"Mau makan dimana Sty?" Tanya Zheren, ia mulai mengemudi keluar bangunan.
"Emm.. Di dekat kampus saja yang biasa kita makan." Jawab Stecy
"Oke. "
\=\=\=\=
Sesuai keinginan Stecy, mereka tiba di tempat makan kecil berdekatan dengan kampus Georgia univercity, tempat mereka kuliah.
Mereka masuk, lalu memesan dua porsi makanan berkuah.
"Mau duduk dimana Sty?" Zheren kembali bertanya sambil membawa dua sup panas di tangannya.
Stecy melihat sekeliling, mencari meja yang kosong. Lalu ia dapati dua kursi tersebut di sudut ruangan.
"Di situ kosong Zhe, "
Mereka berjalan menuju meja tersebut, tapi langkah Stecy terhenti kala ia melihat preman yang sibuk makan di samping meja yang ia tuju.
Preman itu bertubuh besar dan tinggi. meski tengah menunduk, ia masih terasa menakutkan.
"Ada apa? " Tanya Zheren, ia yang dari tadi membawakan sup panas Stecy tentu ingin cepat menurukannya.
Meski terlihat kekar, tapi jika terlalu lama memegang sesuatu yang panas pasti terasa melepuh.
"T-tidak, ayo.. " Stecy kembali melangkah kaku.
Zheren sadar akan Stecy yang terlihat gugup, ia lalu mencari sumber dari rasa gugup Stecy.
Memang pria peka, mata Zheren langsung tertuju pada preman di samping mejanya, lalu menilik tajam pria tak berdosa itu.
"Luruskan pandanganmu Stecy, apa yang kau takuti dari pria gendut ini? " Celetuk Zheren tepat kala ia berjalan melewati preman tadi.
Benar-benar berani, tiba-tiba mencari masalah dengan preman kompleks.
Stecy langsung bergidik, melihat kelakuan Zheren yang diluar prediksi. Jantungnya terasa hampir copot, kaki Stecy yang ia langkahkan dengan hati-hati terasa lemas.
Preman itu terdiam, yang tadinya sibuk menyeruput mie, langsung membatu. Siapa yang tidak kesal, tiba-tiba di olok padahal tidak melakukan apapun.
"Z-Zhe.. Kau ini.. A-apa yang kau katakan? P-pria gendut mana maksudmu? Disini kan t-tidak ada pria gendut. " Stecy terbata-bata saking gugupnya, ia takut preman itu bukannya adu mulut, melainkan langsung adu fisik.
Pergelangan tangan Zheren yang sudah mati rasa karna dua mangkuk di tangannya tiba-tiba gemetar, membuat ia menumpahkan sedikit sup tepat di pundak preman tadi.
"Oh, maaf aku tidak sengaja." Ucap Zheren
"ARrgghhh.." Stecy hanya bisa menjerit dalam hati. Ia lalu mencubit sedikit lengan Zheren yang berbalut jaket tebal karna kesal.
Siapa yang tidak kesal, tiba-tiba kesialan seakan mengikuti Stecy. Ia benar-benar terasa terombang ambing di laut lepas.
"Sakit Sty, kau tau kan lukaku belum sembuh?" Zheren memelas, siapa peduli dengan lukanya sekarang ini.
Zheren lalu kembali melangkah, mendekat ke arah mejanya, lalu duduk. Sementara Stecy, ia diambang kebingungan. Manatap Zheren lalu menilik preman, matanya terus bergilir.
"A-anu.. Maafkan teman saya, dia tidak sengaja.." Stecy memutuskan menyelesaikan masalah temannya yang sembrono. Ia sedikit menunduk kala meminta maaf pada si preman.
"Apa-apaan? Kau tidak harus seperti itu Sty, dia bahkan mengabaikannya." Saut Zheren
" Zhe, bagaimana jika dia memukulmu? Aku meminta maaf karna aku takut." Ucap Stecy sesaat setelah ia duduk di mejanya.
Ia menghela nafas lega kala melihat preman itu memang acuh tak acuh terhadap Zheren. Gadis polos itu tidak tau saja, pria dihadapannya seorang preman yang lebih menakutkan.
Sementara Zheren tak bisa berhenti tersenyum saat melihat wajah Stecy yang khawatir. "Kau benar-benar khawatir padaku Stecy?" Zheren mengangkat ujung alisnya, penasaran dengan jawaban Stecy.
"Tentu saja Zhe. kau memang kekar, tapi kau tidak bisa bela diri." Jawabnya yang seketika membuat Zheren tertawa geli.
"Cukup tentang itu, untungnya preman tadi tidak melakukan apapun padamu. Ayo cepat makan dan pulang." Stecy melanjutkan.
Mereka mulai memakan suap demi suap makanan yang tersaji. Tapi beberapa detik selanjutnya, Zheren malah menikmati betapa cantiknya setiap Stecy membuka mulut.
"Ada apa?" Tanya Stecy sambil tersipu, gugup hingga salah tingkah dalam kepolosannya. Bagaimana tidak, ditatap begitu intens oleh pria tampan, dengan mata setajam elang.
"Tidak, lanjutkan saja makanmu--" Zheren terhenti kala melihat preman tadi tiba-tiba menuangkan sisa kuah mie-nya di atas kepala Stecy.
Currr..
"Ops.. Aku tidak sengaja." Ucap preman itu sambil menyeringai kecil.
Stecy melongo kaget, karna tiba-tiba mengucur air dengan warna merah tua, Melewati pipi Stecy, lalu mulai menetes ke atas bajunya.
"Stecy..! Hei kau baik-baik saja? Pejamkan matamu." Pekik Zheren, ia dengan sigap melepas jaket miliknya lalu menggosokkannya diatas kepala Stecy.
"Hei, apa perih? Apa kuahnya panas? Apa itu masuk ke matamu?" Sambung Zheren, ia menatap Khawatir Stecy yang tengah terpejam.
Zheren menjepit dagu Stecy di antara jari telunjuk dan jempolnya, memastikan gadis itu tidak terluka.
Mata Zheren yang dingin seketika membulat, menelisik setiap inci wajah Stecy yang tertutup air keruh.
"Aku baik-baik saja Zhe, aku serius." Stecy mulai menggisik pelan matanya, lalu perlahan membuka indra penglihatannya.
"Pergilah ke toilet, lalu bersihkan rambutmu. " Zheren lalu mengelap wajah Stecy dengan telapak tangannya, menghilangkan kuah mie pedas itu dari wajah Stecy.
"Tunggu aku disini. " Stecy dengan patuh pergi, lalu menilik pelan preman di belakangnya yang tengah melongo, melihat otot diperut Zheren yang terbuka.
Saat Stecy sudah masuk ke area toilet, mata Zheren kembali mendingin. Menatap tajam preman itu sambil mengepal kuat.
"Kau.. " Mata Zheren kembali melebar, "Mau m4ti ya?" Ia secepat kilat melepas pu-ku-lan ke area wajah si preman, membuat preman dengan tubuh tinggi dan besar itu terpental beberapa langkah.
"Ugh.. " Rintihan yang di iringi d4rah mulai keluar dari mulutnya, "Pukulan kecil macam apa itu?" Ia kembali berdiri, memperlihatkan kuda-kuda bela dirinya, lalu mendekat.
"Kau ingin yang lebih besar?" Zheren kembali mengepal, menatap lurus seakan melahap preman itu dengan tatapannya.
Semua mata langsung tertuju pada Zheren yang terlihat liar. Beberapa dari mereka bahkan berniat memotret aksi gila Zheren. Tapi karna pria itu tidak mau terlihat mencolok, ia menyeret preman itu keluar.
"Beraninya kau menyeretku seperti ini!" Preman itu berontak, kala kerahnya di tarik kasar oleh Zheren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
𝄞❤️⃟Wᵃfꪖỉ ꪑỉƙꪮ🗡🏠⃟✨࿐
meuehehhehehe ayoo bang zhee kita belasah preman itu puas"/Applaud//Applaud//Applaud//Bye-Bye//Slight/
2024-06-01
1