*
*
*
Satria tiba di rumah Fisya, penjaga gerbang membukakan pintu untuk tuan mudanya itu. Kemudian mereka menunduk hormat kepada Satria. Satria hanya mengangguk sebagai balasan. Kemudian iapun masuk. Pelayan membukakan pintu untuk Satria.
"Kemana Fisya, bik?" tanya Satria.
"Nona ada diruangan melukis," jawab pelayan.
"Terima kasih bik," ucap Satria. Kemudian pelayan mengantar Satria kedepan pintu ruangan tersebut.
Satria pun masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dan mendapati Fisya sedang melukis. Fisya tidak menyadari kedatangan Satria.
Fisya menoleh saat mendengar langkah kaki mendekati dirinya, kemudian ia tersenyum saat melihat orang yang datang adalah Satria.
"Ini," ucap Satria menyerahkan barang bawaannya.
Fisya menyambutnya dengan senang hati. Dibukanya kotak tersebut dan senyumnya mengembang. Matanya berbinar saat melihat alat lukis yang Satria bawa.
Kemudian Fisya membuka yang satunya lagi, ternyata cemilan yang Satria beli tadi di supermarket.
"Terima kasih," ucap Fisya dalam bahasa isyarat.
"Sama-sama. Mulai sekarang kamu tidak perlu memesan lagi. Aku yang akan membelikan nya untukmu. Bilang saja warna yang kamu inginkan," ucap Satria.
Fisya mengangguk dan menunjukkan warna-warna yang akan ia gunakan untuk melukis nantinya.
"Baiklah, besok aku beli yang baru," ucap Satria.
Fisya nampak berbinar senang. Tanpa sadar ia memeluk Satria. Satria yang dipeluk hanya diam saja. Kemudian Fisya melepaskan pelukannya dan tersenyum kikuk. Antara malu dan senang.
"Maaf," ucap Fisya mengeluarkan suaranya.
"Kamu bisa bicara?" tanya Satria.
Fisya yang tersadar pun mencoba lagi untuk berbicara, "Ka-kakak," ucapnya.
Meskipun masih terbata-bata, tetapi sudah bisa mengeluarkan suara. Satria teringat saat mereka disekap. Saat Fisya berteriak karena ketakutan, juga mengeluarkan suara. Dan kali ini saat Fisya senang dan bahagia juga bisa mengeluarkan suaranya.
"Aku janji akan selalu membuatmu bahagia," batin Satria.
"Kamu pasti akan bisa sembuh," ucap Satria mengelus kepala Fisya.
Fisya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian ia berbicara lagi dalam bahasa isyarat. Mungkin karena sudah terbiasa, bertahun-tahun lamanya selalu menggunakan bahasa isyarat.
"Aku pulang, lanjutkan pekerjaanmu," pamit Satria. Fisya mengangguk.
"Besok aku datang lagi," ucap Satria.
"I-iya," jawab Fisya.
Fisya mengantar Satria hingga depan rumah. Satria melambaikan tangannya dan dibalas oleh Fisya. Kemudian Satria pun pergi dari situ.
Satria sudah menghilang dari pandangan Fisya, barulah gadis itu masuk kedalam rumah dan melanjutkan melukisnya.
Ditempat lain...
Lohan mendatangi kediaman Shun penguasa wilayah timur. Lohan ingin mengajak Shun bekerjasama untuk menguasai wilayah selatan. Dan sekaligus menghancurkan Satria.
"Ada tujuan apa penguasa wilayah tengah datang kemari?" tanya Shun.
"Saya datang kemari untuk menyampaikan berita penting," ucap Lohan mulai memprovokasi Shun.
"Berita penting?" tanya Shun.
"Benar Yang Mulia. Penguasa wilayah selatan ingin menyerang wilayah timur. Dan menguasai wilayah Paduka," ucap Lohan.
"Apa alasannya? Sedangkan kami tidak pernah bersinggungan dengan wilayah selatan?" tanya Shun.
"Paduka tidak tau? Kalau penguasa wilayah selatan yang dipimpin oleh Satria adalah seorang penguasa yang haus akan tahta?" Lohan mulai memprovokasi Shun dan mengadu domba kedua belah pihak.
"Kalau memang wilayah selatan haus tahta? Mengapa tidak dari dulu? Malah dia menyelamatkan kami semua waktu itu," tanya Shun.
"Itu hanya triknya saja, dia bermuka dua Yang Mulia," kata Lohan.
"Hmmm. Terima kasih atas peringatan anda Yang Mulia Lohan. Saya akan bertindak jika memang dia ingin bermusuhan dengan saya," ucap Shun.
Lohan tersenyum puas, kali ini ia pasti bisa menghancurkan wilayah selatan. Karena dari dulu Lohan ingin menguasai wilayah selatan itu.
"Sekarang aku akan mencari sekutu yang lain," batin Lohan.
Lohan pun segera pergi dari kediaman Shun. Istri Shun yang bernama Shin mendekat. Dan duduk disamping suaminya.
"Suamiku," sapa Shin. Shun menoleh dan tersenyum.
"Jangan bertindak gegabah, bukankah kita tidak pernah bersinggungan dengan wilayah selatan?" tanya Shin.
"Hmmm, kamu benar sayang, bahkan kita dulu berteman baik dengan ketua mereka. Tapi sekarang ketua penguasa wilayah selatan sudah berganti yang baru. Sebab itu aku harus berhati-hati," jawab Shun.
"Suamiku benar, bagaimana dengan acara itu nanti? Maksudku, apa itu perlu?" tanya Shin.
"Tentu sayang, pesta itu adalah penyambutan kamu dan anak kita yang sudah kembali," jawab Shun.
Ya besok malam adalah pesta penyambutan kembalinya ratu dan pangeran mahkota. Yang sudah hilang beberapa tahun lalu karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab.
Semua itu karena dengki, dan pelakunya adalah saudara Shin sendiri yang ingin memiliki suaminya. Tapi semua terungkap sehingga saudara istrinya itu dih**um mati.
Sementara Satria sudah tiba didepan rumahnya, ternyata sudah ada Dewi yang sedang menunggunya diluar rumah. Padahal pelayan sudah menyuruhnya untuk menunggu didalam rumah.
"Ada perlu apa?" tanya Satria to the point.
"Tuan muda diundang oleh Yang Mulia Shun, pesta untuk menyambut kepulangan istri dan anaknya," jawab Dewi.
"Baiklah, siapkan pakaianku untuk besok malam," titah Satria.
"Baik tuan muda," jawab Dewi.
"Dan kalian harus bersiap-siap, untuk kemungkinan yang tidak kita inginkan," ucap Satria.
"Baik tuan muda." Dewi pun segera pergi setelah mendapatkan kode dari Satria.
Satria pun masuk kedalam rumah, kedua pelayannya sudah kembali bekerja.
"Tuan muda mau makan?" tanya pelayan.
"Aku mau mandi terlebih dahulu, seharian belum sempat mandi," jawab Satria.
Pelayan pun menunduk hormat dan berlalu dari hadapan Satria. Satria pun masuk kedalam kamarnya.
Didalam kamar mandi, Satria melepaskan pakaiannya satu persatu sambil mengisi air dalam bathtub.
Setelah hampir penuh, Satria pun berendam. Tapi sebelum itu Satria terlebih dahulu memberikan sabun cair kedalam bathtub tersebut agar wangi.
Satria berendam, agar tubuhnya merasa rileks. Setelah setengah jam, Satria pun keluar dari dalam bathtub dan membilas tubuhnya dibawah shower.
Selesai mandi, Satria berganti pakaian lengkap. Dan turun kebawah untuk makan malam. Satria minta ditemani pada kedua pelayannya.
Awalnya mereka menolak karena tidak enak, tapi karena desakan dari Satria, merekapun menurut.
"Bagaimana keadaan kalian?" tanya Satria.
"Sudah sembuh tuan muda, dan kami sudah bisa bekerja seperti biasa," jawab kedua pelayan itu.
"Aku akan siapkan penjagaan ketat saat aku tidak dirumah nanti, aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi," ucap Satria.
"Tidak perlu tuan muda, kami juga bisa beladiri. hari itu adalah hari naas kami, jadi kami kalah," kata pelayan itu.
"Terserah kalian sajalah," ucap Satria akhirnya.
Satria pun melanjutkan makannya, sampai selesai makan tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Satria langsung kembali kekamarnya. Karena sudah selesai makan. Satria kembali melihat undangan tersebut yang tadi diberikan oleh Dewi.
"Apa aku akan bertemu lagi dengan anak itu?" gumam Satria.
Satria meletakkan undangan tersebut, tanpa undangan itu mereka tidak akan bisa masuk ke pesta tersebut.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PANGERAN MAHKOTA KENAL DGN SATRIA, KRN SATRIA SERING KASIH IKAN..
2024-08-06
2
Sulaiman Efendy
PANGERAN MAHKOTA KENAL DGN SATRIA, KRN SATRIA SERING KASIH IKAN..
2024-08-06
5
Imam Sutoto
very good job Thor lanjut
2024-02-29
5