Stecy termangu sesaat, ia bingung. Apa ini? Tiba-tiba bertanya hal yang tidak masuk akal?
Sementara Zheren, ia masih menatap Stecy dengan tatapan kosongnya. Entah apa yang ia harapkan dari jawaban Stecy, tapi raut wajahnya terlihat penuh harapan.
"Apa maksudmu? Jangan membuatku takut Zhe." Tutur Stecy
Zheren menyungging senyum manis sesaat, ia lalu mendongak perlahan. "Aku hanya penasaran, jadi apa jawabanmu?" Zheren balik bertanya diiringi senyum tipis.
Stecy kembali dilanda kebingungan, ia bingung jawaban apa yang Zheren inginkan. "Jika kau seorang penjahat.." Stecy mengehla napas panjang sesaat, "Aku mungkin adalah orang yang paling membencimu."
Deg
Suara yang selalu mendayu lembut di benak Zheren kini terasa seperti es runcing yang menusuk.
Ia hanya merenung, kata-kata Stecy terus terngiang di benaknya. "Jadi kau akan pergi Sty?" Ia kembali bertanya
"Tentu saja." Lagi-lagi suara lembut itu terasa seperti petir yang menyambar di siang bolong.
Zheren menunduk dalam, matanya mulai menyipit. "Salahku karna bertanya." hatinya berbisik perih.
"Kenapa kamu menanyakan hal itu tiba-tiba Zhe?" Stecy melanjutkan.
Zheren tersentak, lalu di detik selanjutnya ia terkekeh geli. "Hanya ingin menggodamu."
Stecy menghela nafas lega, pikiran negatifnya tentang Zheren seketika ciut. Ia langsung percaya bahwa itu hanya salah satu cara Zheren menggodanya. Benar-benar gadis polos.
"Meski kamu mengatakan bahwa kamu seorang penjahat, aku tidak akan percaya sebelum melihatnya langsung." Tutur Stecy.
"Kenapa begitu? Apa aku tidak cocok jadi penjahat?" Zheren mengangkat ujung alisnya sambil beringsut mendekati Stecy.
"Entahlah, kamu sangat tampan seperti pangeran di negeri dongeng. Sangat disayangkan jika kamu seorang penjahat." Kini giliran Stecy yang menyungging senyum manis, matanya yang redup nan polos itu menatap lurus ke arah Zheren.
Membuat jantung yang tadinya terasa ditusuk es runcing, seakan es itu langsung meleleh bebarengan dengan hatinya.
"Kau benar-benar.." Zheren memalingkan wajahnya yang kini merona, tidak mau tertangkap basah mengagumi paras cantik Stecy.
"Ah, sudah cukup tentang itu. Aku ada latihan sebentar lagi!" Stecy langsung beranjak dari duduknya, berniat pulang dan berganti pakaian.
Stecy Eglantine, mahasiswi S2 tahun pertama. Ia memang memiliki cita-cita untuk menjadi aktor di film atau teater.
Karna itu Stecy mengambil jurusan Performing Arts untuk mengejar karirnya. Sementara Zheren, ia mahasiswa S2 tahun terakhir. Berbeda dengan Stecy, Zheren lebih terampil dalam melukis. Membuatnya mengambil jurusan yang berbeda dengan Stecy yaitu seni rupa.
"Tunggu Sty.." Langkah Stecy terhenti kala lengan Zheren menyambar pergelangan tangannya. "Ada apa Zhe?" Ia menoleh
Zheren ikut berdiri, memegang kepala Stecy yang masih sedikit basah karna lupa ia keringkan. "Setidaknya keringkan dulu rambutmu Sty.. " Lagi-lagi suara parau lelaki itu membuat Stecy terdiam.
"Oh.. Aku lupa." Ia menunduk, malu karna tidak sadar akan rambutnya yang basah dan berantakan. Untung saja tidak ada handuk yang masih menempel dikepalanya. "Aku akan mengeringkannya dirumah saja."
"Disini saja, aku akan membantumu. " Zheren mengulum senyum, menatap mata coklat Stecy yang memancarkan kepolosan dari hatinya. "Tunggu disini." Ia lalu pergi menuju kamarnya, mengambil hair dryer lalu kembali.
"Cepat duduk disini." Zheren menyuruh Stecy untuk kembali duduk di sofanya. "Baik.." Stecy dengan patuh duduk kembali.
Frrrrr..
Zheren mulai mengeringkan rambut Stecy, membuat gadis itu terkekeh geli. "Rasanya nostalgia ya Zhe.."
"Kupikir juga begitu. Bedanya dulu rambutku yang kamu keringkan." Zheren balas tersenyum tipis.
Kehangatan yang muncul karna hair dryer, ditambah tangan Zheren yang mengusap lembut rambut Stecy, membuat hati Stecy menari-nari. Entah karna kebahagiaan atau rasa suka yang mulai tumbuh.
"Dengan siapa kamu akan berlatih?" Tanya Zheren tiba-tiba. Raut wajahnya mulai menunjukkan rasa penasaran.
"Emm.. Darwine, Emilie, senior robert, lalu.. " Stecy terhenti, jari-jari yang ia mainkan untuk menghitung ikut terdiam, ia mulai mengingat. "Senior Gavin.. Dan.. Seila."
Zheren merengut, "Sepertinya lebih banyak pria daripada wanita ya? " Ia menyipit diiringi senyum miring.
"Ya.. Kupikir begitu. " Lirih Stecy, ia tidak sadar akan Zheren yang kini merengut kesal. "Oh, dan senior Duke juga akan ikut serta dalam latihan kali ini. "
"Apa?!" Zheren memicingkan mata tegas. Rahangnya mulai mengeras disusul kedua tangan yang mengepal kuat.
Untungnya Hair dryer itu tidak ikut pecah karna kepalan kuat Zheren. Hanya hatinya saja yang terasa pecah.
"Duke? Memangnya Duke dari jurusan akting? " Zheren merengut. Ia tahu sendiri Duke masuk jurusan Seni rupa, kenapa tiba-tiba ikut latihan?
"Dia hanya ingin melihat. Karna tidak ada sutradara, jadi kau juga bisa ikut Zhe.." Stecy mendongak berharap Zheren memang bisa melihat ia yang latihan akting.
"Jangan mendongak. Bagaimana jika hair dryer ini mengenai wajahmu?!" Zheren menekan perlahan kepala Stecy, membuat ia kembali menunduk. "Oke, aku ikut."
"Benaran Zhe?! " Stecy kembali mendongak, menatap Zheren dengan mata coklatnya yang kini berbinar-binar. "Hei, sudah kubilang jangan mendongak!" Zheren dengan cepat mematikan hair dryernya, menyimpannya diatas meja lalu kembali menatap tegas Stecy.
"Kamu beneran ikut Zhe? Kamu biasanya sibuk di akhir pekan."
"Aku tidak sibuk hari ini." Zheren membungkuk, menurunkan tangannya dari kepala, kemudian meletakkannya di pundak. "Sebenarnya hari ini aku cukup sibuk, tapi.. Jika membiarkan Duke dan Stecy berada di ruangan yang sama, itu membuatku tidak tenang." Batin Zheren
"Aku akan pulang sekarang lalu berganti pakaian, kamu juga bersiaplah Zhe.." Stecy kembali beranjak dari duduknya, lalu mulai melangkah pergi.
Zheren hanya menghela nafas panjang melihat Stecy pergi dari hadapannya dan menghilang di balik pintu.
\=\=\=\=\=\=
Setelah 30 menit bersiap Stecy mendapat pesan dari Zheren bahwa ia sudah menunggu di tempat parkir.
Stecy dengan cepat menghampiri Zheren, lalu seperti biasa ia melambai. "Zheren..!" Kebiasaan lucu itu memang tidak bisa hilang.
"Kau akan latihan dengan baju terbuka seperti ini?" Ia merengut kala Stecy masuk ke dalam mobil dengan pakaiannya yang terlihat kurang bahan.
"Biasanya aku memang selalu memakai baju seperti ini saat latihan." Stecy balas meringis.
"Apa?!" Raut wajah Zheren terlihat dingin, bahkan kilat tajam matanya membuat Stecy menggigil. "Pakai ini!" Ia dengan cepat melepas jaketnya, lalu memakaikannya pada Stecy.
Stecy termangu, "A-apa yang kau lakukan? Aku punya kebebasan dalam berpenampilan!" Tentu saja Stecy merasa geram dengan tingkah Zheren yang tiba-tiba posesif. "Sty.. Aku hanya.." Zheren beringsut mendekati Stecy, tapi Stecy justru menghindar membuat hatinya mencolos. "Aku minta maaf.." Ia lalu kembali menjauh, menyalakan mesin mobilnya, lalu mulai melaju.
\=\=\=\=
Mereka tiba di Georgia University, memarkir mobil, menyusuri lorong lalu tiba di ruangan tempat jurusan performing arts.
"Zhe.." Stecy berbalik menatap Zheren yang tengah mengikutinya dari belakang. "Aku minta maaf karna tadi membentakmu. Aku akan memakai ini, jadi kau tidak perlu khawatir lagi." Stecy mengulum senyum sambil memakai jaket Zheren yang ia bawa di tangannya.
Zheren terkesiap, matanya melebar, diiringi hati yang berdegup kencang bak lonceng diatas menara.
"Ayo masuk." Stecy menarik tangan Zheren yang tengah termangu. "Hello guys!" Sapa Stecy sambil membuka pintu, sementara Zheren mengikutinya dari belakang.
"Hi Stecy..!"
"Siapa di belakangmu?"
"Waahh, bukankah itu senior Zheren dari fakultas seni?"
Zheren hanya mengulum senyum menanggapi tingkah para juniornya. "Aku ikut karna Stecy yang meminta, jadi tolong izinkan aku untuk melihat latihan kalian."
"Tentu Senior!"
"Hei Zheren, kau juga kemari ternyata." Ucap Duke yang tiba-tiba muncul dari belakang.
"Ya. Stecy memintaku untuk ikut, jadi tentu tidak ada penolakan." Zheren balas tersenyum miring.
"Kalian masih terlihat sangat akrab, benar-benar bikin iri." Duke memegang pundak Zheren lalu mengajaknya masuk lebih jauh.
"Kau yang membuatku iri Duke. Aku memang selalu ada untuk Stecy, tapi kau yang memenuhi hatinya." Hati Zheren berbisik perih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
𝄞❤️⃟Wᵃfꪖỉ ꪑỉƙꪮ🗡🏠⃟✨࿐
udah tau bakal sakit kalo nanyae itu, kenapa masih nanyae sih bang Zhee🤧
2024-06-08
1
Stefany
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2024-01-13
0