Deg
Zheren terdiam, matanya melebar, napasnya langsung terasa sesak seakan ada sesuatu yang men-ce-kiknya. ia mulai berkeringat dingin.
"Lihat? Apa kau lupa namamu dulu U115?" Pria itu menyungging senyum miring, seakan memang sengaja membuat Zheren naik darah.
"Bos! Sadarlah, namamu Zheren! Zheren!" Pekik Stive, berusaha menyadarkan Zheren yang kini mengalami panic attack.
Zheren menoleh, matanya terus berair dan tatapan itu benar-benar mengerikan. "A-aku.." Ia terlihat begitu ketakutan. Meski begitu, ia terus berusaha menutup kembali ingatan yang terus ia kubur selama 10 tahun.
"Aku benar-benar sangat ingat wajahmu saat itu, apa kau tidak ingat siapa aku?" Pria itu terus memprovokasi Zheren yang hampir kehilangan akal sehatnya.
"Bos!" Stive beringsut mendekati Zheren, ia yang kakinya sudah Ter-tem-bak memaksakan diri untuk menyadarkan Zheren kembali. "Sadar bos! Bos!"
"Haa.. Padahal kau objek yang hampir jadi, dan tubuhmu bagus. Tapi seseorang malah menghan-curkan lab-nya, menyebalkan bukan, U115?" Pria itu kembali bangun, lalu berjongkok menatap Zheren yang kini benar-benar terpuruk.
"Diam!" Zheren kembali menatap tajam, disusul rahangnya yang juga kembali mengeras, ia berdiri. "U115? Itu hanya angka keberuntungan." Zheren berseringai, lalu di detik selanjutnya ia me-na-rik rambut pria itu, membuat ia mendongak menatap Zheren diatasnya.
"Angka keberuntungan? Ha-ha.. Kau benar-benar gila. " Pria itu balas seringai angkuh. "Yah, tidak heran kau bisa sekuat ini, tubuhmu kan dimodi--" Pria itu terhenti kala sebuah kepalan tangan meluncur ke arah rahangnya.
Blam..
"Sia-lan, aku benar-benar muak denganmu." Zheren kembali mengepal kuat, lalu pu-ku-lan demi pu-ku-lan menghantam wajah pria itu.
Blam Bukk bakk
Brukk
Pria itu seketika lemas, matanya sudah hampir terpejam tapi ia masih terlihat sombong. "Kau mengacaukan wajah tampanku, Gangster sin-ting." Lagi-lagi seringai angkuh ia tunjukan. Benar-benar keberaniannya patut diacungi jempol.
"Kenapa kau mengacaukan wilayahku?" Zheren kembali me-na-rik rambut pria itu, lalu mendekatkan wajahnya. "Apa kau sedang mencoba bu-nuh diri?"
"Aku hanya ingin bertemu denganmu, U115." Lagi-lagi U115, benar-benar bikin naik darah. Setelah berhasil memprovokasi Zheren ia memasang ekspresi puas.
"Apa mulut sia-lanmu itu harus kuro-bek supaya diam?" Zheren mendesir, ia lalu beranjak dari tempatnya, menatap kaca bangunan yang sudah bolong setengah. Ia mulai berpikir. "Ah.. Niat jahat ini.. "
Zheren menoleh menatap kembali pria itu, lalu mendekat. "Apa yang ingin kau lakukan?" Pria itu terlihat sedikit panik, tapi di detik selanjutnya ia terkekeh geli. "Hei U115, kau pikir--" Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Zheren lebih dulu menarik kerah pria itu lalu me-nye-retnya.
"Diam, atau tuhan tidak akan menerimamu." Zheren membawanya mendekat pada kaca yang sudah terbuka lebar, lalu.. pria berambut perak itu dihempas ke luar bangunan melalui kaca bolong tadi. Dengan santainya Zheren melakukan hal itu, seakan hukum di negara tidak berlaku.
"U11-- Tidak, Gangster sia-lan!!" Pekiknya kala ia terjun dari lantai sembilan. Tapi anehnya, raut wajah pria itu terlihat santai meski nyawanya sedang jadi taruhan.
Sementara itu, Zheren langsung berbalik tanpa melihat bagaimana pria berambut perak itu mendarat. "Hari yang sial. " Zheren mengangkat rambutnya yang terurai sambil mendongak kesal. "Stive, apa hanya kau yang masih hidup?" Zheren mendekat ke arah Stive yang duduk sambil menyandar pada meja.
"Tidak ada yang ma-ti bos, mereka hanya pingsan karna gas." Jawab stive sambil memawang wajah polosnya.
"A-apa?!" Zheren dengan cepat berlari menilik halaman tempat ia me-lem-par pria tadi, tapi anehnya pria itu tidak ada. Entah dia hidup atau ma-ti tidak ada yang tau, kecuali author.
"Sia-lan, apa dia hantu penasaran?" Zheren merengut bingung, padahal jelas-jelas ia me-lem-par pria itu di sana, tapi kenapa tidak ada?
Pikirannya terus bertanya-tanya, sebenarnya siapa sosok pria tadi? Kenapa dia tiba-tiba datang dan mengacau di wilayah Zheren? Kepala Zheren malah makin berdenyut-denyut jika memikirkan hal itu terus menerus.
"Bos, apa kau baik-baik saja?" Tanya Stive tiba-tiba.
"Hm? Apa? " Zheren balik bertanya, bingung dengan pertanyaan anak buahnya. "Tadi.. Bos.." Stive terdengar ragu-ragu.
"Oh, soal U115?" Zheren langsung menyimpulkan. "Aku baik-baik saja. Kau tau sendiri kan, aku memang pernah memiliki sebutan itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Eci Rahmayati
makin seru
2024-02-13
1