Episode 6

*

*

*

Satria duduk diatas ranjang dan membuka bajunya. Satria memperhatikan kedua lengannya yang ada tato naga.

Satria mengamati tato tersebut tidak ada perbedaan antara kedua tato tersebut. Satria teringat saat kejadian dia dibunuh.

flashback...

Darah yang keluar dari tubuh Satria cukup banyak sehingga mengalir dan mengenai liontin kalung naga tersebut.

Tiba-tiba cahaya keemasan keluar dari kalung tersebut dan menyelimuti tubuh Satria. Satria yang awalnya merasakan sakit yang luar biasa tiba-tiba tidak merasakan apa-apa lagi.

Cahaya keemasan itu seolah memulihkan kondisi tubuh Satria yang sekarat. Saat seperti itu samar-samar Satria mendengar suara.

'Kamu orang yang terpilih'

Tapi Satria tidak menghiraukan suara itu, Satria menganggap itu hanya halusinasi nya saja. Dan hanya dalam sekejap tubuh Satria sembuh dan tidak ada luka sedikitpun. Namun Satria belum menyadari kalau tubuhnya dan wajahnya berubah kekar dan semakin tampan.

Flashback end...

Satria berjalan ke lemari pakaian yang ada cermin besar. Satria sedikit terkejut dengan wajah dan tubuhnya itu.

"Apa benar ini aku?" gumamnya.

Satria menyentuh dada perut dan anggota tubuh lainnya termasuk wajahnya.

"Benar, ini benar aku. Kenapa bisa berubah?" gumamnya lagi.

Satria membuka lemari pakaian dan melihat banyak pakaian dari pakaian formal hingga non formal. Dan semua itu disediakan oleh bawahannya.

Satria masih belum percaya kalau dirinya bisa berubah sedrastis ini. Meskipun awalnya dia hidup dalam kemiskinan.

"Rasanya aku seperti mimpi, tiba-tiba menjadi seorang penguasa selatan," batin Satria.

Kemudian ia melangkah kekamar mandi, ia ingin membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum makan siang siap.

Sementara disisi lain...

Serina yang baru bangun dari tidurnya segera menemui Lusiana. Serina mengetuk pintu kamar anaknya itu.

"Ada apa Ma?" tanya Lusiana saat pintu terbuka.

"Ada kabar tentang Satria," jawab Serina lalu menerobos masuk kedalam kamar Lusiana.

"Satria? Bukannya dia sud ...." Lusiana segera menutup mulutnya setelah sadar dengan ucapannya.

"Justru itu Mama ingin cerita," kata Serina.

Serina dan Lusiana pun duduk di sofa, keduanya seperti dua sahabat baik saat ini.

Serina pun menceritakan pertemuannya dengan Satria disebuah hotel. Lusiana hanya menjadi pendengar sebelum ia berkomentar.

"Tidak mungkin ma," jawab Lusiana kemudian.

Serina tidak menceritakan kalau dia tertarik dengan mantan menantunya itu. Mau ditaruh dimana mukanya? Tong sampah?

"Mama lihat sendiri dia menginap di hotel mewah itu," kekeh Serina karena Lusiana seakan tidak percaya.

Bagaimana dia percaya? Toh dia sendiri yang menyaksikan saat Satria meregang nyawa dipinggir jalan.

"Gak mungkin dia masih hidup," gumam Lusiana.

"Apa maksudmu?" Serina.

"Gak, aku gak ngomong apa-apa!" jawab Lusiana gugup.

Kemudian keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Lusiana memikirkan Satria yang tidak mungkin masih hidup. Sementara Serina memikirkan tubuh bagus Satria saat tidak memakai baju. Benar-benar mertua l*knat.

"Sekarang Mama boleh keluar, aku mau siap-siap ketemu Ronald," usir Lusiana.

Dengan wajah ditekuk Serina keluar dari kamar putrinya. Lusiana bersiap-siap berdandan secantik mungkin untuk menemui kekasihnya. Dengan pakaian seksi yang memperlihatkan lekuk tubuh indahnya.

Lusiana mengendarai mobil pemberian kekasihnya itu. Meskipun di rumahnya banyak mobil, tapi pemberian dari kekasih beda.

Lusiana mengendarai mobilnya menuju perusahaan milik Ronald. Dengan kecepatan tinggi mobilnya melaju dijalan raya. Hingga dalam sekejap Lusiana sudah tiba di perusahaan tersebut.

Lusiana memberikan kunci mobil kepada penjaga agar memarkirkan mobilnya dengan benar.

Saat Lusiana masuk, tidak ada seorangpun yang menghalangi dirinya. Karena Lusiana sudah di umumkan sebagai calon istri Presdir mereka.

Lusiana langsung masuk kedalam ruangan Ronald tanpa mengetuk pintu. Ronald menoleh dan langsung tersenyum lalu bangkit memeluk Lusiana.

"Ada perlu?" tanya Ronald yang sudah mengerti keinginan Lusiana.

"Masalah Satria," jawab Lusiana.

Ronald merenggangkan pelukannya, "bukankah dia sudah mati?"

"Mama bertemu dia di hotel semalam," jawab Lusiana.

Ronald menarik pelan tangan Lusiana dan membawanya untuk duduk di sofa.

"Ceritakan!" pinta Ronald.

Lusiana pun menceritakan apa yang diceritakan oleh Mama nya tadi. Ronald mengernyitkan keningnya mendengar cerita itu.

"Tidak mungkin, itu tidak mungkin. Aku sudah men**uk nya 2 kali tepat di jantungnya," kata Ronald.

Lusiana juga masih belum yakin kalau Satria masih hidup. Sebab itulah ia menyuruh Ronald untuk mencari tau. Dan kalau benar, dia akan menyingkirkan Satria sekali lagi.

Keduanya pun merencanakan untuk melenyapkan Satria sebelum hari pernikahan mereka.

"Kamu sudah makan?" tanya Ronald.

"Belum," jawab Lusiana.

Keduanya pun keluar dari ruangan tersebut dan hendak pergi mencari makan di restoran. Ronald menggandeng tangan Lusiana didepan karyawannya. Banyak karyawannya yang tidak suka dengan sikap sombong Lusiana itu.

Tapi mereka masih sayang pekerjaan, jadi tidak peduli dengan semua itu.

Lusiana dan Ronald masuk kedalam mobil milik Ronald, keduanya saling tatap lalu tersenyum. Kemudian Ronald pun menjalankan mobilnya.

Saat dilampu merah, keduanya melihat sosok seorang pria yang sangat mirip dengan Satria. Pria itu juga berhenti dilampu merah dengan membawa kotak makanan.

Lusiana dan Ronald saling pandang, lalu keduanya pun memiliki rencana jahat untuk menyingkirkan orang itu.

Ronald melajukan mobilnya saat lampu berubah hijau. Mengejar pengendara motor didepan itu.

Ronald kemudian menghadang pria pengendara motor itu, sehingga pengendara motor tersebut mengerem secara mendadak.

Ronald keluar dari mobil dan berjalan menghampiri pria itu. Karena pria itu memakai helm full face jadi wajahnya tidak kelihatan.

"Turun...!" Bentak Ronald.

Pria itu pun turun dari motornya, lalu membuka helmnya.

"Ada apa tuan?" tanya pria itu.

"Oh tidak, tidak ada apa-apa," jawab Ronald.

Karena pria itu bukan Satria, hanya postur tubuhnya mirip dengan Satria yang dulu saat masih miskin.

Dengan perasaan malu setelah membentak orang, Ronald kembali ke mobil dan menancap gas agar segera pergi dari tempat itu.

Pria tadi masih merasa bengong, kenal tidak, apapun tidak langsung kena bentak.

"Sinting," gumam pria itu lalu melanjutkan mengantar pesanan pelanggannya.

Sementara didalam mobil, Ronald menggerutu kesal karena salah orang. Jadi keduanya menduga kalau Mamanya itu juga salah orang.

"Mungkin Mama juga salah orang, gak mungkin Satria masih hidup," kata Lusiana.

"Sudah, gak usah pikirkan pria pecundang itu," ucap Ronald.

Kemudian keduanya pun terdiam. Hingga pada akhirnya mereka tiba ditempat yang mereka tuju.

Setelah memarkirkan mobilnya, Ronald segera keluar dan membuka pintu mobil untuk Lusiana. Lusiana tersenyum manis dengan perlakuan kekasihnya itu.

Keduanya masuk dan disambut ramah oleh pelayan restoran tersebut. Keduanya menyewa ruangan VIP agar tidak ada yang menggangu. Setelah memesan makanan, pelayan pun segera menyiapkan pesanan mereka.

15 menit kemudian pesanan mereka pun tiba, Ronald memberikan tips kepada pelayan dan berpesan agar tidak ada seorang pun masuk. Pelayan hanya patuh saja dan segera pergi dari ruangan itu.

*

*

*

Terpopuler

Comments

niktut ugis

niktut ugis

udah di cerai kan ngapain masih riweh sama satria klu mau nikah ya tinggal nikah aj Mpok

2024-10-10

2

Tiger Man

Tiger Man

paaayaaahhhh ceritanya

2024-09-08

1

Agus Susanto

Agus Susanto

iya itu bnr harus pnya kuda

2024-08-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!