Dritt.. Dritt..
Tiba-tiba panggilan masuk dari ponsel Zheren. Ia yang masih berpura-pura pingsan tidak mungkin tiba-tiba bangun lalu mengangkatnya, jadi Zheren mengabaikan panggilan itu.
Sementara itu, Stecy tidak bisa mengbaikan suara yang terus mengganggu keheningan kamarnya. "Sepertinya dari ponsel Zheren?" Stecy terpaksa merogoh saku celana Zheren lalu mengeluarkan ponselnya.
Ia lalu melihat siapa pemilik panggilan. "Stive?" Ia bingung, siapa Stive? Dilihat dari kedekatan mereka, Stecy pikir tidak ada sesuatu yang tidak ia ketahui tentang Zheren. Tapi kali ini, siapa Stive? Meski terlihat seperti nama seorang pria tapi rasanya masih kesal, karna ternyata ada seseorang yang belum Zheren kenalkan padanya.
Dengan penasaran Stecy lalu mengangkat panggilan itu. Belum sempat ia berucap, Stive malah lebih dulu buka mulut. "Bos, disini ada seseorang." Ucapnya.
"Bos?" Batin Stecy kembali bertanya. Ia dibuat makin bingung, kenapa pria itu memanggil Zheren bos? Apa pria bernama Stive ini seorang kacung? Tapi Zheren tidak mungkin memiliki seorang kacung dilihat dari kepribadiannya yang menurut Stecy 'sangat lembut'
"Sia-lan! " Zheren dengan cepat menyambar ponsel di tangan Stecy, lalu ia perlahan bangun. "Sty.. Apa ini ponselku? Siapa yang menelpon?" Ia bertanya sambil memegang kepalannya, berlagak seakan masih merasa pusing.
"Stive. " Jawab Stecy singkat. Ia masih bingung, kenapa pria bernama Stive itu memanggil Zheren bos? Tapi ia tidak berani bertanya karna takut hal itu bersifat privasi.
"Maaf.. Aku akan mengangkatnya di luar." Zheren perlahan beranjak dari ranjang, melangkah keluar dari kamar.
"Ada apa?" Tanya Zheren, nada bicaranya terdengar kesal. "Bos, disini ada Davis." Jawab Stive.
Zheren terkesiap, ia lalu menghela napas panjang sesaat. "Apa yang kakakku lakukan disana?" Tanya Zheren setengah berbisik sambil melirik pintu, takut Stecy tiba-tiba muncul.
"Katanya ingin melihat bos."
"Apa?!" Zheren memekik terkejut, alasan sepele macam apa itu? "Jangan menelponku lagi, usir saja dia." Zheren dengan cepat mengakhiri panggilan itu lalu kembali pada Stecy.
Ia membuka perlahan pintu kamarnya, dan disana terlihat Stecy yang tengah berbaring. "Sty? Apa kamu tidur?" Zheren mendekat, memastikan kesadaran Stecy.
"Tidak." Stecy menjawab, ia kembali bangun dari baringannya, lalu beringsut mendekati Zheren.
"Zhe.. "
"Apa?" Zheren menyeka rambut Stecy yang menutupi setengah mata coklatnya. "Katakan saja Sty.." sambungnya sambil menyungging senyum tipis.
"Kamu.. Siapa kamu sebenarnya?" Stecy sedikit mendongak menatap Zheren. Berharap Zheren bisa benar-benar jujur padanya kali ini.
Zheren sontak terkejut, pertanyaan itu sangat tidak terduga. "Aku.." Ia bingung, apa yang harus menjadi jawaban?
"Aku Zheren, seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan, lalu menjadi mahasiswa di Georgia university." Ia akhirnya menjawab, tapi jawaban itu sudah menjadi pengetahuan pokok bagi Stecy.
"Lalu, bagaimana dengan keluargamu?" Ia kembali bertanya.
"Aku tidak punya." Lagi-lagi jawab yang sama keluar dari mulut Zheren.
Stecy tersenyum pasrah. Ia sudah sangat muak dengan jawaban yang terus sama. "Aku harap kau bisa jujur padaku suatu hari nanti Zhe.."
Zheren seketika terdiam, ia hanya menunduk tanpa bisa menjawab Stecy. "Tidurlah disini, aku akan tidur di sofa." Stecy beranjak dari ranjangnya, berniat pergi ke ruang tamu.
Tapi langkahnya terhenti kala Zheren menggapai pergelangan tangannya. "Apa lagi?" Ia menoleh.
Zheren mendongak menatap Stecy yang tengah berdiri. "Stecy.. Kau tau cerita tentang hilangnya tuan muda kedua keluarga peterson 12 tahun lalu? "
Stecy terdiam bingung, kenapa tiba-tiba membahas anak konglomerat? Ia memang pernah mendengar hilangnya tuan muda itu saat ia berusia 8 tahun.
"Aku pernah mendengarnya saat kecil." Stecy menjawab. "Tapi tuan muda itu tidak ditemukan sampai sekarang. Kalo tidak salah namanya.. Zarachy Peterson?" Stecy mulai mengingat, yang ia ingat nama tuan muda itu terdengar seperti bangsawan zaman dulu.
"Iya, tuan muda Zarachy.. " Saut Zheren sambil ikut berdiri. Setelahnya ia sedikit menunduk menatap Stecy yang setinggi pundaknya. "Kenapa membahas orang hilang saat ini?" Stecy kembali bertanya.
"Zarachy peterson, itu aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Stefany
author hobi banget bikin pembaca penasarann
2024-01-17
3