkali-kali dan menganggap karena mereka Satria berhenti bekerja.

Sebelum Satria pergi, Satria membeli alat lukis untuk Fisya. Karena Satria ingin menemui gadis itu. Seorang gadis yang baru berusia 20 tahun yang sudah mencuri hatinya.

Satria mengendarai motornya menuju rumah Fisya. Senyumnya tidak pernah luntur kala mengingat gadis itu.

*

*

*

Terpopuler

Comments

ira rodi

ira rodi

satria lupa sama si victor yg disekap....

2024-03-20

2

Imam Sutoto

Imam Sutoto

nice thor lanjut

2024-02-29

1

Nino Ndut

Nino Ndut

dah gw tebak klo cewe yg diparkiran supermarket g dipermasalahin ma mc..g habis pikir euy..

2024-01-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!