Stive menunduk dalam, ia dan Mikro memang orang yang paling tau tentang Zheren. "Apa gas itu sangat beracun?" Zheren kembali bertanya.
"Tidak bos, sepertinya pria itu hanya ingin membuat mereka pingsan sementara." Jawab Stive, jika hanya ingin membuat anak buah Zheren pingsan, lalu kenapa Stive dan Mikro malah mendapat tem-ba-kan?
"Lalu kenapa lukamu beda sendiri?" Memang membingungkan.
"Itu karna gasnya tidak terlalu mempan pada saya dan Mikro bos, karna itu dia me-nem-bak saya." Perjelas Stive, sementara Mikro masih terkapar tak sadarkan diri dengan beberapa memar di bagian wajahnya.
"Pergilah ke rumah sakit, lalu bawa Mikro bersamamu. " Zheren kemudian melangkah pergi. "Dan satu lagi, ganti kaca bolong itu."
"B-baik bos."
Zheren berjalan sambil terhuyung disepanjang lorong, bahkan di dalam Lift ia hampir terjatuh. Beberapa memar di wajah, lalu cucuran da-rah di bagian dahi dan atas kepala membuat ia terlihat seperti Zombie. Yah, Zombie tampan memang terkadang ada.
Zheren berjalan memasuki mobil sport miliknya, menyalakan mesin, lalu melaju dengan cepat. Tapi seperti biasa, dia malah kembali pada Stecy.
...***...
"Sty.." Suara parau itu kembali mengudara di balik pintu apartemen.
Tidak butuh waktu lama seorang gadis cantik keluar, lalu tentu ia sangat terkejut melihat sesosok Zombie tiba-tiba ada di luar kamarnya. "K-kau.. Zheren?" Ia sedikit menjauh kala melihat sosok Zheren yang benar-benar tidak terlihat seperti manusia.
Matanya melebar, ia melongo. Bagaimana tidak, tiba-tiba Zheren muncul dengan banyaknya da-rah di wajah dan tangannya.
"Stecy.. Izinkan aku tidur disini lagi malam ini." Pinta Zheren.
"Ya ampun!" Stecy menutup mulut tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. "Apa yang terjadi? Apa kamu mengalami kecelakaan?" Ia bertanya diiringi wajahnya yang kini masih melongo.
"Aku di rampok lagi." Jawab Zheren membual. Bisa-bisanya ia dirampok setiap hari.
"Lagi? Apa yang mereka ambil darimu sekarang?" Stecy menelisik setiap inci dari Zheren, tapi kali ini ia tidak melihat adanya luka sa-ya-tan.
Memang tidak di sa-yat tapi di pu-kul habis-habisan.
"Mereka mengambil sepatuku." Sepatu kulit buaya Zheren memang bernilai ratusan juta, tak ayal jika memang di rampok.
Stecy melirik ke bawah, memastikan apa sepatu Zheren masih terpasang atau tidak, tapi memang benar Zheren datang tanpa alas kaki. "Makannya Zhe.. Beli sesuatu yang murah saja. " Stecy menghela napas rendah.
"Sty, aku merasa pusing, izinkan aku tidur disini." Lagi-lagi Zheren menidurkan kepalanya di atas pundak kecil Stecy, membuat Stecy terdorong mundur.
"B-baiklah, ayo masuk." Ia lalu mengangkat kepala Zheren, membingkai wajah Zheren dengan kedua tangannya. "Da-rahmu banyak sekali." Ia menilik da-rah Zheren yang menempel di pundaknya. Tentu banyak karna itu bukan hanya da-rah Zheren. ia tidak tau saja ada pria yang lebih menderita di luar sana karna ulah temannya.
"Oh ya ampun, Sty aku tidak kuat. Ah.. Aku akan jatuh.." Brukk..
Keduanya terjatuh di pintu masuk. Zheren yang berada di atas Stecy tidak bergerak sedikitpun, seakan memang benar ia jatuh pingsan.
"Ugh.. Zhe? " Ia menggo-yangkan pundak Zheren, memastikan kesadaran temannya. Tapi Zheren tidak bergerak, ia hanya mendesir pelan. "Z-Zheren?"
"Anak ini benar-benar!" Stecy mendorong tubuh Zheren, membuatnya terkapar di samping. "Zheren?! Hei.. Bangun!"
Stecy lalu menilik lorong apartemennya, memastikan tidak ada orang yang akan lewat. Ia takut di salah pahami membu-nuh orang.
Setelahnya ia menyeret tubuh Zheren, lalu membaringkannya di ranjang. "Ugh.. Aku harus minta bayaranku saat dia bangun."
Stecy lalu pergi mengambil air hangat juga P3k di dapurnya. Saat Stecy meninggalkan kamar, Zheren si tukang ngibul tiba-tiba membuka mata. "Lucunya.." Ia bergumam sambil berseringai nakal. "Apa dia akan membersihkan tubuhku juga? Aah.. Tolong tahan Dopamine."
Harapan kadang tidak sesuai ekspektasi, Stecy kembali masuk kedalam kamarnya sambil membawa kotak P3k dan air hangat. Tapi ia hanya membersihkan wajah Zheren. Bahkan baju Zheren tidak Stecy sentuh sedikitpun.
"Apa ini? Dia tidak membersihkan tubuhku? Padahal diperutku ada bekas kaki pria perak tadi. " Kesal Zheren dalam hati.
"Kenapa dia sering sekali dirampok? Apa dia berbohong dan ternyata terlibat perkelahian antar kampus?" Stecy bergumam. Memang tidak bisa dipercaya kata-kata Zheren.
"Atau.. Apa dia mengambil istri seorang paman dan mendapat pu-ku-lan? Biasanya tenaga om-om memang mengerikan." pikirannya terus menjelajah, tapi tidak ada satupun yang benar.
"Jangan ketawa, tolong jangan ketawa!" Zheren terus menahan rahangnya untuk tidak terbuka sampai terasa sakit rahang itu karna dipaksa bertahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Stefany
Stecy emang lucu banget Zhe/Smile//Smile/
2024-01-16
2