"Lihat, ini sudah selesai. Jadi berhenti sembunyi seperti itu. " Stecy mengusap lembut rambut Zheren, lalu perlahan mengangkat kepalanya.
"Apa sudah selesai? Kenapa cepat sekali? "Tanya Zheren, ia menatap kedua lengannya yang sudah di balut perban dengan rapih.
"Iya sudah selesai. Kau harus tidur sekarang. " Stecy beranjak dari duduknya untuk menyimpan kotak P3k dan air hangat yang sudah berubah jadi warna coklat.
Ya, luka s4yatan Zheren cukup dalam dan membuat ia mengeluarkan darah terus menerus.
"Apa kita tidur bareng? " Zheren kembali bertanya, terlihat penuh harapan di matanya.
"Kau tidur di sofa. " Jawab Stecy lugas.
"Tega sekali, padahal aku seorang pasien." Zheren memelas sambil mengusap matanya yang perlahan berair. Benar-benar bermuka dua.
"Disini juga sangat dingin, aku gak pake baju." Zheren melanjutkan
Baju kemeja Zheren emang sudah tidak layak digunakan, bukan hanya karna darah, tapi juga memiliki dua robekan di bagian lengan kanan dan kiri.
"Pakai kembali bajumu kalo gitu! Arggh.. Yasudah, kau tidur di kamar dan aku disini. " Stecy kembali duduk di sofa, lalu membaringkan tubuhnya yang berbalut piama pendek.
"Tapi Sty, kau juga pasti kedinginan. Jadi ayo tidur bareng saja. " Ajak Zheren kukuh.
Stecy mengabaikan Zheren yang terus memaksa, lalu perlahan memejamkan mata dan berbalik membelakangi Zheren yang tengah duduk di sofa lainnya.
Sementara itu Zheren terus menatap tajam punggung Stecy, berharap Stecy kembali bangun dan menerima ajakan Zheren.
Siapa yang mau, tidur di ranjang yang sama dengan pria yang telanjang dada.
Zheren menghela nafas berat sebelum ia akhirnya ikut membaringkan tubuhnya di sofa, "Leherku pasti mati rasa besok. Tapi ini lebih baik dari pada tidur di rumah sendirian. " Batin Zheren bergumam.
"Sty.. Aku kedinginan. " Lirih Zheren membual. Memang pembohong handal.
"Pergilah ke kamar. Untuk apa mengikutiku tidur disini. "
Stecy berbalik menatap Zheren yang tengah memeluk tubuhnya sendiri, lalu beranjak dan mendekat. "Kau menang Zhe, ayo pindah. "
Zheren sontak terkejut, matanya melebar dengan pipi yang merona indah. "Kau mau tidur denganku? "
"Iya. "
\=\=\=
"Sekarang tidurlah. pakai selimut itu dan tutupi semua tubuhmu. " Titah Stecy, ia membaringkan kembali tubuhnya diranjang, lalu berbalik membelakangi Zheren.
Gadis polos itu tidak tau, pria dibelakangnya bisa membuat bulu kudu berdiri karna sikapnya diluar.
Sepanjang malam Zheren terus menatap Stecy yang tertidur pulas di sampingnya. Ia bahkan melingkarkan lengannya pada Stecy, lalu mendekapnya di tubuh Zheren yang tanpa busana.
"Kau milikku Stecy, hanya milikku. " Suara parau yang terdengar seperti bisikan, berpadu dengan mata tajam yang seakan mengunci Stecy di dalamnya, membuat Zheren terlihat mengerikan.
Andai gadis lugu itu terbangun, ia mungkin tidak bisa lari.
Pagi harinya..
Klantang.. Cress..
"Ugh.. suara berisik apa itu? Dimana Zheren? " Stecy perlahan mengusap kedua matanya, lalu beranjak. Mencari sumber suara perabot dapur yang beradu dengan keras.
"Pagi Sty.. Bagaimana tidurmu? " Sumber suara itu berasal dari Zheren yang tengah memasak seorang diri di dapur.
"Apa yang kamu lakukan Zhe? Bagaimana jika terluka lagi? " Stecy mendekat, lalu menilik sesuatu yang berada di dalam katel.
Ia terperanjat melihat nasi dan beberapa iris daging di dalamnya, ditambah irisan sayur brokoli, cukup terlihat mengesankan.
"Wow, kamu jago masak ternyata Zhe. "
"Haha.. Sebenarnya aku hampir gila karna membaca resepnya. " Batin Zheren bergumam.
"Ini sudah hampir matang, tunggu saja di meja makan Sty, aku akan mengantarkannya. " Zheren perlahan mendorong Stecy menjauh dari kompor, lalu mendudukannya di meja makan.
"Haha.. Lucunya.." Stecy bergumam
Tentu lucu, melihat pria kekar yang dadanya hanya ditutup apron berwarna kuning.
"Pesanan datang. Untuk nona cantik yang disana, saya menyiapkannya khusus dengan tomat yang dibentuk love. " Ucap Zheren sambil membawa nampan berisikan nasi goreng dan disert.
Stecy lagi-lagi dibuat tergelak dengan kelakuan sahabatnya. "Terimakasih tuan Chef."
"Bagaimana rasanya? " Tanya Zheren sambil berbinar-binar penuh harapan.
Stecy mulai memakan suapan pertama lalu mulai menggunakan indra perasanya, "A-ASIN BANGETT! " Batin Stecy berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
fllw ig: @Mlniptriii__
heh😭🤣🤣
2024-01-14
1
Stefany
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-01-04
0