*
*
*
Victor datang tergesa-gesa kerumah sakit saat mengetahui Serina dibawa kerumah sakit.
Sebenarnya Victor tidak keluar kota, tapi pergi kerumah istri keduanya. Serina tidak tau itu, tapi mereka juga impas sama-sama tukang selingkuh.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Victor.
"Aku juga tidak tau, saat aku datang Mama sudah seperti tidak waras. Dan pakaiannya juga sudah tidak berbentuk lagi," jawab Lusiana.
Dokter yang memeriksanya pun keluar, dan mengatakan agar pasien dibawa ke rumah sakit jiwa. Karena kondisi pasien cukup memprihatinkan.
Victor dan Lusiana saling pandang, lalu keduanya pun mengangguk, "apa ini karma?" tanya Victor.
Lusiana hanya terdiam, ia juga tidak tau kalau ini akan terjadi. Lusiana menghubungi Ronald. Deringan pertama tidak dijawab.
Kemudian Lusiana menghubungi sekali lagi, Ronald menjawab panggilan, tapi tidak ada yang berbicara. Lusiana mematikan sambungan teleponnya lalu menelpon kembali.
"Halo sayang, maaf aku lagi ada rapat," jawab suara dari seberang telepon. Kemudian telepon pun terputus.
Lusiana menghela nafas, kemudian ia dan Papanya pun membawa Mamanya hari ini juga.
Sementara Satria didatangi oleh Dewi dan 5 orang panglima pengawal Dewi. Satria saat ini ingin mengantarkan pesanan pelanggan terpaksa berhenti karena dicegat oleh Dewi.
"Salam hormat kami, Tuan muda," ucap Dewi dan 5 pengawalnya secara serentak.
Mereka bersujud hormat, beruntung tempat ini sepi. Jadi tidak ada orang yang melihatnya.
"Katakan!" pinta Satria dingin.
"Nanti malam akan diadakan pesta, dan tuan muda harus ikut," kata Dewi.
"Lalu?" tanya Satria.
"Tuan muda adalah pemimpin kami yang baru, pesta kali ini hanya untuk menguji kemampuan dan siapa yang terkuat. Semua penguasa dari barat, timur, tengah, tenggara dan selatan berkumpul. Dan tuan muda adalah penguasa selatan," jawab Dewi.
Dewi pun menceritakan semuanya, dari kejadian yang lalu hingga pemimpin mereka meninggal karena terkena racun dari penguasa tengah.
Dan orang misterius yang Satria tolong adalah pemimpin bagian selatan. Dia tidak bisa tenang sebelum menemukan penggantinya. Dan Satria adalah orang yang terpilih.
Satria manggut-manggut, dan ia mulai mengerti. Kemudian Dewi pun memberikan token yang terbuat dari emas murni dengan lambang naga kembar ditoken tersebut.
"Ini adalah lambang kelompok selatan, Tuan muda," ucap Dewi.
Satria pun menerimanya, "baiklah aku akan simpan ini."
Dewi dan pengawalnya pun pergi. Tapi sebelum itu Dewi berpesan agar berhati-hati dengan penguasa tengah. Karena orangnya sangat licik.
Setelah kepergian Dewi, Satria pun melanjutkan pekerjaannya yaitu mengantarkan pesanan pelanggan. Sepanjang perjalanan Satria terus berpikir, bagaimana ia harus menghadiri pesta tersebut.
Untuk masuk kepesta itu, harus ada undangan resmi, kalau tidak ada undangan bisa juga dengan memperlihatkan token emas itu.
"Aku tidak punya undangan, berarti harus memperlihatkan token tersebut," gumam Satria.
Satria akhirnya tiba didepan rumah yang memesan barang tersebut. Entah apa barangnya, tugas Satria hanya untuk mengantarkan pesanan saja.
Satria menekan bel, dan keluar seorang wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum karena pesanannya sudah datang.
"Silakan tanda tangan disini Bu, sebagai tanda terima," ucap Satria sopan.
Wanita itupun langsung menandatangani kertas tersebut sebagai jaminan kalau barang itu sudah sampai ke pemiliknya.
Satria pun segera pergi dari rumah itu. Kali ini Satria akan cepat pulang, Karena nanti malam ia akan menghadiri pesta tersebut.
Malam hari...
Satria yang sedang berada didalam kamar sedang memilih pakaian formal untuk menghadiri pesta tersebut. Setelah dirasa rapi, Satria pun turun dari lantai atas.
Kali ini Satria akan mengendarai mobil sport miliknya, yang berharga miliaran.
Beruntung jalanan senggang, jadi Satria bisa sampai tepat waktu. Satria keluar dari mobil dan tidak sengaja bertemu dengan Ronald dan Lusiana.
Ya Ronald datang ke pesta ini karena dia adalah anak dari penguasa tengah. Sebenarnya ketua penguasa tengah tidak memiliki kekuatan, hanya bisa mengandalkan bawahannya saja. Dan otak liciknya saja.
"Wah ... Wah ... Wah... Ternyata kamu masih hidup!" kata Ronald.
Satria hanya diam, Lusiana menatap lama wajah Satria yang terlihat semakin tampan, dan itu mengalahkan ketampanan Ronald. Apalagi Lusiana melihat Satria keluar dari mobil mewah.
"Banyak juga uangmu untuk menyewa mobil mewah keluaran terbaru?" tanya Lusiana.
Padahal hatinya merasa iri melihat Satria malam ini terlihat gagah dan berkarisma.
"Bukan urusanmu!" jawab Satria ketus.
Kemudian Satria pun masuk kedalam aula tempat pesta tersebut. Pesta ini diadakan setahun sekali.
"Sayang, apa benar itu Satria?" tanya Ronald.
Lusiana mengangguk, "ya itu memang dia."
"Bagaimana dia bisa hidup? Sedangkan kita melihat sendiri kalau dia sudah tidak bergerak ketika itu," tanya Ronald.
"Sudahlah, kita lihat saja apa yang bisa ia lakukan di pesta ini?" tanya Lusiana.
"Hmmm kamu benar sayang, yuk masuk," ajak Ronald. Kemudian iapun menggandeng Lusiana.
Para ketua sudah berkumpul, dan masing-masing membawa pengawal dan anak buah mereka. Hanya Satria saja yang datang sendiri. Tanpa pengawal juga anak buahnya.
Satria melihat sekeliling, sudah begitu ramai orang disana. Tempat pertarungan sudah disiapkan.
Mereka akan bertarung dengan mengandalkan kekuatan panglima perang mereka masing-masing.
Satria mengambil minuman yang sudah disediakan. Tidak lupa ia mengendus-endus minuman tersebut.
"Ternyata minuman ini sudah ada racunnya," batin Satria.
Satria harus berhati-hati dalam masalah ini. Kemudian Satria pun berpindah pada minuman khusus untuk tamu. Yang tadi minuman khusus untuk para ketua kelompok mereka.
Satria kembali mengendus-endus minuman tersebut dan ternyata tidak ada racunnya.
"Memang manusia licik," gumam Satria.
Yang menjadi tuan rumah kali ini adalah penguasa tengah. Karena setiap tahunnya harus bergantian.
"Hai!" sapa Lusiana.
Satria menoleh dan tidak menanggapi mantan istrinya itu. ia masih saja minum dan sesekali mengambil potongan kue diatas meja tersebut.
Kemudian Satria berpindah tempat. Lusiana hanya memperhatikan saja saat Satria menjauh.
"Mengapa sekarang Satria sangat berbeda?" batin Lusiana.
"Sayang!" Ronald mendekat langsung merangkul pinggang Lusiana.
"Untuk apa kamu mendekati dia?" tanya Ronald.
"Aku hanya ingin mempermalukan nya disini," jawab Lusiana.
Padahal Lusiana sangat penasaran dengan perubahan Satria. Lebih tampan, lebih kekar dan karismatik. Aura seorang pemimpin begitu kuat dalam dirinya.
"Lain kali saja aku dekati dia, aku penasaran. Bagaimana dia bisa seperti itu?" batin Lusiana.
Acara sudah dimulai, pertarungan pertama antara kelompok barat dan timur. Kedua panglima perang kelompok itu saling berhadapan.
Mereka akan memperlihatkan kekuatan mereka. Keduanya bertarung cukup sengit, Karena keduanya adalah orang-orang terpilih untuk mewakili wilayah mereka masing-masing.
Sekitar setengah jam keduanya bertarung, akhirnya pertarungan dimenangkan oleh wilayah timur.
Pertarungan pun berlanjut. Kali ini Utara lawan tengah. Kedua belah pihak pun maju untuk memperlihatkan kemampuan mereka masing-masing. Sekaligus mempertahankan wilayah mereka.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
mama yogi
kenapa para mantan tetap kenal dg wajah Satria ,maunya di bikin ga kenal gitu /CoolGuy/
2025-01-02
1
Ade Samsul
mntab/Facepalm/
2024-12-29
1
Misma
Satrio a yg perrkasa
2024-12-11
1