Episode 15

*

*

*

Satria kemudian berbaring diatas ranjang. Ia kembali bangkit dan membuka lukisan tersebut. Satria tersenyum melihat wajahnya dalam lukisan itu.

"Tampan," ucapnya narsis.

Kemudian Satria punya ide akan membelikan alat untuk melukis dan akan diberikannya kepada Fisya. Satria mengerti sekarang, ternyata yang dipesan gadis itu adalah alat-alat untuk melukis.

Saat Satria berbaring, telinga mendengar ada yang mencurigakan dari luar. Satria yang sekarang sudah peka dengan adanya bahaya pun segera keluar dengan secara sembunyi-sembunyi.

Satria melihat bayangan hitam melintas dari balik pepohonan. Satria semakin waspada saat ini.

Satria berjalan keluar rumah dan tidak mendapati siapa-siapa, hening seperti tidak ada apa-apa. Tapi Satria dapat merasakan aura berbeda dikawasan rumahnya itu.

Satria yang sekarang bukan lagi yang dulu, yang lugu dan naif. Sekarang dia sudah berani dan juga cerdas.

Dengan peringan tubuh Satria pun melesat kearah yang mencurigakan. Ternyata ada dua orang yang berpakaian serba hitam dan tertutup seperti seorang ninja.

"Sedang apa kalian?" tanya Satria. Keduanya terkejut karena tidak menyadari kehadiran Satria.

Salah satu melempar belati kearah Satria, tapi dengan gesitnya Satria menangkap belati tersebut, dan secepat kilat Satria melempar balik belati tersebut.

"Aaaaaakkh...." jerit orang itu. Ternyata belati tersebut mengandung racun yang mematikan.

Yang satunya hendak melarikan diri tapi dengan cepat Satria menendang punggung orang tersebut.

Pria itu terpental jatuh ketanah. Satria dengan cepat menghampiri pria tersebut.

"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Satria.

"No-nona muda Lusiana," jawab pria itu.

Kraak ... Satria memelintir leher pria tersebut, hingga pria itu tidak lagi bernyawa. Satria tersenyum sinis.

"Sepertinya aku harus segera bertindak," gumam Satria.

Satria pun kembali rumahnya. Tapi belum sempat dia masuk, sebuah belati melesat kearah nya. Satria menghindar dan belati tersebut terkena dingin rumah itu.

Satria mengamati belati tersebut dan melihat ada secarik kertas menempel pada belati tersebut.

"Apa ini?" tanya Satria pada dirinya sendiri.

Satria membuka kertas tersebut dan membaca tulisannya, Satria seketika geram dan mengepalkan tangannya bersama kertas tersebut.

"Ternyata kalian ingin main-main denganku," ucap Satria dengan tangan terkepal.

'Menyerah lah jika tidak ingin gadis bisu ini mati'

Begitulah isi surat tersebut. Satria kembali membacanya. Satria pun masuk kedalam rumah dan bersiap-siap untuk menyelamatkan Fisya dari penculikan.

Dengan persiapan yang matang, Satria mengemudikan mobilnya. Dengan kecepatan tinggi ia mengemudikan mobilnya, tidak peduli dengan bahaya yang mengintai.

Yang penting baginya bisa menyelamatkan nyawa gadis itu. Apapun resikonya akan Satria tanggung.

Satria menepikan mobilnya saat ponselnya berdering. Satria melihat nomor tidak dikenal dan segera menjawabnya.

"Halo," sapa Satria menjawab panggilan tersebut.

"Datang dan selamatkan gadis bisu ini, jika tidak ...." panggilan telepon pun terputus.

"Halo halo," ucap Satria.

Satria kembali melajukan mobilnya, kali ini dia menuju rumah mantan mertuanya. Saat tiba didepan rumah mantan mertuanya, Satria segera turun dan mengetuk pintu.

Saat pintu terbuka, Satria langsung menonjok orang tersebut. Dan seketika orang itu pingsan.

"Harus ada timbal balik," gumam Satria.

Kemudian Satria mengangkat mantan mertuanya kedalam mobil. Untuk sementara dia akan menyekap Victor. Kemudian ia juga akan menyekap Serina.

Satria kembali melanjutkan perjalanan, untuk sementara Satria akan menyekap Victor disebuah gudang kosong yang tidak digunakan lagi.

Kembali ponsel Satria berdering, dengan cepat Satria mengangkat panggilan tersebut.

"Halo," sapa Satria. Tapi tidak ada jawaban, kemudian panggilan pun terputus.

Satria menerima video kalau Fisya diikat bersama dengan pelayan setianya. Satria mengepalkan tangannya. Ingin rasanya Satria membunuh orang tersebut.

Satria juga mengirimkan video Victor kepada orang tersebut. Baru saja Satria ingin menyimpan ponselnya, tapi sudah berdering terlebih dahulu.

"Apa yang yang kau lakukan pada ayahku?" tanya suara dari seberang telepon.

"Apa yang kamu lakukan pada mereka? Mereka tidak bersalah dalam hal ini," balas Satria.

"Aku akan membunuh mereka, puas...!"

"Mereka tidak ada sangkut pautnya dalam urusan ini,"

Kemudian panggilan telepon pun terputus, Satria menyimpan ponselnya dan kembali ke mobilnya. Dia ingin menyelamatkan Fisya dan pelayan itu.

Satria mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Satria tidak bisa bermain-main lagi sekarang. Karena nyawa Fisya bisa saja terancam.

Satria mengerem mobilnya secara mendadak, karena didepannya ada beberapa buah mobil menghalangi jalannya.

Satria memukul setir mobilnya, dia benar-benar marah kali ini.

"Ayo turun...!" bentak salah satu dari mereka.

Mereka berjumlah 30 orang, tapi Satria tidak takut sama sekali. Satria pun keluar dari mobil.

"Cepat seret dia!" perintah salah satu dari mereka. Mereka semua berpakaian hitam.

Satria pun ikut saja saat dibawa oleh mereka, tanpa perlawanan apapun.

Sementara disisi lain...

"Bagaimana? Apa kalian sudah menangkap pria itu?" tanya Lohan.

"Sudah Tuan, saat ini mereka sudah berhasil menangkap pria itu," jawab bawahannya.

"Bagus, suruh mereka membawa anak itu ketempat penyekapan," perintah Lohan.

Kemudian anak buahnya pun memerintahkan temannya untuk membawa Satria ketempat penyekapan.

Sebuah bangunan kuno yang dijadikan markas oleh Lohan dan bawahannya.

Di tempat lain...

Lusiana sedang memandang wajah Fisya yang kini sudah memar karena bekas tamparan yang dilakukan olehnya.

"Apa hubunganmu dengannya?" tanya Lusiana. Fisya hanya bisa menggeleng.

"Percuma Nona bertanya pada orang bisu," jawab pelayan.

"Oh, aku sudah tau cewek ini bisu, tapi berani bersaing denganku," ucap Lusiana.

"Sayang!" Panggil Roland.

"Ada apa?" tanya Lusiana.

"Anak buahku sudah berhasil membawa Satria kemari," jawab Ronald.

"Bagus, sangat bagus. Aku ingin dia tersiksa disini," kata Lusiana sambil menyeringai.

"Sudahlah, tinggalkan dulu mereka berdua. Nanti kalau Satria datang baru kamu siksa kembali didepan matanya," ucap Ronald.

Lusiana pun mengangguk, kemudian mengikuti Ronald kedalam kamar yang ada dibangunan itu.

Semua bawahan Lohan berbaris, mereka menunduk hormat saat kedatangan Lohan.

"Hormat kami Yang Mulia," ucap mereka serentak.

"Hmmm," jawab Lohan. Kemudian masuk kedalam rumah tersebut.

"Bagaimana?" tanya Lohan.

"Aku yakin Satria pasti akan mati kali ini," ucap Ronald dengan angkuhnya.

"Bagus, aku juga sudah tidak sabar ingin membunuhnya," kata Lohan.

"Biar aku saja yang membunuhnya, ayah," kata Ronald. Lohan pun manggut-manggut saja.

Tidak berapa lama bawahan Lohan pun datang dengan membawa Satria yang sudah terikat dan matanya tertutup. Satria diseret dan dimasukkan kedalam penjara bawah tanah bersama dengan Fisya dan pelayan.

Buugh .. Satria didorong hingga terjatuh. Kemudian salah satu dari mereka membuka penutup mata Satria.

Kemudian pintu penjara pun ditutup. Satria melihat Fisya dan pelayan setianya juga terikat.

"Bibik bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Satria.

"Kami juga tidak tahu, tiba-tiba orang berpakaian hitam datang dan menangkap kami dan membawa kami kesini," jawab pelayan itu.

Satria terdiam, ternyata tanpa Satria sadari mereka selalu diawasi. Satria mendengar langkah kaki mendekati mereka.

*

*

*

Terpopuler

Comments

BCDs

BCDs

Dah tau punya musuh, bbrp x mw di bunuh tapi kok nyantai banget siy

2024-09-30

2

Reogkhentir

Reogkhentir

MC terlalu bodoh lan bego punya kekuatan seta serta semua indranya peka tapi masih kecolongan

2024-08-15

1

Anisa Sari

Anisa Sari

raja bacot ia....

2024-04-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!