bab 18

" Apa ja-janda?" pekik Waluyo merasa terkejut dengan pernyataan putranya.

Namun beberapa detik berikutnya Waluyo menetralkan ekspresinya karena wajah putranya kini tampak murung.

" Iya pah janda." Reza menghela nafas panjang kemudian dia menatap wajah sang ayah dengan begitul lekat.

" Pah apa papah ada waktu untuk mendengar ceritaku mengenai dia?" imbuhnya.

Waluyo tersenyum ramah mendengar pertanyaan Reza.Detik berikutnya Waluyo menepuk pundak Reza.

puk

" Papah ada waktu nak,kalaupun tidak papah akan meluangkan untuk mendengarkan ceritamu.Ayo papah penasaran bagaimana kamu bisa jatuh cinta pada seorang janda.Apa dia begitu cantik,sexy hum hum! " Waluyo menggerak-gerakan alisnya menggoda sang putra.

Mendapati sikap sang ayah Reza mendadak Malu sekaligus ia merasa rindu dengan febby.Membicarakan dia membuatnya teringat pada senyumnya,wajah teduhnya,dan juga kelucuannya.

"Astaga rupanya putraku sudah bukan jatuh cinta lagi tapi sudah ternyungsep cinta." Gumam Waluyo membuat Reza terkekeh.

" Papah bisa aja! Tapi emang betul si Pah,Reza udan ternyungsep cinta senyungsep nyungsepnya.Hahaha ." kelekar Reza.

********

" Hallo jeng! jeng udah sampai kecaffe?" Tanya Hani saat mendapat telfon dari salah satu temannya yang ternyata sudah sampai kecaffe tempat mereka membuat janji.

" Udah jeng,cepet kesini ya sebentar lagi mau dimulai nih." ucap fania dari sebrang telfon.

" Iya jeng maaf ya ,aduh ini tadi mampir dulu."

Jelas Hani namun dia yang sibuk dengan ponselnya sampai tak sadar jika dari arah berlawanan ada sepeda motor dengan kecepatan tinggi.

" Awaaaaas!

Sreeeet

Bruuk

Chiiiiit

" Astaga ,hampir saja.Tante gapapa?"

" I-iya nak,Tante baik-baik aja. " jawab Hani dengan suara tergagap,badan Hani sedikit bergetar mungkin karena terkejut dan ketakutan.

" Syukuralah,tapi Tan lutut Tante terluka itu keluar darah."

" Ssstttt,iya ini sedikit sakit.Gapapa nanti Tante obati dimobil,kebetulan dimobil ada p3k."

" Aku anter ya Tante."

" Iya nak terimakasih,em siapa nama kamu nak? "

"Febby,namaku Febby Tante. Mari Tante." Dengan pelan Febby menuntun Hani menuju kemobilnya.

Febby yang kebetulan sedang jalan-jalan tanpa sengaja melihat Hani yang sedang jalan buru-buru namun dia tak memperhatikan jalan. Diwaktu bersamaan Febby juga melihat pengendara sepeda motor yang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Febby dengan sigap dan gerakan cepat menarik salah satu tangan Hani hingga membuat Hani dan dirinya jatuh menghantam trotoar.

" Bu ibu kenapa?" Tanya sopir setelah Febby dan Hani sampai dimobil.

" Gapapa son,jangan kasih tau bapak atau mas Reza ya kalau ibu begini biar nanti ibu yang kasih tau mereka sendiri.Ibu gak mau mereka hawatir." Ucap Hani memperingatkan sopirnya.

Karena tak mau mendebat akhirnya soni sang sopir hanya bisa menghela nafas dan mengangguk patuh.

" Mari Tante Febby obati dulu lukanya.Takutnya nanti infeksi kalau tidak langsung dibersihkan. "

Febby lantas dengan telaten membersihkan luka dilutut Hani.Setelah itu Febby mengoleskan betadin dengan kapas dan sesekali Febby meniup luka itu dengan lembut karna febby tau itu pasti sangat pedih dan sakit.

" Ya Tuhan,baik sekali gadis ini.Sulit dijaman sekarang menemukan gadis sebaik dia apa lagi kita tidak saling mengenal . Dia membantuku dan mengobatiku dengan tulus.Beruntung sekali ibu yang melahirkannya." Gumam Hani dalam lamunannya.

Selain terpesona dengan wajah Febby yang cantik anggun dan teduh Hani merasa jika Febby adalah wanita yang baik dan tulus.Meskipun baru mengenalnya Hani bisa melihat semua kebaikan Febby dari tutur kata dan sikapnya.

" Nah udah Tante."

Lutut Hani sudah diobati dan diperban dengan rapih .Rasa sakit dan perih yang Hani rasakan sedikit berkurang.

" Wah Febby kamu pintar sekali merawat luka.Ini sakitnya udah berkurang loh nak.Terimakasih ya,ohya apa kamu juga ada yang sakit,kamu terluka? Maaf ya Tante merepotkanmu.Dimana kamu tinggal dan mau kemana kamu ,Tante anter ya!"

Febby tersenyum mendengar banyak pertanyaan dari Hani.

*****

" Begitu pah ceritanya,apa Reza salah mengambil keputusan?" Tanya Reza.

" Heem, ya ya ya.Papah paham dengan apa yang kamu rasakan.Kamu sudah melakukan hal yang baik nak,perjuangkan cintaku restu papah bersamamu.Tapi apa kamu benar-benar tulus mencintai dia za?" Tanya Waluyo penuh selidik.

Mendengar pertanyaan ayahnya Reza lantas menoleh dengan cepat.

" Apa Reza terlihat main-main pah?

Reza tulus pah,Reza benar-benar jatuh cinta kepadanya.Reza ingin menyembuhkan luka batinnya,Reza ingn menjadi alasan dia untuk selalu tersenyum.Reza ingin membahagiakan dia."

" Wah wah wah ini benar-benar definisi nyungsep cinta.Apa dia sangat cantik,apa matanya indah apa senyumnya manis apa dia putih jangan-jangan dia hitam dekil za! "

Peluk

Reza melempar bantal sofa kewajah sang ayah hingga membuat ayahnya sedikit oleng.

" Astaga ,punya anak kurang ajar banget.Gini-gini bapak kamu za,kalau tidak ada kerja keras papah siang malam tidak akan ada kamu za!" pekik Waluyo sedikit membuat Reza bingung.

Namun sepersekian detik berikutnya mereka berdua tertawa terbahak karena Reza kini sadar kemana arah pembicaraan ayahnya.

" Nah Lo ketauan papah melakukannya siang malam,tapi usaha papah patut diacungi jempol karena dalam tiga bulan pernikahan papah bisa membuat mamah hamil Reza.Bagi resep ya pah ,biar nanti Reza bisa tok cer kaya papah." Reza mengedip-ngedipkan salah satu matanya menggoda Waluyo.

" Sontoloyo kamu za! Jangan bilang kamu sudah curi start celap celup dulu mentang-mentang dia janda !" Cibir waluyo .

" Astaga naga mesum banget si papah. Mana ada Reza begitu pah,meskipun dia janda tapi dia janda baik-baik dan Reza juga anak papah dan mamah yang baik.Reza celup nanti aja pas udah halal.Tapi kalau nicil dulu boleh kan ya tipis-tipis ." Goda Reza pada sang ayah.

" Sini nicil tipis sama gunting kebun papah.Dasar anak nakal,papah sunat lagi baru tau rasa kamu."

" Aelah pah tega banget,masa iya belum nyicip apem udan mau disunat aja.Rugi dong burung Reza ." Kelekar Reza.

Ayah dan anak itu memang sesantai itu saat mereka sudah berbincang .Kadang mereka lupa kalau mereka ayah dan anak karena saking asiknya mereka ngobrol.

******

" Mas kita cari Febby?"

Ucap Widia kala suaminya duduk santai sambil menikmati secangkir kopi panas diteras rumahnya.

" Apa cari Febby? Yang benar saja kamu Wid,gak aku gak mau.Sudah baik kan anak itu pergi dari sini.Kita jadi bebas berduan dan bermesraan dimanapun kapanpun kita mau." Ucap Toni.

" Tapi mas,"

" Sudah jangan tapi-tapian.Aku merindukanmu sayang,pakailah lingerie warna merah.Tunggu aku dikamar,sebentar lagi aku datang.Punyaku sudah menggumpal didalam sana karena seharian tidak dikeluarkan." Ucap Toni.

Wida seperti kerbau yang dicucuk hidungnya,dia langsung pergi kekamarnya dan bersiap sesuai dengan perintah suaminya.

Terpopuler

Comments

Jumli

Jumli

di sini juga meluncur hadiah Thor semangat trus 💪

2024-05-08

1

Jumli

Jumli

iya, kamu jadi kerbau aja. nggak usah ganggu hidup feby

2024-05-08

1

Jumli

Jumli

beruntung, tapi ibunya tidak bersyukur

2024-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!