*
*
*
Tiga orang masuk kedalam ruang bawah tanah tersebut. Lohan, Roland dan Lusiana. Ketiganya tersenyum sinis saat melihat Satria sedang dikurung didalam penjara bawah tanah, dan dikurungan sebelahnya ada Fisya dan pelayan setianya.
Lusiana membuka pintu penjara, dan mengeluarkan Fisya dari situ. Lusiana menyeret Fisya yang sudah menangis ketakutan. Satria yang melihat itupun tidak tega.
"Lepaskan dia...!" bentak Satria pada Lusiana. Tapi Lusiana semakin menjadi-jadi.
Lusiana menyuruh bawahannya untuk memp***osa gadis itu. Dengan senang hati mereka melakukannya.
"Jangan, aku bilang jangan...!" teriak Satria.
"Aaaaa" suara Fisya keluar, Satria tertegun sejenak. Begitu juga dengan pelayan setianya.
"Tolong ... jangan," Fisya memohon saat pakaiannya ditarik.
Fisya bertahan untuk menjaga dirinya. Satria memejamkan matanya dan cahaya keemasan keluar dari tubuhnya. Sehingga rantai yang mengikat tangan dan tubuhnya putus menjadi beberapa bagian.
Lohan, Ronald, Lusiana dan para bawahannya tercengang melihat hal itu. Mereka berhenti untuk mele**hkan Fisya.
Pelayan pun tertegun ditempatnya. Dan tidak berkedip untuk beberapa detik. Mereka yang melihatnya pun melongo.
"Aaaaahh...!" Jerit Satria. Tangannya memegang besi yang mengurungnya. Dan seketika besi itu bengkok.
Sementara ditempat Dewi...
Para prajurit dan panglima perang berkumpul atas perintah Dewi. Karena mereka tau kalau tuan muda mereka dalam bahaya.
Sebab tato naga dilengan mereka bersinar kalau pemimpin mereka dalam bahaya.
Dewi dan panglima perang serta prajurit bergegas pergi ketempat Satria.
Dengan membawa 50 panglima perang, dan 300 prajurit. Dewi sebagai pemimpin pasukan mereka pun bergerak.
Ditempat Satria...
Satria keluar dari penjara tersebut dan menghampiri Fisya yang sedang menangis. Satria membuka baju luarnya dan membalutkan nya ketubuh Fisya. Lalu memeluk Fisya yang masih bergetar ketakutan.
"Tolong ... Jangan," rintihnya.
Fisya masih ketakutan dalam dekapan Satria. Dan belum menyadari kalau dia dalam dekapan pria itu.
"Tenanglah, kamu sudah aman sekarang," bisik Satria.
Mendengar suara yang cukup dikenalnya, Fisya membuka matanya yang sembab karena airmata. Fisya kembali menangis saat melihat Satria menyelamatkan.
"Kalian harus membayar semuanya...!"
"Hahaha" Mereka tertawa hampir bersamaan. Seolah meremehkan Satria.
"Kami tidak takut," ucap Ronald.
"Bahkan kamu yang hancur," Lusiana menimpali.
"Kau tidak akan bisa keluar dengan selamat bila sudah masuk kesini," kata Lohan dengan tersenyum sinis.
Satria meletakkan Fisya didekat pelayan setianya. Satria pun membuka ikatan pada pelayan tersebut.
"Bik, tolong jaga Fisya," pinta Satria.
"Baik tuan," jawab pelayan itu.
Keduanya pun berpelukan karena Fisya masih dalam keadaan ketakutan.
Satria pun menatap mereka satu persatu. Tapi mereka seolah mengejek Satria.
"Apa yang bisa kamu lakukan, hmmm?" tanya Lusiana seolah menantang. Satria hanya menyeringai.
"Sebentar lagi tempat ini akan hancur dan rata dengan tanah," ucap Satria.
Lohan memberi kode kepada bawahannya. 4 orang pertama maju, dengan senjata ditangan mereka. Seperti pedang dan pisau.
Satria harus berhati-hati menghadapi mereka. Karena mereka sangat ramai. Satria mundur dua langkah kebelakang. sedangkan 4 orang tersebut maju.
"Serang...!" perintah Lohan.
Mereka maju bersamaan dengan mengayunkan pedang mereka. Satria cuma bisa menghindar dan menghindar. Tapi serangan keempat pria itu semakin gesit hingga Satria terkena sabetan pedang. Tapi tidak melukai tubuhnya, hanya mengenai bajunya.
Baju Satria koyak karena sabetan pedang tersebut. Keempat pria itu menyeringai. Keempatnya semakin gencar untuk menyerang Satria.
Satria kini terpojok karena serangan bertubi-tubi dari mereka. Satria mencari celah saat salah satu dari mereka kembali mengayunkan pedang.
Satria menghindar dengan memutar tubuhnya dan menyikut punggung pria tersebut, Satria menangkap tangan pria itu dan memelintirnya.
"Aaaaaakkh...." jerit pria itu. Kesempatan itu Satria gunakan untuk merampas pedang tersebut.
Satria tanpa ampun menebas pria itu dengan pedang yang dipegangnya. Dan seketika pria itu terkapar berlumuran darah.
"B***sat...!" umpat yang lainnya.
Mereka maju menyerang Satria. Kini Satria sudah ada senjata dan Satria pun membalas serangan tersebut.
Ting ... Ting ... Ting ... Suara pedang beradu. Satria tersenyum karena ada celah untuknya. Satria mengayunkan pedangnya dan mengenai bagian tubuh salah satu dari mereka.
Satu lagi tumbang dan berlumuran darah. Lohan yang melihat itu menggeram, karena anak buahnya sudah kalah dua orang.
Kemudian Satria pun melawan dua orang lagi. Dengan keahlian Satria, keduanya pun bisa Satria tumbangkan.
"Bagaimana bisa? 4 panglima perang terbaikku kalah begitu saja?" batin Lohan.
Lusiana dan Ronald sudah duluan kabur dari situ. Mereka tidak mau terkorban ditempat ini.
"Sekarang giliranmu," tunjuk Satria pada Lohan. Tapi Lohan malah tersenyum.
Prok ... Prok, Lohan menepuk tangannya 2 kali. Keluar lagi bawahan Lohan yang juga membawa pedang.
"Pengecut...!" umpat Satria.
"Jangan banyak bacot kamu anak muda," kata Lohan.
Sepuluh orang panglima perang bawahan Lohan pun maju. Lohan pun pergi dari tempat itu dengan senyum sinis nya.
Satria melawan mereka semua karena mereka menyerang secara bersamaan. Suara pedang bersahutan bagai irama mengiringi pertempuran mereka.
Sementara Lohan sudah pergi lewat jalan rahasia yang dia dan anaknya saja yang tau. Sedangkan diluar markas, sedang terjadi pertarungan. Karena Dewi dan pasukannya sudah tiba.
Saat keluar dari mobil, mereka langsung menyerang tanpa banyak bicara apapun. Para prajurit bawahan Lohan pun tidak punya persiapan hingga banyak yang mati.
Sedangkan Dewi berjalan tanpa menghiraukan apapun. Karena prajurit dan panglima yang ia bawa cukup bisa diandalkan.
Dewi bertemu musuh langsung ditebas dengan pedang. Mereka hanya menjerit karena sabetan pedang tersebut.
"Lohan...!" teriak Dewi menggema di markas tersebut. Para bawahan Lohan pun keluar.
Karena ada yang berjaga dibeberapa tempat, saat mendengar suara Dewi, Mereka pun keluar dari persembunyiannya.
Dewi diserang oleh beberapa orang, Dewi adalah petarung handal, tidak ada istilah takut pada dirinya. Dengan keahlian beladiri dan pedang nya, Dewi mampu menumpas kan mereka satu persatu.
"Dimana Tuan kalian?" tanya Dewi.
"Ru-ruang, ba-bawah tanah." Karena takut prajurit tersebut pun tidak benar lagi ngomong nya. Dewi tanpa ampun menghabisi pria itu.
Dengan santainya Dewi memasuki ruang bawah tanah yang dimaksud. Dewi melihat Satria sedang bertarung pun segera membantunya.
"Terima kasih," ucap Satria. Dewi mengangguk dan tersenyum.
Dewi belum menyadari kalau ada orang lain diruangan ini, karena ia sibuk membantu Satria.
"Tuan muda hati-hati," ucap Dewi. Saat ini keduanya saling membelakangi. Satria dan Dewi menyerang bersamaan. Mereka yang tersisa 5 orang pun kualahan melawan Dewi dan Satria.
Akhirnya mereka bisa mengalahkan mereka, Dewi mengedarkan pandangannya dan melihat Fisya dan pelayan setianya saling berpelukan.
"Tuan muda, siapa mereka?" tanya Dewi.
"Mereka disekap dan aku menyelamatkan mereka," jawab Satria.
Kemudian Satria menghampiri Fisya dan pelayan nya. Fisya langsung memeluk Satria.
"Tenang, kamu sudah selamat," ucap Satia.
Dewi tersenyum melihat tuan mudanya, dan memberikan kunci mobil kepada Satria. Kemudian Dewi pun pergi. Dia tidak ingin mengganggu momen ini.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
MrQues Ques
Kekuatan Satria kok hilang…lawak kali
2024-10-03
3
Sulaiman Efendy
MANUSIA PNGECUT MAU JDI PNGUASA... HNY NGANDALKN ORG LAIN..
2024-08-06
5
dhani satria
kaya samson.......makkkkkkk
2024-03-21
4