Episode 11

*

*

*

Tiba di perusahaan, supir segera memarkirkan mobilnya. Dewi keluar terlebih dahulu lalu membukakan pintu mobil untuk Satria.

Para karyawan yang bekerja di perusahaan terpesona melihat ketampanan wajah Satria. Apalagi karyawan wanita.

"Perhatian semuanya," pinta Dewi.

Para karyawan pun berkumpul di lobby perusahaan. dari setiap divisi semua berkumpul, sampai cleaning service juga.

"Perkenalkan, beliau adalah CEO baru kita. Namanya Tuan Satria," ucap Dewi dengan lantang.

Mereka semua berbisik-bisik membicarakan ketampanan bos mereka.

"Tenang semuanya," pinta Dewi.

Mereka semua pun terdiam. Dan menunduk hormat kepada Satria. Satria mengangkat tangannya sebagai sapaan.

"Sekarang lanjutkan pekerjaan kalian," perintah Dewi.

Mereka semua membubarkan diri dan melanjutkan pekerjaannya masing-masing. Sementara Satria dibawa oleh Dewi ke ruangan CEO. Sudah lama ruangan itu kosong. Sedangkan Dewi ada ruangannya sendiri.

"Selamat datang Tuan," sapa asisten pribadi.

"Ya, siapa namamu?" tanya Satria.

"Ariel, tuan," jawab Ariel.

"Hmmm, baiklah. Sekarang kembali keruangan mu," kata Satria.

"Tuan muda, ini adalah perusahaan pusat. Kalau perusahaan cabang ada di beberapa negara, tuan," lapor Dewi.

"Baiklah, lain kali aku akan meninjau perusahaan cabang tersebut. Apa ada lagi yang ingin ditunjukkan?" tanya Satria.

"Sebenarnya banyak tuan, tapi kalau tuan muda sibuk kita bisa besok atau lain kali saja," jawab Dewi.

"Oya, aku ingin kamu urus semuanya, bersama asisten pribadi yang bernama Ariel," titah Satria.

"Baik tuan," jawab Dewi sambil membungkukkan badan.

"Aku akan datang kesini, tapi tidak setiap hari," kata Satria.

"Baik tuan muda," jawab Dewi.

Kemudian Dewi menyerahkan dokumen yang berisi semua aset perusahaan dan yang lainnya.

"Sebanyak ini?" tanya Satria. Dewi pun mengangguk.

"Rumah sakit, hotel dan restoran serta mansion adalah milik Anda, tuan," kata Dewi.

"Hmmm, aku akan simpan dengan baik. Dan siapkan uang tunai untukku," titah Satria.

"Tapi kartu hitam itu bisa juga menarik uang, tuan muda. Anda hanya perlu pergi ke bank untuk menariknya," ucap Dewi.

"Baiklah, siapkan aku motor," perintah Satria.

"Baik tuan," Dewi memutar tubuhnya dan berbalik, tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara Satria.

"Jangan terlalu mewah, aku tidak ingin terlalu mencolok," titah Satria.

"Baik tuan muda," jawab Dewi.

Dewi memerintahkan kepada bawahannya untuk mencari motor sesuai keinginan tuannya itu.

Dewi kadang merasa heran, bisa-bisanya tuannya meminta motor. Bahkan lebih dari motor pun tuannya mampu beli.

"Aku akan ke bank untuk mencairkan uang, dan kamu jangan ikut," pesan Satria.

Satria kemudian keluar dari ruangannya dan diikuti oleh Dewi tentunya. Hingga sampai keparkiran. Kemudian setelah Satria pergi Dewi pun kembali naik kelantai atas.

Satria dengan santainya mengendarai motor miliknya, saat ini Satria sedang menuju bank. Padahal tidak perlu dia sendiri yang pergi, tapi Satria tidak ingin menyusahkan orang lain. Dia sudah terbiasa melakukan nya sendiri.

Satria memarkirkan motornya ditempat parkir. Satria hendak masuk, tapi dicegah oleh sekuriti.

"Maaf, bank ini hanya menerima orang kaya saja," kata sekuriti.

"Saya hanya ingin mencairkan uang, apa tidak boleh?" tanya Satria.

"Tidak! Bank ini hanya tempat orang-orang kaya," jawab sekuriti.

Satria tidak peduli dan melanjutkan masuk. Meskipun harus melawan dua sekuriti tersebut.

Satria tersenyum sinis, "sekarang boleh masuk?"

Sekuriti itu hanya terdiam, karena keduanya sudah tidak berdaya lagi.

"Selamat siang," sapa Satria.

"Siang," jawab resepsionis dengan ketus.

Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya resepsionis yang satunya.

"Saya ingin menarik sedikit uang," jawab Satria.

"Baik tuan," ucap gadis itu.

"Wow. Bukankah kamu Satria si penjual ikan itu?" tanya seorang pria.

Satria mengernyitkan keningnya merasa mengenal pria itu. Dan seketika dia tersenyum karena bertemu dengan teman lamanya.

"Kamu Revan, kan?" tanya Satria. Satria maju hendak memeluk teman lamanya itu. Tapi Revan dengan cepat menghentikan nya.

"Berhenti! Aku tidak ingin kamu menularkan virus kebadan ku," ucapnya.

Satria seketika mematung mendengar ucapan Revan. Padahal dulunya mereka berteman baik. Sekarang hanya karena Revan punya jabatan lalu menjadi sombong.

"Bukankah kita teman? Dan kita sudah lama tidak bertemu," tanya Satria.

"Aku tidak sudi punya teman penjual ikan sepertimu, sekarang aku sudah kaya dan punya jabatan tinggi di perusahaan," jawab Revan.

"Selamat, aku ikut senang mendengarnya, dulu kita sama-sama susah, sekarang kamu sudah sukses," kata Satria.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya resepsionis yang tadi sombong.

Revan pun berubah manis kepada wanita itu.

"Saya mau menarik uang," ucap Revan.

Manager bank datang dengan tergopoh-gopoh saat mengetahui bahwa Revan datang.

"Selamat datang Tuan," kata manager tersebut.

Tapi tatapannya sinis kepada Satria yang terlihat biasa-biasa saja. Satria tidak mempermasalahkan hal itu.

"Maaf tuan, atas ketidak nyamanan nya," ucap gadis itu.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin menarik uang 100 juta," jawab Satria.

"Dapat uang darimana kamu?" tanya Revan

"Itu tidak penting," jawab Satria seadanya.

Satria sudah mulai tidak suka dengan sifat Revan. Dulu Satria sering membantunya, bahkan biaya sekolah pun terkadang Satria yang bayarin.

"Hahaha, orang miskin sepertimu mana punya uang? Jangan-jangan kamu menjadi simpanan," ucap Revan.

Gadis itu sudah bisa membantu Satria untuk menarik uang. Gadis itu tersenyum ramah pada Satria.

"Terima kasih," ucap Satria.

"Biar saya bantu tuan," tawar manager bank.

"Gak perlu," jawab Satria ketus.

"Oya Revan, kamu kerja dimana?" tanya Satria.

"Apa? Kamu mau cari kerja juga?" tanya Revan.

"Kebetulan ditempat ku memerlukan karyawan sebagai bersih-bersih.

"Tidak usah," jawab Satria ketus.

Setelah selesai mengambil uang, Satria pun pergi meninggalkan tempat itu. Sebenarnya Revan sempat terkejut. Tidak disangka kalau Satria benar-benar mengeluarkan uang segitu banyak.

"Sebenarnya dia kerja apa? Tidak mungkin dia punya uang sebanyak itu," gumam Revan.

Satria sudah pergi dengan mengendarai motor barunya.

"Gak nyangka, ternyata begitu sifat aslinya," gumam Satria.

Satria pun tiba di rumahnya, rencana mau pindah terpaksa ia tunda terlebih dahulu.

Satria pun masuk kedalam rumah, kedua pelayannya masih dirawat dirumah sakit. Satria meletakkan uangnya didalam tempat yang aman, dan dia hanya membawa beberapa juta saja.

Satria akan kembali bekerja sebagai pengantar barang atau pun makanan, sesuai pesanan pelanggan.

Satria tidak lagi beristirahat, hanya mengganti pakaiannya lalu kembali pergi.

Satria datang ke tempat kerja. Dan baru saja turun dari motor, Satria sudah dipanggil. Padahal ramai rekannya yang menjadi pengantar barang.

Terkadang Satria tidak enak pada teman kerjanya, karena dia seperti di istimewakan.

Dengan terpaksa Satria pun mengantar barang tersebut. Ternyata alamat yang sama seperti kemarin.

Satria menekan bel dan berteriak, "paket...."

Penjaga gerbang pun keluar dan bertanya, "cari siapa tuan?" tanya penjaga itu.

Sudah tau Satria sebagai pengantar paket masih juga bertanya.

*

*

*

Terpopuler

Comments

Kak Aina

Kak Aina

Bikin heran bank untuk orang kaya saja.... Fikir orang misikin tak duit ka

2024-04-02

3

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

sepertinya menarik ceritanya, Satria suaminya Dinda spt cerita disebelah yg tlh tamat...

2024-03-16

1

Imam Sutoto

Imam Sutoto

top markotop story lanjut

2024-02-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!