*
*
*
"Saya mencari pemilik rumah ini. Saya pengantar paket yang sudah dipesan," jawab Satria.
Tidak berapa lama keluar seorang gadis cantik, dengan rambut panjang terurai. Senyum manisnya mampu membuat Satria terpaku sejenak.
Satria masih memegang paket tersebut, tapi matanya tidak lepas dari gadis itu. Pertama kali Satria mengantar paket, dia tidak menyadari kecantikan gadis itu. Mungkin karena malam hari.
"Nona, paket anda," ucap Satria. Tapi pandangan matanya tidak lepas dari gadis itu.
Gadis itu hanya mengangguk dan segera mengambil paket tersebut, setelah tanda tangan gadis itu segera masuk.
"Nona muda kami bisu, semenjak kecelakaan beberapa tahun yang lalu," kata penjaga gerbang saat menyadari tatapan Satria pada nona mudanya.
"A-ah maaf," ucap Satria kikuk. Lalu segera pergi dari tempat itu.
"Tunggu...!" panggil penjaga gerbang dengan berteriak karena Satria sudah sedikit menjauh.
Satria tidak jadi menjalankan motornya dan menoleh kearah penjaga gerbang.
"Ada apa?" tanya Satria.
"Sebenarnya Nona muda kami bisa disembuhkan, bila ada seseorang yang tulus menerimanya. Karena dia mengalami trauma saat orang tuanya meninggal akibat kecelakaan," kata penjaga itu.
Satria mengangguk, "baiklah aku harus pergi sekarang, pekerjaan ku masih banyak."
Tanpa mendengar jawaban dari penjaga gerbang tersebut Satria langsung pergi dari rumah itu.
"Apa aku harus menolongnya?" monolog Satria.
"Tapi apa hubungannya? Ehh, menolong orang tidak harus punya hubungan, kan?" berbagai pertanyaan dalam benaknya, membuat Satria kurang konsentrasi.
Sehingga Satria menabrak mobil yang didepannya yang berhenti secara mendadak.
Motor Satria pun pun tumbang sementara dirinya tidak apa-apa. Orang yang ada didalam mobil itupun segera keluar.
"Oh, ternyata dunia ini begitu sempit. Kemana-mana selalu bertemu pecundang ini," kata Ronald.
Kemudian wanita yang ada didalam mobil juga keluar. Saat melihat Satria, wanita itu terpana akan ketampanan pemuda itu.
"Ganti rugi mobilku yang rusak," kata Ronald.
"Cantik juga pacar barumu," ucap Satria sengaja memprovokasi agar Ronald emosi.
"Hai!" sapa Satria seolah lelaki penggoda.
Wanita itu tersipu lalu tertunduk, tapi matanya curi-curi pandang kepada Satria.
"Tampan banget cowok ini, gak apa-apa deh miskin yang penting tampan," batin wanita itu.
Ronald mengepalkan tangannya saat Satria menggoda wanitanya. Dan melupakan masalah mobil yang rusak dan minta ganti rugi.
"B***sat...!" umpat Ronald marah.
Ronald mengepalkan tangannya dan bersiap untuk meninju wajah Satria. Tapi Satria bukan lagi pria lemah yang gampang ditindas.
Ronald melayangkan tinjunya kewajah Satria, hanya dengan sedikit gerakan tinjuan itu tidak mengenai sasaran. Malah hanya mengenai angin.
Tinjuan kedua pun menyusul, dan dengan gesit Satria menangkap tangan Ronald dan memelintirnya. Seketika tangan Ronald pun terdengar bunyi retakan tulang.
"Aaaaaakkh...." jerit Ronald karena sakit.
Satria santai saja, wanita yang bersama Ronald syok melihat itu.
"Apa aku harus membuat tanganmu tidak bisa digunakan lagi?" tanya Satria.
"Ja-jangan ... Ti-tidak," ucap Ronald terbata-bata.
Satria mendorong tubuh Ronald hingga membentur mobilnya. Lalu terjatuh di aspal. Satria pun menghampiri motornya dan memeriksa motornya hanya rusak sedikit, kemudian Satria segera pergi dari situ.
Ronald mengepalkan tangannya yang sebelahnya, karena tangan yang satunya sudah terluka.
"S*al!" umpat Ronald. Wanita yang bersama Ronald masih memandangi kepergian Satria.
"Nuri!" panggil Ronald. Nuri segera tersadar dari lamunannya dan segera menghampiri Ronald.
"Bantu aku," pinta Ronald. Nuri pun membantu Ronald berdiri.
Ronald tidak dapat menyetir mobil, terpaksa Nuri yang menyetir. Dan membawanya ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan Ronald terus mengumpat, hingga Nuri merasa jengah.
"Bisa diam gak...?" bentak Nuri.
Ronald pun seketika terdiam. Nuri terus menyetir mobil hingga ke rumah sakit. Nuri membawa Ronald untuk melakukan perawatan.
Sementara Satria sudah tiba ditempat kerjanya. Beberapa teman kerjanya mengerumuni Satria. Satria yang baru turun dari motornya langsung tarik oleh salah satu dari mereka yang berbadan besar.
Satria sedikit terhuyung, tapi tidak sampai jatuh. Satria merasa tidak enak pada mereka karena sejak tadi mereka seperti sakit hati dengan Satria.
"Maaf," ucap Satria.
Tapi mereka malah menghajar Satria. Satria sengaja tidak melawan. Hingga wajah Satria babak belur dihajar mereka.
"Ada apa ini?" tanya si bos.
Mereka pun menghentikan kegiatannya. Dan berbaris tertunduk pada si bos. Sedangkan Satria sudah terduduk di tanah. Satria mengusap wajahnya yang terasa sakit.
"Satria, sebaiknya kamu istirahat dulu. Aku akan beri kamu cuti dua hari," kata si bos.
"Baik bos," jawab Satria. Kemudian iapun pergi dan akan kembali ke rumah.
Sedangkan mereka yang sudah menghajar Satria diberi peringatan. Jika sekali lagi berbuat seperti itu maka mereka akan dipecat.
"Maafkan kami Pak, kami cuma iri dengan Satria yang selalu mendapatkan perhatian dari bapak," ucap salah satu dari mereka.
"Sebenarnya aku juga perhatian sama kalian, kalian punya istri punya anak. Siapa yang selama ini membiayai keluarga kalian?" tanya si bos.
Mereka tertunduk kembali. Mereka tidak menyangka ternyata biaya sekolah anak mereka bos yang tanggung.
"Maafkan kami Pak," ucapnya lagi.
"Bukan padaku kalian minta maaf, tapi pada Satria," tegas si bos.
"Baik Pak, kami akan meminta maaf pada Satria," jawab mereka hampir bersamaan.
"Sudah, kalian bersiap-siap ada barang yang ingin di antar," perintah si bos.
Merekapun bersiap-siap untuk mengantarkan pesanan pelanggan selanjutnya. Diantara mereka semua, hanya Satria yang paling cekatan dalam bekerja. Sebab itulah bos lebih perhatian kepada Satria. Bukan berarti pada yang lain tidak perhatian, tapi pada Satria yang terlalu mencolok. Sehingga membuat mereka semua iri.
Satria pun kembali kerumah, saat ini ia baru sampai didepan rumah dan segera memarkirkan motornya.
Satria masuk kedalam rumah dan langsung mengambil es batu dan kain kecil untuk mengompres lebam di muka dan bagian yang lain.
Pelan-pelan Satria menekan-nekan es batu agar tidak terlalu bengkak. Setelah selesai Satria pun masuk kedalam kamar dan membersihkan diri.
Selesai mandi, Satria mengganti pakaiannya dan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Satria teringat dengan gadis bisu itu. Wajahnya terlihat polos ternyata menyimpan sejuta luka. Satria pun bertekad untuk menolongnya.
Sementara disisi lain...
Gadis yang dipikirkan oleh Satria saat ini sedang melukis. Dan setiap lukisannya terjual dengan harga fantastis.
Banyak yang meminati lukisannya itu. Tapi mereka tidak tau dengan pelukis yang sesungguhnya. Karena mereka membeli lukisan tersebut melalui pelayan setianya.
Gadis itu bernama Eleni Elfisya lebih akrab dipanggil Fisya.
Hidup hanya dengan pelayan setianya dan pelayan lainnya. Serta tukang kebun dan penjaga.
Fisya yang dulunya ceria saat kedua orang tuanya masih hidup. Tapi sekarang keceriaannya hilang bahkan sejak saat itu dia juga tidak pernah bicara sama sekali.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sutono jijien 1976 Sugeng
MC nya mau aja dipermalukan 🤣🤣🤣
2025-02-12
1
LENY
YA ANEH INI SATRIA SDH KAYA RAYA MSH AJA KERJA ANTAR BARANG JUAL IKAN BUAT APA. URUS TUH PERUSAHAAN. DIPUKUL JG DIEM AJA MANA KEKUATANMU. UNTUK APA HARTA KL GAK DINIKMATI DAN SEDEKAHIN KE ORANG2 GAK MAMPU.
2024-11-12
1
Sulaiman Efendy
DIPUKUL KOQ DIAM, TRS KKUATAN PLINDUNGNYA MNA.. ?? BKNKH AKN MLINDUNGI SCARA OTOMATIS JIKA DISAKITI.
SDH KAYA MLH MSH AMBIL REZEKI ORG.. HRSNYA LO BKA USAHA LAIN BUAT TUTUPI JATI DIRI LO.. INI MSH JUALAN IKAN & JDI KURIR ...
2024-08-06
4